Takanawa Hospital...
Mobil Trigger berhenti didepan Rumah sakit terbaik itu, sedikit tak percaya Rui meminta diantar kerumah sakit mahal itu.
Rui melepaskan sabuk pengamannya, membuka pintu mobil dan akan melangkah keluar. Tetapi dengan cepat Tenn menahan pergelangan tangannya, membuat Rui menatap kakak si Nanas dengan tanda tanya.
"Kau..akan masuk sendiri?apa perlu aku mengantarmu?dan apakah kau sempat membawa uang?"tanya Tenn bertubi-tubi.
"Tidak usah khawatir,aku sudah langganan disini.."balas Rui tersenyum kecil, "lagipula idol terkenal seperti kalian pasti lelah karna jadwal yang padat,jadi manfaatkanlah waktu sebaik mungkin"lanjutnya melepaskan tangan Tenn.
Membuat ketiga anggota Trigger terkejut karna Rui ternyata tau soal mereka.
"Ah..jadi kau sudah tau.."
"Gaku-san, jangan berpikir aku bodoh. Acara tv favoritku selalu terganggu karna kalian, entah itu iklan atau berita, wajah kalian terlalu sering muncul hingga aku bosan dengan tv ku sendiri"jelas Rui menatap Trigger sinis.
"A-ah..kalau boleh tau judul acara tv favoritmu itu apa Rui-kun?"tanya Ryuu berkeringat dingin, masalahnya Rui semakin sinis menatapnya dan aura mencekam seperti tadi muncul kembali dan hawanya semakin tak enak.
"Hentikan tatapan sinis itu,dan usir teman-temanmu itu Rui"ucap Tenn sarkas.
Mendengar kata teman-temanmu tentu membuat Gaku dan Ryuu kebingungan. Masalahnya hanya ada mereka dan dimana teman Rui?
"Heh.. setelah tau aku memiliki kemampuan seperti Riku kau jadi berani ya"ucap Rui mengangkat alis.
"Karna aku tau kemampuan adikku itu dari kecil,jadi aku sudah terbiasa.
Dan jangan terlalu mudah percaya pada yang seperti itu,duniamu dan mereka berbeda.Biarkan mereka menjalani kehidupan mereka, dan kau jalanilah kehidupanmu sendiri" jelas Tenn menasehati."Haa..kau benar, tapi bicaramu itu terlalu gampang karna kau tidak bisa melihat mereka. Dan sebagai yang bisa melihat dunia mereka kau tidak akan pernah tau rasanya Tenn-san" balas Rui membungkam Tenn.
"Disuguhi pemandangan dunia yang berbeda dari yang orang normal lihat akan membuatmu bertanya-tanya, kenapa harus aku yg begini?Dan Riku termasuk sosok kuat bisa menghadapi semua itu"Rui berjalan menjauh,lalu membalikkan badannya dan melambaikan tangan pada mobil Trigger.
"Kalian bisa pergi, tidak perlu mengantarku pulang karna apartemenku tidak jauh dari rumah sakit ini"ucap Rui menyuruh Trigger pergi.
"Oh, dan hati-hati dijalan"imbuhnya lagi.
Dan setelah itu Rui berbalik badan, dan berjalan masuk kedalam rumah sakit. Tidak memperdulikan mobil Trigger yang masih belum berjalan, karna orang-orang didalamnya saja belum mengatakan kata-kata perpisahan satupun dan menatap punggung Rui yang perlahan mulai menghilang.
"Kenapa rasanya Rui-kun seperti ingin cepat-cepat pergi yah?"-Ryuu.
"Mungkin karna dia tidak betah dengan Tenn"-Gaku.
"Sobaman,jika anak itu tidak betah tidak mungkin dengan nyamannya dia bersandar padaku bodoh"-Tenn.
"Sudah-sudah!Ayo kita pulang sebelum makin larut"ucap Ryuu menghentikan langsung debat leader dan centernya itu.
.
.
Rui on' PoV..
"Rui, jangan kelelahan dan minum obatmu. Kau mimisan hari ini karna kelelahan. Apa kau tidak istirahat? Setauku waktu tidurmu itu banyak deh"omel Hayashi sama gue, pasien kesayangannya yang lagi enak² tidur dibrankar sambil meluk guling bonus selimut anget cuy. Yeah, serasa kasur sendiri jadinya.
"Gak bisa tidur, kasurnya dipake Riku"kata gue nyari alesan, sorry yah Rik gue jadiin elu alesannya.
"Riku?ah, anak yang tadi bukan?"
"Iya,tadi juga gue anterin pulang anaknya. Dicariin soalnya"
Seketika Hayashi memandang gue sambil nyipitin mata, tinggal tambah kumis panjang tuh Hayashi dah persis ketiplek kayak orang China.
Dan gue sadar tatapan Dokter khusus gue mengarah pada baju yang gue pake. Kaos lengan panjang tipis, seketika garuk-garuk pipi gue sambil ngelirik kearah Laen.
"Rui..kau tidak keluar hanya dengan kaos tipis begitu kan?mana jaketmu?" kata Hayashi ngeintrogasi gue.
"Bentar..g-gue bisa jelas-.."
'BLETAK!!
Setelah dapet tempeleng rasa kasih sayang dari Hayashi,muka gue auto kena lempar jaket tebel. Tebelnya ngalahin dosa gue keknya.
"Pulang, minum pil, dan istirahat! Itu yang harus kau lakukan saat ini, aku tidak mau tau pokoknya"perintahnya ke gue yang cuma muter bola mata.
Sampe tiba-tiba doi ngomong...
"Awas saja jika kau kelayapan mampir nangkring dipohon-pohon nyisirin setan, kuberi air suci dari gereja dan salib nanti apartemenmu!"ancemnya ke gue.
Dan gue langsung lempar selimut saat itu juga, dan jaket juga udah terpasang keren dibadan gue.
Kalo dah ngacem gitu, terpaksa dah gue nurut daripada rumah gue sepi kagak ada setan. Kesepian cuk, justru lebih serem sepi kagak ada setan ato orang kan berasa akting film horror beneran guenya.
"Iya²! Ini mau pulang, jangan macem-macem lu Hayashi-san! Gue udah terlanjur sayang sama setannya, eh malah elu usir kan kagak lucu"
'BLETAK!!
Nah...
tertempeleng lagi kan😑
"ELU YANG GAK LUCU!SAYANG KOK SAMA SETAN. BAKAYAROU!!!"teriak Hayashi-san ngamuk, lama-lama makin tua nih orang gegara gue yang udah semeresahkan setan.
"iya dah iya gue salah, dan Hayashi-san bener. Dah, mau balik!"kata gue yang langsung ngacir pergi.
"JANGAN NANGKRING DIPOHON!!"
Elah masi aja, sesering itukah gue nakring dipohon?
.
.
Sekarang gue otw pulang ke apart, sambil jalan kaki itung-itung olahraga walau dah malem.
Dan sebelum sampe apart, dalam perjalanan gue harus ngelewatin taman besar yang ditengahnya itu tempat konser sang legenda.
Hmm apa ya namanya kalo gak salah itu..ze..are..Ah. Iya!
Zero Arena
Langkah gue berhenti, terus kaki gue malah belok ke tempat tuh Zero Arena. Katanya kalo malem pemandangannya bagus, jadi mau nyoba liat bentar soalnya semenjak gue dateng kesini sama sekali belum sempet nyoba.
Ini gue bukan nyari alesan buat nangkring dipohon yak, ini murni penasaran gue! Moga aja Hayashi gak marah kan gue cuma jalan-jalan bukan nangkring ye kan?
Gak lama gue sampe, gue berdiri didepan pager pembatasnya. Kesan pertama gue liat nih Zero Arena kenapa langsung kebanyang Teater Keong Emasnya di Indo dah? Perbedaannya pinggiran keong Emas daratan sementara Zero Arena lautan.
"Rui..Rui.. bisa-bisanya tempat legend begini lu miripin sama Keong Emas.."
"Keong emas? tempat seperti apa itu?"
Mata gue terbelalak lebar, badan gue juga langsung jadi patung kek batu begitu denger nih suara berat yang udah lama gak gue denger.
Ah,bahkan gue juga gak Sudi ketemu sama nih orang.
Gue noleh kesamping,dan bener. Tuh orang tiba-tiba aja udah ada disamping gue.
"Sudah lama ya, Ruiki..."
"Cih, sepertinya ini hari sial untukku"
"Hm..jadi bertemu denganku adalah kesialan?"
"Pikirkan sendiri. Kujo Takamasa.."
.
.
.
.TBC