Doyoung menatap sendu kedua orang yang berada di depannya.
"Wan,maafin Kakak ya."
"Kakak kenapa sih dari tadi minta maaf terus."
Junghwan dibuat kesal. Doyoung sedari tadi meminta maaf terus.
"Kakak gak boleh ninggalin Ade,Kakak harus janji."
Doyoung tersenyum. "Janji."
Senyum Junghwan merekah. Tangannya masih senantiasa mengenggam tangan hangat milik Kakaknya.
"Ade,Bunda boleh minta tolong,beliin Bunda minum sayang,sekalian buat Ade juga."
Junghwan menganggukkan kepalanya,ia segera keluar dan menuju ke kantin.
"Bunda."
Jisoo sudah tidak bisa lagi menahan tangisnya. Ia segera memeluk putranya itu.
"Maafin Bunda sayang,maaf."
Doyoung mengeratkan pelukan sang Bunda.
"Bunda sayang sama Kaka,sayang banget,jangan sakit,jangan tinggalin Bunda ya ?"
"Doyoung lebih sayang Bunda."
Tangan Jisoo mengelus dengan lembut surai milik Doyoung. Memberi kehangatan bagi putranya.
Jisoo takut,takut kalau Doyoung mengalami kesakitan lagi.
"Anak Bunda harus kuat ya."
Jisoo mengecup tangan milik sang putra.
"Bunda,maafin Doyoung."
"Kamu gak salah sayang. Doyoung anak Bunda anak yang baik."
Sedari tadi Junghwan mendengarkan semuanya,ia belum pergi dari sana.
Hatinya begitu sakit,ia jadi merasa bersalah sekarang.
Junghwan tau rasanya seperti apa di benci oleh orang yang kita sayangi.
"Wan."
Junghwan tersentak kaget ketika ada seseorang yang menepuk bahunya dan memanggil namanya.
"Kak Yedam."
"Lo ngapain disini Wan ? Bukannya masuk."
"Gua mau beli minum dulu Kak,ayo Kak temenin gua."
Tanpa persetujuan dari Yedam,Junghwan sudah menarik tangan Yedam terlebih dahulu.
Akhirnya mereka memutuskan untuk duduk di bangku taman rumah sakit,setelah membeli minuman.
"Lo tau Wan,tadi pas gua ngehampirin Doyoung,tiba-tiba dia pingsan tepat di depan mata gua,Kakak lo tuh hobinya bikin orang jantungan terus."
"Lo sayang kan sama Doyoung ?"
Junghwan menganggukkan kepalanya. "Sayang banget gua Kak."
"Lo tau gak Wan,Doyoung disuru pindah jurusan sama bokap lo."
Junghwan membulatkan matanya. "Lo serius Kak ?"
"Iyalah serius,ngapain gua bohong. Makanya kan sekarang Doyoung sakit."
Junghwan berfikir kenapa Ayahnya begitu jahat. Kenapa Ayahnya bisa melakukan itu.
"Gua mohon sama lo Wan,lo terus ada disamping Kakak lo,gua takut kalau Doyoung ngelakuin hal-hal di luar pikiran dia."
Yedam mengenggam hangat tangan Junghwan.
"Kak gua juga mohon,lo selalu ada buat Kak Doyoung,cuman lo sahabatnya Kak Doyoung."
Yedam tersenyum. "Kita sama-sama buat Doyoung kuat ya."
Junghwan bersyukur,Kakaknya memiliki sahabat yang selalu ada.
Begitupun dengan Junghwan,ia bersyukur memiliki sahabat seperti Jaehyuk.
🏵🏵🏵
"Doyoung masuk rumah sakit,ini semua karena kamu."
Kata-kata itu terus terulang di telinga Jiwon.
Apa ini semua salah dirinya ?
"Enggak,Doyoung sakit bukan karena lo,dianya aja yang lemah."
Jiwon tidak peduli dengan Doyoung,yang terpenting sekarang bagaimana caranya ia harus membuat Doyoung meneruskan perusahaan miliknya.
🏵🏵🏵"Ayo sayang satu suap lagi ya ?"
Doyoung menggelengkan kepalanya. Perutnya sudah tidak bisa menampung makanan lagi.
"Mual Bun."
Jisoo menghela napas pelan. "Yaudah sekarang minum ya."
Ingin rasanya Jisoo menangis,sang putra masih terlihat pucat dan begitu lemas.
"Mana yang sakit nak ? Sini Bunda elus."
Doyoung menggerakkan tangan Jisoo ke arah perutnya.
"Masih nyeri ?"
"Sedikit."
"Jangan tinggalin Bunda Kak." Ucap Jisoo dengan mata yang berkaca-kaca.
Doyoung tersenyum. "Aku bakal terus disamping Bunda,Bunda gak perlu takut ya."
"Kamu,Hyunsuk,Junghwan,adalah harta Bunda yang berharga."
"Bunda,Kak Hyunsuk kapan pulang ?"
"Nanti Bunda telfon Kakak kamu biar cepet pulang ya."
Doyoung memeluk Jisoo dengan erat.
"Kangen ya sama Kak Hyunsuk."
Doyoung menganggukkan kepalanya.
"Semoga aja masih ada waktu buat ketemu Kak Hyunsuk."
🏵🏵🏵
Akhirnya aku update juga :(
Makasi buat yg udh nungguin :(
24-Januari-2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye || Kim Doyoung
Fiksi RemajaSequel,Wound smile || So Junghwan Harap membaca terlebih dahulu yang pertama ~~~~~~ Kini semua tak lagi sama. Aku merasa sudah terlalu jauh dan terabaikan