"Hoamm...kenapa kita keluar malam-malam begini Rui-san.." rengek Riku yang berjalan mengikuti Rui dari belakang dengan jaket tebal punya Rui.
Hampir tengah malam,dan tiba-tiba Rui mengajak Riku keluar.Dan malam ini benar-benar sangat dingin,hingga Riku memasukkan kedua tangannya kedalam saku jaket tebal milik Rui.
Sementara Rui sendiri hanya memakai kaos hitam lengan panjang yang tipis,dan Riku salut pada pemuda itu yang tidak mengeluh sama sekali padahal hawa malam ini sangatlah dingin.
Tapi beberapa kali Rui terus menghela nafas, mengeluarkan asap udara dari mulutnya. Menikmati hal yang dilakukan dengan kedua tangan yang berada didalam saku jeansnya, dan masi berjalan dengan santai membuat Riku hanya bisa kagum melihat semua hal yang Rui lakukan.
"Rui-san.. kenapa kau masi bisa-bisanya sempat keren, aku iri..." ucap Riku yang kedinginan.
Rui sendiri hanya mengangkat alis, berhenti mendadak menatap Riku penuh tanda tanya.
"Mak-maksudku kenapa kau bisa bersikap keren, padahal cuaca sekarang dingin banget loh. Dan lagi kau tidak memakai jaket.." jelas Riku yang paham sikap Rui barusan.
Penjelasan Riku membuat Rui menatap langit malam, dan lagi, dia mengambil nafas dan menghembuskannya kembali.
"Karna aku suka.."
Riku terkejut, barusan Rui menjawab apa yang dia katakan.
"Hah?suka?Rui-san suka dingin?"
"Iya, rasanya menenangkan, walau sekarang aku kedinginan."
"J-jangan begitu, kau menyiksa diri namanya!"
"Tidak apa-apa..."
Riku hanya mengembungkan pipi kesal, mengejar Rui yang tau-tau sudah sedikit jauh dari jaraknya.
●
Rui on' PoV
Gue cuma bisa nyengir, ngeliat si nanas alias Riku ngejar gue yang udah jauh. Jujurly gue heran kok dia baru sadar gue tinggal,lagian tuh anak kebanyakan mikir coba.Setiap gue ngeluarin kata-kata pasti dipikir keras sama tuh anak.
"Rui-saaaan..tungguin!"
Akhirnya tuh Riku berhasil ngejar, dan ngesejajarin langkah gue. Bisa terpampang jelas muka keselnya, imut sih tapi masi imutan gue. Bentar kok gue jadi kepedean gini??
"Rui-san! Lagian kita mau kemana?jawab dong jangan diem aja!" tanya si Nanas lagi, pake nada kesel, maklum belum gue jawab pertanyaan tadi di awal.
"Balik ke dorm mu" jawab gue simple.
Dan si nanas langsung diem gaya batu, melotot ke arah gue tajem yang terpaksa gue ngehentiin jalan gara-gara doi diem gaya tiang listrik jalan.
"Balik ke dorm,kenapa gak besok aja sih Rui-san?"katanya kesel, dan gue cuma benerin posisi kacamata sambil natep si nanas yang keliatannya tambah kesel.
Maklum ae, udah enak-enak tidur malah disuruh bangun. Gue tau kok perasaan lu Rik. Tapi jangan salahin gue, salahin para pawang elu yang kalo telfon gak peduli pulsa bakal abis ato enggak.
"Disuruh kakakmu tadi, jadi bukan salahku.." jawab gue, tuh anak malah melotot tajem lagi sambil bilang...
"TENN-NII!!"
"Anak anj-eh astaghfirullah!"nyebut kan gue jadinya, nih anak tereak kaga aba-aba. Eh tapi gue Kristen anjir, dah lah gpp.
"Kenapa gak bilang sih?!"
"tadi telfon tapi kau enak-enakan tidur, terus kujawab dan langsung diberi berbagai kata-kata mutiara" jelas gue, si Riku malah miringin pala bingung.
"Kata-kata mutiara? Sejak kapan Tenn-nii bisa ngeluarin mutiara dari mulutnya?"tanya Riku polos, dan gue auto nempeleng palanya dengan kasih sayang.