Jaymes membawa paksa Lili keluar dari rumah. Karena terlalu memberontak, Jaymes mengangkat tubuh Lili dan menggendongnya seperti dirinya membawa karung.
Lili menggigit bahu Jaymes, namun bagi Jaymes itu tak ada apa-apanya. Dibandingkan tubuhnya yang sudah sering terkena makanan serta minuman terlarang.
Jaymes membawa Lili ke tempat yang tak Lili ketahui.
Lokasinya ternyata tak jauh dari rumahnya, tak sejauh dari rumah ke kota.
Jaymes membawanya ke sebuah warung sederhana, yang dindingnya seperti dinding rumahnya sendiri, dari kayu.
Disana dia melihat beberapa orang laki-laki yang tampang serta tatapannya sama seperti lelaki yang kata Agatha itu adalah ayahnya.
Mereka tampak tertawa dengan tatapan yang tak jelas. Kosong, tertawa tanpa ada hal yang lucu.
Tak hanya itu, mereka tertawa keras sambil memukul-mukul meja di warung.
Lili yang sedari tadi memberontak, akhirnya terdiam lemas. Apalagi setelah melihat kumpulan lelaki yang ada di warung.
Jaymes membawanya masuk kedalam warung, disana semua mata memandang kearahnya. Mereka tampang terseyum
sangar, seolah ingin menerkam gadis kecil itu.Jaymes membanting tubuh Lili diatas meja dihadapan kumpulan para lelaki itu. Jantung Lili berdetak tak karuan.
Ia pejamkan matanya kuat-kuat, karena ia takut hal yang tidak-tidak terjadi pada dirinya.
"Berapa?!" tanya salah satu diantara mereka.
"300$" jawab Jaymes dengan santai. Semuanya tertawa mendengarnya. Mereka menggeleng-gelengkan kepala mereka tanda tak setuju.
"Murah kan sedikit! Ini kan milikmu sendiri, tentu kau nantinya akan mendapat hasil bersih yang cukup untuk pesta besar di bar kampung ini!" protes yang lain.
Jaymes menggeleng, "Tidak bisa!" ucapnya tegas.
Dari kejauhan, di pojok bar, ada seorang kakek tua yang terus memandangi gerombolan lelaki di meja Jaymes.
"Kalau 275$, aku beli dengan cash!" kata salah satu dari mereka akhirnya. Jaymes berpikir cukup lama, dan kemudian akhirnya ia mengangguk.
Lelaki yang sedang dalam keadaan mabuk itu, mengeluarkan dompetnya, dan merogoh uang sebanyak yang dia sebutkan tadi, saat Jaymes hendak menerimanya, tiba-tiba tangannya terhenti kala ada yang datang kearahnya seraya berteriak.
"Berhenti!" Jaymes menoleh, ternyata itu adalah Kakek tua yang tadi duduk menyendiri di sudut bar.
"Mau apa kau bapak tua?!" tanya Jaymes dengan tampang mengejek.
"Aku akan membeli gadis ini, dengan harga yang kau tawarkan tadi," ucap Kakek tua itu.
Jaymes menggeleng, "Dia sudah lebih dulu membelinya," kata Jaymes sembari mengangkat sebelah alisnya.
Jantung Lili berdegup semakin tak beraturan, habislah dia jika di beli oleh lelaki mabuk tadi.
"Aku akan membelinya seharga 350$ di bayar cash!" dengan segala keyakinan yang ada, Kakek tua itu berucap.
Jaymes menatap tak yakin. Jaymes berdiri dan menaruh punggung tangannya di kening lelaki tua itu, dan menatapnya dengan lekat.
"Aku tidak sedang dalam keadaan mabuk!" Dengan suara yang tegas lelaki tua itu sudah tau maksud dari gerakan Jaymes.
"Oh, okey. Baiklah, mana uangnya?!" Jaymes bertanya dengan nada menodong.
Lelaki tua itu, mengeluarkan dompetnya yang sudah sangat lusuh, dan mengeluarkan sejumlah uang yang sesuia.
"Cash!" kata Jaymes setelah menghitung kembali uang pemberian sang kakek.
"Ambil!" Jaymes menyuruh kakek itu mengambil Lili yang masih terduduk lemas sambil meringkuk ketakutan.
Dengan sigap, kakek tua itu berjalan menghampiri Lili, dan menggendongnya.
Rasa takut Lili semakin besar, namun setelah di gendong oleh kakek itu, entah mengapa gendongan kakek itu, sangat berbeda dari yang lainnya.
Tatapannya pun juga tak semenyeramkan lelaki-lelaki yang ada di bar.
Kakek itupun membawa Lili keluar dari bar.
Sementara seluruh lelaki-lelaki mabuk yang ada di bar itu, tertawa mengejek melihat lelaki tua itu menggendong Lili dan mereka tak tau Lili akan di bawa kemana oleh sang kakek itu.
"Pedofil!" celetuk salah satu dari mereka yang mabuk, yang lain hanya tertawa menanggapinya.
╔══════✮❁•°♛°•❁✮ ═════╗
Sebenarnya nulis ini cuma gabut, maap kalau kurang seru atau beberapa ada yg ga nyambung🙂
KAMU SEDANG MEMBACA
Lili
Teen FictionKeluarga yang utuh, orangtua yang jelas. Adalah impian dari gadis bernama Lili. hidup dengan alur cerita yang terlalu berkelok, membuat Lili ingin menyerah dari kehidupan dunia. Dibuang oleh sang Ayah, di beli oleh kakek tua yang entah berantah asal...