Hukuman

183 18 5
                                    


"Haaaaaah..."

"Doushitano Riku? Daritadi kau menghela nafas terus?" tanya Mitsuki pada center imut itu.

"Ah,tidak! Siapa juga yang menghela nafas?" bantah Riku.

Bantahan Riku dihadiahi Iori sebuah vidio diponsel baru si raven yang menunjukkan detik-detik Riku yang selalu menghela nafas berat.

"Lima kali kau melakukan itu dan masi ingin mengelak?" tegas Iori membuat si Crimson terbungkam, dan mengembungkan kedua pipinya.

'Ah.. imutnya..'

"Bukan apa-apa kok, dan lagi kapan kita akan tampil? Aku ingin ini cepat selesai, " serunya pada teman debatnya itu.

"Oh Riku, tumben sekali, watashi jadi curiga..?" selidik Nagi menyipitkan mata.

"Hm, semenjak kejadian semalam kau jadi terlihat tidak sabaran. Dan ingin cepat-cepat menyelesaikan semua pekerjaanmu," tambah Sougo yang ikut curiga.

"A-aku.."

"Riku, tolong jangan disembunyikan sendiri lagi.." kali ini Mitsuki menggenggam tangan yang lebih muda, menatap penuh mohon tepat di warna mata Crimsonnya.

Riku hampir luluh, tapi diluar dugaan ia bisa menahannya dengan segera memalingkan wajah agar tidak menatap wajah Mitsuki lebih lama lagi. Jika diteruskan mungkin dia akan membuka mulutnya tadi.

Tapi tiba-tiba, lengan milik Riku ditarik. Iori, dia menarik lengan centernya itu dan membawanya pergi keluar dari ruang mereka meninggalkan anggota lain yang terkejut dengan raut wajah Iori yang menarik Riku barusan.

"Iori marah.." ucap Yamato yang sadar dengan wajah seram anggotanya yang masi mudah itu.

"Kau benar Ossan,..habisnya Riku keras kepala juga" Mitsuki setuju, wajah adik kecilnya itu tadi sungguh seperti ingin mengamuk.

"Semoga Rikkun baik-baik saja, Iorin kalau sudah begitu biasanya sangat seram.." ujar Tamaki, Sougo yang berada didekat pemuda berbadan tinggi itu mengusap bahunya pelan.

"Asalkan kau tidak keras kepala Iori akan tetap biasa saja Tamaki-kun,"

"Aku selalu baik So-chan,"

"Benarkah?"

"Iya, buktinya aku selalu menurut padamu sekarang,"

Sougo mengulum senyum gemas, dan telapak tangannya kini beralih ke atas kepala Aquamarine milik sang partner.

"Ha'i.. Ha'i.. Tamaki-kun sudah bekerja keras.." puji Sougo membuat Tamaki tersenyum lebar.

Melihat interaksi gemas unit Mezzo membuat trio phytagoras ikut merasa gemas sendiri sebagai penontonnya.
Andaikan saja fly away bisa begitu juga mungkin bisa-bisa mereka pingsan.

.

.

Disebuah toilet, pemuda raven kini sedang mengukung rapat lelaki manis yang tadi ditariknya. Membuat Riku berusaha keras menutup rapat bibir merahnya agar tidak mendesah karna kaki panjang milik Iori semakin menekan selangkangan miliknya.

Membuat sesuatu didalam sana menegang akibat tekanan yang Iori lakukan terus menerus, dan Riku juga belum menjawab satu kata pun soal pertanyaan yang Iori lontarkan.

"Kau masi tetap ingin diam Nanase-san..?"

"ngh--a..aku--"

"Katakan..!" tangan Iori mengusap area tegang milik Riku, membuat tubuhnya gemetar. Tetapi itu tidak membuat Riku menjawab, dan Crimson kecilnya itu masi saja keras kepala.

"I--iori..tung--!..Ah!"

"Nanase-san.." kali ini Iori berbisik dengan seduktif sembari meremas benda tegang yang tertutup oleh kain berbahan itu dengan kuat, membuat tubuh yang dikukungnya melenting indah dan akhirnya menyerah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[ Idolish7 x male! Oc ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang