Bersama Trigger

154 19 4
                                    

"Tenn-nii, bawa mobilnya jangan ngebut!"

"Iya Riku, astaga, kau sudah mengatakan itu lebih dari 3 kali"

"Jangan khawatir Riku, Gaku ahlinya dalam menyetir"kata Ryuu mencoba menenangkan kegelisahan Riku.

"Cih,mana berani sobaman ini ngebut Ryuu. Dia kan anak manja yg sukanya minta disetirin"

"Diam kau anak iblis! mulutmu itu sekali saja tidak bisakah membuat masalah!"balas Gaku menatap sinis kearah spion kaca tengah.

Menatap tajam Tenn yang duduk di kursi belakang bersama Rui yang sedang menyandar di bahu pria sang center Trigger itu.

"Haaa..tolong jangan berisik.."mohon Rui memegang sisi kepalanya yang pusing serta dadanya mulai merasa tak enak.

Kalau disuruh memilih lebih baik Rui mendengar Riku yang cerewet daripada kakaknya dan si pria yang disebut sobaman itu.

Karna jujur mendengar mereka berkicau tiada henti, membuat kepalanya pusing dan panas sendiri karna ada saja hal yang dibuat debat.

"Tenn-nii jangan berisik!Rui-san jadi pusing lagi kan!"omel Riku kesal.

"Omeli saja dia Nanase,kalau bisa lakban saja mulut penuh julid itu"dukung Gaku.

"Dasar kau Sobam-eh!"merasakan telapak tangannya digenggam erat, Tenn reflek menatap Rui.

Terlihat sekali keringat membanjiri sekitar dahi anak muda itu,dan wajahnya juga terlihat lebih pucat sekarang. Dan jantung Tenn dibuat was-was saat terlihat jelas sekali Rui kesulitan bernafas.

Tidak..Lebih tepatnya Rui memang sedang sesak nafas sekarang.

"Riku,inhalermu!berikan padaku cepat!"titah Tenn pada si Crimson.

"Inhaler untuk ap-"

"CEPATLAH!"

Mendengar bentakan Tenn,Riku tanpa berpikir dua kali langsung mengeluarkan inhaler dari saku jaket. Dia masih membawa inhaler pemberian Rui itu saat dia berada di apartemennya.

Tenn langsung saja menyambar inhaler yang berada di telapak tangan Riku,mengocok inhaler itu sebentar. Lalu Tenn memiringkan kepala Rui sedikit kebelakang.

"Tarik nafasmu dan hembuskan perlahan.."ucap Tenn memberi instruksi.

Rui menurut, dan melakukan apa yang Tenn katakan. Setelah melakukan itu, Tenn memasukkan ujung inhaler kedalam mulutnya.

"Jangan digigit, hisap saja obatnya perlahan-lahan"lanjut Tenn lagi.

Menuruti Tenn lagi,dengan respon cepat Rui menghisap obat asma itu.
Beberapa menit, dan tak lama kemudian sesak nafasnya mulai menghilang perlahan lahan.

Sesaknya hilang,tapi wajahnya masih pucat dan keringat membanjiri tubuhnya. Rui mengangkat kepalanya dari bahu Tenn,menatap si pemilik surai soft pink itu dengan senyum tipis.

"Terimakasih.."ucap Rui pelan namun bisa didengar oleh Tenn.

"Rui-san!kau juga punya asma?"tanya Riku dari kaca jendela mobil.

Kejadian barusan terekam jelas di mata Crimsonnya,dan itu menambah kekhawatiran Riku melihat Rui yang terlihat sangat tersiksa barusan.

Rui menggelengkan kepala," tidak, aku tidak punya penyakit asma. Tapi sesak nafas ini muncul karna hal lain"
netra Rui menatap Tenn dan Riku bergantian.

"Dan maaf,aku tidak bisa memberi tahu kalian"tegas Rui membuat Riku kecewa.

Sementara Tenn hanya bisa menghela nafas, walau sedikit kecewa dan penasaran tapi Tenn paham. Itu pasti privasi tersendiri untuk anak bernama Rui itu. Jadi dia harus menghargainya, lagipula dia bukan siapa-siapa anak itu.

[ Idolish7 x male! Oc ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang