Hyunsuk benar-benar tidak tenang,ia begitu gelisah.
Kemarin malam sang adik—Junghwan menelfon dirinya,sambil menangis.
Kak. Pulang.
Wawan takut.
Ayah jahat sama Kak Doyoung.
Rasanya ia ingin pergi ke rumah saat itu juga. Memeluk adiknya dan menenangkannya.
Ia memutuskan untuk membeli tiket pesawat hari ini,keadaan rumah sudah kacau,dan ia harus bisa membenahinya.
Hyunsuk tidak habis pikir dengan sang Ayah,dulu Junghwan yang dibenci,sekarang Doyoung.
Kenapa sang Ayah tidak membenci dirinya saja.
Ia merasa gagal menjadi seorang Kakak. Kenapa ia tidak bisa menjaga adik-adiknya dengan baik.
Tuhan tolong bantu Hyunsuk untuk memperbaikinya.
🏵🏵🏵
Doyoung merasakan sakit luar biasa di perutnya. Nyeri yang terasa kemarin,belum kunjung hilang juga.
Tapi rasa sakit yang ia rasakan,ia sembunyikan,ia tidak ingin membuat sang Bunda khawatir.
"Anak Bunda,mau makan gak?"
Doyoung menggelengkan kepalanya.
"Terus sekarang kamu mau apa nak?"
"Mau sama Bunda aja."
Jisoo tersenyum. "Manjanya anak Bunda."
"Boleh gak,kalau perut Doyoung di usap dengan tangan lembut Bunda?"
"Perut kamu kenapa? Sakit ?"
"Enggak,pengen aja diusap Bunda." Doyoung terpaksa berbohong.
"Manjanya anak Bunda."
Kehangatan seperti ini yang Doyoung rindukan. Ia berharap bisa merasakan selamanya.
Tidak hanya sesaat.
Doyoung tidak ingin meninggalkan orang-orang yang ia sayangi. Biarkan Doyoung di dunia ini sedikit lebih lama lagi.
Ia begitu merasakan sakit luar biasa di bagian perutnya,dan rasanya ia ingin muntah,tapi ia tidak ingin membuat sang Bunda khawatir.
Jadinya ia terpaksa menahannya.
"Bunda udah makan ?"
Jisoo menggelenggkan kepalanya. "Belum sayang."
"Makan dulu Bunda,nanti kalau Bunda juga ikuttan sakit gimana ?"
Jisoo tersenyum. "Yaudah Bunda ke kantin dulu ya."
"Jangan lama-lama ya Bunda."
"Iya,anaknya Bunda yang gemessin." Jisoo mengusak gemas rambut Doyoung.
"Bunda,jadi berantakan rambut Doyoung."
Jisoo pun meninggalkan Doyoung,untuk pergi ke kantin rumah sakit sebentar.
Ketika Doyoung sudah melihat Bundanya keluar dari ruang rawatnya. Ia segera bergegas ke kamar mandi,karena ia sudah tidak tahan.Hoek...
Hoek...
Yang keluar hanya cairan bening berwarna putih saja. Tapi tetap saja Doyoung masih merasa mual.
Tanpa Doyoung tau ternyata Junghwan datang ke kamar rawatnya.
"Kakak ?"
"Kakak dimana ?"
Junghwan tidak menemukan Doyoung.
Lalu ia mendengar suara seperti seseorang sedang muntah. Langsung saja ia mendekati kamar mandi.
"Kakak didalam ?" Junghwan mengetuk pintu kamar mandi.
"Kak,jawab Wawan !"
Hanya suara muntahan saja yang terdengar. "KAKAK."
Junghwan terus saja berusaha membukan pintu kamar mandi. "Kak,jangan buat Wawan khawatir."
Doyoung masih dalam posisi yang sama,berusaha mengeluarkan yang berada di perutnya,yang membuatnya menjadi mual seperti ini.
Ia tau Junghwan berusaha membuka pintu kamar mandi,tapi ia enggan untuk membukanya.
Ia tidak mau terlihat lemah di mata sang Adik. Biarkan ia memuntahkan isi perutnya terlebih dahulu,serasa sudah mendingan baru ia akan membuka pintunya.
Junghwan masih berusaha untuk membuka pintu tersebut. "Kak,buka."
Tak lama kemudian Doyoung keluar dari kamar mandi.
Wajah pucat Doyoung,membuat Junghwan terkejut.
"Kak."
Doyoung hampir saja terhuyung jatuh. Dengan sigap Junghwan langsung memegang sang Kakak.
"Mana yang sakit ka ? Bilang sama Wawan."
Doyoung berusaha tersenyum. "Gak ada yang sakit Wan."
"Bohong."
Junghwan tidak bisa dibohongi.
Junghwan membantu Doyoung,merebahkan sang Kakak di atas tempat tidur.
Tapi sebelum sampai disana.
Doyoung jatuh pingsan,untuk ada Junghwan disampingnya.
"Kak."
Junghwan berusaha membangunkan Doyoung.
"Kak,jangan buat Wawan takut."
Junghwan begitu takut sekarang.
🏵🏵🏵
Halo gaisss.......
Wah sudah lama sekali ya hehe
Ada yang kangen gak nih ?
Maap ya aku jarang update :(
Komen sebanyak-banyaknya biar aku cepet update,maaciiii😙
Selamat berpuasa ya teman-teman
09-April-2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye || Kim Doyoung
Fiksi RemajaSequel,Wound smile || So Junghwan Harap membaca terlebih dahulu yang pertama ~~~~~~ Kini semua tak lagi sama. Aku merasa sudah terlalu jauh dan terabaikan