18 BE HERE

6 1 0
                                    

Make sure to click 🌟



-happy reading-


Matahari tampak murung hari ini. Bias cahayanya seakan tak mampu menghangatkan seluruh isi bumi. Sebagian penduduknya pun enggan untuk bersemangat menyambut pagi. Sebenarnya ada apa dengan Semesta dan bumi seisinya?

Beberapa kali Haechan mengetuk pagar besi yang tertutup rapat. Tak biasanya rumah Almira sepi dan tak berpenghuni seperti ini. Terlebih, sahabatnya itu tak memberi kabar apapun sejak semalam. Berniat untuk mengajak Almira pergi ke Kampus bersama pun akhirnya pupus. Mau tak mau Haechan bergegas meninggalkan rumah sepi dan tak berpenghuni itu.

Mungkin Almira telah pergi bersama Jeno, atau mungkin gadis itu bersama si sulung. Segala kemungkinan bisa  terjadi bukan? Itulah yang bergemuruh di pikiran Haechan selama berjalan menyusuri Kampus.

"Oy!!" 

Seseorang berteriak dari arah lapangan basket. Sontak Haechan menolehkan kepalanya dan berhenti sejenak. Terlihat Jeno berlarian ke arahnya sembari membawa bola basket dengan peluh yang menghiasi dahinya.

"Mana si Al?" Tanya Jeno sebab ia tak melihat Almira bersama Haechan.

Yang diberi pertanyaan pun gelisah karena dirinya kira Almira sudah pergi bersama lelaki yang ada di depannya. "Loh? Gak sama lo?"

"Lah?"

Keduanya saling melempar tanda tanya dan mencetak kerutan pada dahi mereka. Dengan terburu-buru Jeno mengeluarkan ponsel pada saku celananya. Berusaha menghubungi Almira. Sekali, dua kali ia gagal menyambungkan panggilan sebab ponsel Almira tidak aktif.

"Lo udah ngehubungi Bang Jaehyun?"

"Tanya Jaemin wae lo abis ini ada kelas bareng dia kan?"

Jeno berdecak. Jaehyun pun tak dapat dihubungi. Sebenarnya kemana Almira dan satu keluarga ini? Keduanya memutuskan untuk mencari Jaemin. Hanya dia satu-satunya yang dapat mereka harapkan.

Berjalan cepat hingga berlarian kecil, akhirnya mereka berdua bertemu Jaemin di depan kelas. Dengan sama-sama memperlihatkan raut wajah khawatir dan penuh telisik.

"Jae--"

"Jen--"

"Almira dimana?!" Haechan sudah tak bisa menahan rasa khawatirnya.

Jaemin menggeleng. Satu hal yang harus ia katakan pada kedua sahabat Almira. "Gue sama saudara-saudara gue gak bisa ngelihat Al ada dimana."

"Hah?!" Haechan hampir tak percaya dengan apa yang dikatakan Jaemin tentang fakta yang cukup membuatnya bertanya-tanya mengapa bisa?

"Jadi maksudnya ini lo juga gak tau dimana Almira?" Telisik Jeno. "Hilangnya Al gak ada hubungannya sama lo dan saudara-saudara lo kan?"

"Gue harap...."

Kedua alis Haechan mengernyit. "Apaan sih anying!" Ia mencengkeram kerah baju Jaemin. "Kalo sampe ada hubungannya sama lo.... Abis lo!"

"Chan, udah." Jeno berusaha melepaskan tangan Haechan.

Na Jaemin, dengan wajah datar dan dinginnya itu bergegas pergi dari sana. Ia berjalan ke arah gedung kesenian yang kosong dan tak banyak mahasiswa. Berteman dengan sepi, ia mulai menghubungi salah satu saudaranya. Taeyong.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'M NOT HUMAN-NJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang