Dunia Para Dewa

34 1 0
                                    

Akademi Dunia Dewa adalah tempat kelahiran dewa-dewa yang akan menempati posisi sesuai dengan nilai-nilai yang terbentuk selama mengikuti pelatihan dan pendidikan Sekolah Dewa. Para siswanya harus melewati seleksi ketat selama 1 tahun agar bisa masuk sekolah itu, ditahapan awal jika sudah tidak lulus seleksi maka kembali menjadi rakyat dewa biasa. Namun jika dapat lulus seleksi maka akan diterima menjadi siswa dewa dan menjalani pendidikan selama 3 tahun. Kemudian naik menjadi calon dewa dan menjalalani pendidikan selama 3 tahun. Lalu ketika dinyatakan lulus secara resmi akan menyandang nama dewa dengan jabatan dan posisi sesuai tugasnya.

Seperti halnya siswa Ka dan siswi Sa yang sudah masuk menjadi siswa siswi di Akademi itu. Mereka sudah masuk tahun ketiga dan sebentar lagi akan ada ujian kenaikan tingkat.

"Sa, kemana. Buru-buru amat." Panggil siswa Ka kepada siswi Sa yang terlihat berlari menuju perpustakan Dewa dan hanya membalas lambaian tangan. Diikuti Siswi De dibelakangnya yang juga berikan tanda ajakan kepada mereka.

"Pada panik amat ya, ujian mah dibawa santai aja." celetuk siswa Be yang duduk disebelah siswa Ka dengan santainya.

"Jangan terlalu santai Be, giliran nanti nggak naik malah iri" kata siswa Ka sambil membuka bukunya.

"Tenang ajalah, pamanku kan punya pengaruh di Sekolah ini. Aku pasti naik" kata Be dengan percaya diri.

Mereka berempat kenal sejak masuk pendaftaran dan sering bersama. Tanpa disadari De tertarik dengan Ka, sedangkan Ka dan Sa sudah lama berhubungan diam-diam belakang mereka. Karena ketatnya pendidikan belum dibolehkan untuk berpasangan secara terbuka. Bahkan, mereka tidak bisa secara terang-terangan menunjukkan kepedulian ataupun rasa simpati dan sejenisnya. Seluruhnya harus menahan diri dan fokus dengan pendidikannya, mengingat tugas berat yang akan dijalaninya dikemudian hari. Untuk Be sendiri tidak terlalu jelas arahnya kemana, hanya saja dia selalu menggunakan kekuatan dari pamannya untuk memberikan pengaruh di Sekolah itu. Secara spesifik mereka tidak memiliki posisi pasti yang diimpikan, karena itu materi pelajaran yang diterima sangat beragam dan menguji bakat alami mereka.

Ujian selesai dan seluruh nilai bersifat rahasia, namun pengumuman hanya akan mengumunkan nama-nama yang bisa naik tingkat. Sementara yang belum harus mengulang pendidikannya atau berhenti dan berhak menjadi staf dewa dengan tingkatan posisi satu tingkat lebih rendah dari dewa. Namun, masih lebih tinggi satu tingkat dari rakyat Dewa.

Mereka berempat naik tingkat dengan beberapa siswa lainnya dan kini menyandang gelar calon dewa. Seleksi semakin ketat dan mengerucutkan siswa-siwinya menjadi lebih sedikit dengan menyesuaikan kuota formasi yang akan dibutuhkan.

"Terus begini ya Ka, kita harus terus bersama" kata Sa kepada Ka dengan memegang tangannya yang tertutup meja di Kantin para calon dewa.

"Iya Sa, kita tidak bisa dipisahkan" kata Ka dengan penuh rasa.

De yang melihat kedekatan itu dari kejauhan sangat marah kepada Sa, dia merasa telah dikhianati. Akhirnya dia melaporkan itu kepada Be.

"Kurang ajar, berani-beraninya melanggar aturan. Kita harus bertindak agar mereka dikeluarkan" kata Be dengan mengadu kepalan tangan kirinya dengan tangan kanan.

"Iya, biar mereka gagal menjadi Dewa." Tambah De dengan penuh dendam.

Mereka mengirim laporan kepada pamam Be yang berada didalam Divisi Penasehat, dia adalah Dewa Pengingat dibawah tanggungjawab Dewa Pena. Melalui kurir pengirim pesan, kurir seperti ini direkrut dari siswa Dewa yang tidak melanjutkan pendidikannya dan tergabung langsung dengan Divisi Pengarsipan dibawah tanggungjawab Dewa Arsip. Seluruh laporan dari Dunia Dewa masuk kedalam divisi ini, tugas utamanya adalah penyimpanan data dan pengiriman. Laporan diterima dan sebagai bahan pertimbangan nanti di Sidang Putusan.

