―fifteen.

165 49 2
                                    

makan siang dengan shuhua waktu itu benar-benar membawa perubahan besar dalam keseharian renjun. setelah sekian minggu, ajaibnya mereka berdua menjadi seperti teman lama yang dekat sekarang.

"ayo temenan, biar orang tau kalo kita gak musuhan."

shuhua serius benar dengan perkataannya. awalnya renjun hanya menganggap lelucon sederet kalimat itu, tapi entah kenapa secara alami ia dan shuhua menjadi dekat begitu saja keesokan harinya.

"ehh shasha haii," hwang yeji yang sedang nongkrong di pinggir lapangan menyapa beberapa anak kelas renjun. "sama renjun? mau ngapain?"

"nihh badminton," shuhua mengangkat raketnya. "lo lagi jamkos?"

"enggaa," yeji menggeleng. "gue ke toilet sebentar."

"kata jeno jangan mabal, jii," sambung renjun. "katanya kalo ketemu lo lagi jalan-jalan cegat aja."

"bodo," yeji tertawa mendengarnya. "eh ya renjun sini deh."

renjun menatap shuhua sesaat yang kini sedang menjadi partner bermain badmintonnya. shuhua mengangguk, seperti mengijinkan renjun untuk mengobrol dengan yeji sebentar, "gue mau nyari kok yang bagus dulu."

renjun mengangguk, lalu ia menghampiri yeji yang tengah duduk, "kenapa?"

"bagi pj-nya dong," bisik yeji, lalu gadis itu tertawa setelahnya. "lancar yaa bos, pdkt-nya?"

"hah? pj apa??" renjun dibuat bingung dengan ucapan yeji barusan. "gue gak ada pacar kok―"

"itu? lo sama shasha?" yeji menggerakkan dagu. "bukannya―loh, jangan bilang kalian temenan doang???

"bukannya lo suka sama dia?"

"anjirr lo nebak apa gimana?"

"keliatan njunn dari gerak-gerik lo juga," yeji terkekeh. "jadi beneran lo temenan doang sama shasha?"

renjun spontan mengangguk.

"tapi sekarang better sih perasaan gue, kemarin-kemarin suka denger kalo kalian musuhan," lanjut yeji. "kalian 'baikan' apa gimana nih?"

"semacam itulah," balas renjun sambil tersenyum kecil. "kemarin dia ngasih―"


























"renjun, ayo lanjut main. lo yang service." ucap shasha yang tiba-tiba saja sudah ada di dekat renjun dan yeji. gadis itu pergi begitu saja setelah berbicara, membuat yeji tampak kebingungan.

"yang kayak gitu lo bilang temenan??" yeji tampak meragukan, tapi renjun malah mengangguk mengiyakan. "gila, kok kayak posesif gitu ya? kesannya kayak gue yang lagi kegep gitu."

renjun merespons dengan tawanya, "perasaan lo aja kali. gue mah gak gimana-gimana,"

"haduhh itu sih lo-nya aja yang udah terlalu naksir kalii," yeji memutar bola matanya. "sadar dong, buruan tembak sanaa sebelum keduluan orang lain."

yey chapter depan endingg :D

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

yey chapter depan endingg :D

[#7] secreto | huang renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang