"Nee Rui,jangan lupa untuk minum obat mu tepat waktu Lo yah.Dan juga jangan lupa untuk kasih orang itu inhaler yg sudah aku belikan tadi" ucap Hayashi-san yg udah di depan pintu keluar apartemen gue, sumpah deh dia tu kek emak² bener.
"Hmm...tapi kenapa ada dua inhaler disini?" Tanya gue heran.
"Yang satunya buat kamu"
"Hah?Gak butuh!"
"Eyy enggak nerima penolakan, pokoknya simpen tuh inhaler nya!"
"Tapi sesakku gak pernah kambuh!Buat apa coba!"
"Kita tidak tau apa yg akan terjadi kedepannya,aku juga tidak ingin mengulangi kesalahan yg sama seperti dulu.Jadi tolong turuti saja perkataanku,karna itu juga demi dirimu Rui" jelas Hayashi dengan muka khawatir sekaligus sedih.
Gue jadi ngak bisa bales kata-katanya, karna sepertinya Hayashi-san masih inget kejadian waktu gue kambuh sangat parah dulu.
"Hhhh... baiklah,aku akan menyimpannya" balasku dengan sedikit senyuman kecil.
Hayashi-san membalas senyuman gue dengan senyuman juga,serta tak lupa melambaikan tangannya.
Setelah Hayashi-san pergi,gue masuk kedalem lagi dan ternyata si rambut tomat masih belum bangun.Gue menatap kesal tuh bocah tomat,enak bener dia bobok syantik pake kasur king size empuk punya gue.Tapi salah gue juga sih yg bawa dia kesini,au ah bodo amat.
Akhirnya gue rebahan di sofa dulu gue,sambil nungguin si tomat bangun.Gue menatap inhaler yg dikasih Hayashi-san, sebenernya gue bener² gak butuh karna sesak gue ngak pernah kambuh samsek.
Tapi ngeliat wajahnya Hayashi tadi bikin hati gue luluh,kasian juga nginget masa lalu yg bikin dia sempet cukup trauma.Gue pun naro tuh inhaler ke kotak laci obat, terus inhaler satunya gue taro di sebelahnya si tomat.Sekilas gue ngeliat jari-jarinya si tomat gerak² dikit,dan wajahnya mulai berekspresi kek lagi mimpi buruk.
Jadi, gue pun otw ke dapur dulu.Mau buatin teh anget.
.
.
.
.Author on' PoV
Setelah selesai membuat teh, segera saja Rui kembali ke kamarnya.Dan pas sekali saat kedua manik Crimson orang asing yg tak dia kenal itu terbuka secara perlahan.
"Eunh..."
"Ah,kau sudah bangun" ucap Rui sembari meletakkan nampan tehnya di meja berlaci yg dekat dengan kasurnya.
"E..eh..kau kan...yang tadi"
"Hm..iya.."
"D-dimana aku?" ucap si Crimson bertanya-tanya,karna sekitarnya terlihat sangat asing.
"Kamarku" jawab Rui singkat.
Seketika si Crimson langsung terkejut dan memeluk tubuhku sendiri, terlihat dia mengecek-ngecek apakah sesuatu terjadi padanya saat dia tak sadar tadi.
Setelah dirasa dirinya terlihat baik-baik saja,ia pun menghela nafas lega.Dia jelas sangat ingat nasehat dari onii-san nya jika dia ada dikamar seseorang yg tak dikenal harus waspada,karna bisa saja terjadi sesuatu pada tubuhnya saat dia tak sadar tadi.
"Hei... tubuhmu baik-baik saja,aku tidak melakukan apa-apa kok" ujar Rui tenang menuangkan teh kedalam cangkir.
"O-oh.. benarkah?Tapi kata Yama-"
"Earl grey?" tawar Rui memotong perkataan si Crimson.
"H-hah...?"
"Apa kau tak suka teh Earl grey?"
"O-oh..teh ya,tentu!aku suka teh" balas si Crimson cepat mengambil cangkir teh yg Rui pegang.
Kedua manik Crimson nya menatap kagum sebentar teh buatan Rui, setelah puas menatap teh yg berbau sedap itu diminumlah teh jenis Earl grey itu.
Seketika manik Crimson nya melebar setelah mencicipi teh itu,selain harum dan juga segar teh itu juga memiliki rasa yang ringan.Sangat cocok jika pagi hari dia minum teh itu.
"Enak sekali!!!" ucapnya senang.
"Souka.." Rui hanya mengaduk-aduk teh dicangkirnya,dan tidak reaksi untuk meminum teh itu sama sekali.
"Emm..kenapa tidak diminum?" tanya si Crimson membuyarkan lamunan Rui.
"Ah..lie..aku hanya sedang memikirkan sesuatu" Rui segera meminum tehnya,dan sebuah senyum terlukis diwajahnya setelah meminum teh buatannya itu.
"Hm..rasa yg sempurna.." ucap Rui menikmati rasa teh nya.
Si Crimson yang melihat tingkah Rui barusan sedikit terkagum,karna wajah Rui yang datar tadi saat tersenyum benar-benar ikemen kemanis-manisan gitu.Pokoknya dia terpukau lah sama wajahnya Rui.
"Ah...Ano..."
"Nani?mau bertanya?Silahkan.." ucap Rui santai yg masih menikmati teh nya.
"Na..namaku Nanase Riku!" ujar si Crimson memperkenalkan dirinya dengan tegas karna dia tadi sedikit gugup entah kenapa.
"Aku Rui,salken Nanas..." balas Rui yg masih santuy nikmat-nikmatin teh,kalo dah kena teh jadi gini nih dia.
"Nanas?namaku Nanase!Kurang e !" protes Riku.
"Lebih bagus Nanas, seperti nama buah di Indo" balas Rui yg tak peduli dengan protesannya Riku,dia masih santuy ngeteh.
"Hah?Nanas!?Indo?Apa itu?!" bingung Riku.
"Tanya Go*gle gih" bales Rui lagi yg menyantuy.
"Chotto...ponselku dimana?Ah,ini...Wah! Baterai nya habis!!!"
"Douzo~" ucap Rui memberikan ponselnya,dan sudah tertera buah yg bernama nanas di indo.
"Heee...namanya kok Nanas!!!"
"Nah,Nanas...kamu harus bisa menerima faktanya ok?" Rui nepuk-nepukin bahu Riku,berharap yg bersangkutan tabah menerima kenyataan hidup.
"Tidak!Mana Bis-uhuk...uhuk..."
Riku langsung terbatuk-batuk saat sebuah angin yg masuk dari jendela mengenainya.Rui yang tadi menyantuy langsung meletakkan cangkir tehnya dan memberikan Riku inhaler, dengan segera Riku memakai inhaler itu dan kini tubuhnya sedikit lebih baik.
Setelah itu Rui tiba-tiba berdiri dan berjalan ke arah jendela dan menutup jendelanya langsung.
"Sepertinya benar karna pengaruh musim asma mu jadi kambuh" ucap Rui kembali duduk di kursi dekat ranjangnya.
Riku sedikit terkejut,darimana Rui tau dia punya asma.Bahkan sampai inhaler pun dia seperti sudah sengaja menyiapkannya.
"K-kau.. bagaimana bisa-"
"Aku membawa dokter kemari,karna kau bilang tidak mau kerumah sakit.Makanya aku bisa tau soal penyakitmu itu Nanas" jelas Rui,yang sudah bisa menebak apa yg akan Riku tanyakan tadi.
"Ah,arigatou..."
"Baterai mu lobet kan,sini biar aku cas" ucap Rui mengambil ponsel Riku.
"Eh,iya... sekali lagi arigatou..."
.
.
.
.TBC