Siswa Ka dan Siswi Sa tidak memiliki anggapan buruk kepada Be dan De dan selalu berusaha baik kepada dua siswa siswi itu. Saking baiknya membuat De salah paham dan mengartikannya dengan penuh perasaan, begitu juga dengan Be. Bedanya Be terlihat pintar sekali menutupi perasaannya. Dia juga ahli dalam urusan sandiwara, sehingga tidak pernah tampak isi hati sebenarnya dengan ditutup penuh senyum jahat dari wajahnya.

Tahun demi tahun berganti kelakukan Be dan De semakin menjadi-jadi, mereka terlihat semakin kompak untuk menjatuhkan Ka dan Sa dengan berbagai fitnah yang dikirimkannya melalui laporan. Sebaliknya dalam laporan Ka dan Sa selalui hal-hal yang bernilai positif dan memiliki arah perdamaian yang sejati.

Tidak ada panggilan secara langsung ketika ada pelanggaran atau laporan yang diterima sekolah itu. Mereka mengakumulasikannya untuk mempengaruhi nilai akhir dari ujian penentu nantinya. Jadi tidak ada kesempatan kedua kali dengan tidak adanya peringatan atau teguran. Ketika nanti dinyatakan gagal menjadi dewa maka akan ada tawaran posisi-posisi tertentu yang memerlukan wakil didalamnya, dengan gelar wakil dewa. Tentu saja kekuasaan wakil akan ada batasan tidak seluas kekuasan Dewa dan bisa diberhentikan kapanpun untuk dicabut gelarnya. Ketika berhenti menjadi dewa dengan normalnya masa tugas biasanya akan disebut dengan pensiunan Dewa.

Berbeda lagi dengan yang lari dari tanggung jawab atau kabur baik dari masa tugas atau sekolah maka dinamakan desersi atau pelarian. Biasanya mereka kembali ke warga dewa biasa atau menjadi pengembara di Dunia Dewa tanpa perlindungan dan beresiko untuk masuk Dunia Setan atau Dunia Fana dengan menghapus ingatannya secara otomatis.

Ujian penentu selesai dan seluruhnya menunggu sidang yang akan diselenggarakan saat itu juga.

Sidang putusan akan segera dimulai, para dewa menempati posisi yang telah ditentukan. Begitu juga dengan para siswa-siswi dewa yang menunggu hari penobatannya. Sidang dibuka dengan sambutan-sambutan dari kepala sekolah dewa, perwakilan guru dewa, dan berikutnya adalah pembacaan putusan dari ketua Dewa Kebijaksanaan.

"Setelah menimbang dan mendalami melalui berbagai pandangan, pendapat dan menyesuaikan nilai akademik para calon dewa dan dewi. Maka,"

"memutuskan."

"Calon Dewa : Be."

"Calon Dewi : De."

"Kalian berdua ditetapkan menjadi Dewa Benci dan Dewi Dengki dalam Divisi Amarah dengan bertanggung jawab membantu urusan didalam Divisi tersebut dibawah tanggungjawab Dewa Marah."

"Berikutnya, memutuskan."

"Calon Dewa : Ka."

"Calon Dewi : Sa."

"Kalian ditetapkan menjadi Dewa Kasih dan Dewi Sayang dalam Divisi Asmara dengan bertanggung jawab untuk membantu seluruh urusan Divisi tersebut dibawah tanggungjawab Dewa Mara."

"Dan Seterusnya, Memutuskan."..........

.............

"Selesai."

"Keputusan ini tidak dapat diganggu gugat dan efektif berlaku sampai waktu yang tidak ditentukan."

"Dok Dok Dok" suara ketukan palu Ketua Dewa Kebijaksananan. Sekaligus menandakan berakhirnya sidang putusan.

Disambut riuh para Dewa-dewa lainnya dan satu per satu memberikan ucapan selamat.

Dewa Kasih : "Akhirnya kita bisa resmi bersama Sayang."

Dewi Sayang : "Kasih, sekarang tidak ada yang perlu dikawatirkan lagi."

Dewa Benci dan Dewi Dengki tidak tahan melihat mereka berpelukan dengan penuh cinta dan bersumpah akan terus berusaha memisahkan mereka. "Aku tidak bisa berbuat apa-apa, maaf" kata pamanya dan ikut pergi bersama mereka.

Dewa Kasih dan Dewi Sayang menepati posisi satu dengan kantor bernama kantor Kasih Sayang, mereka menjadi satu dan bertugas untuk memberikan atau menyebarkan kasih sayang disetiap makhluk yang ada di Dunia Fana.

Untuk sementara Divisi Asmara memiliki bebagai kantor seperti kantor Cinta, kantor Suka, kantor Kasih Sayang dan kantor-kantor lainnya.

Sedangkan Divisi Amarah memiliki kantor seperti kantor Murka, kantor Kalap, kantor Benci, Kantor Dengki, Kantor iri, dan kantor-kantor lainnya.

Cerpen situ.sangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang