5

60 2 0
                                    


Kereta kuda milik William bergerak menyusuri pedesaan, Tujuan mereka kali ini adalah ke Kota Boschavandes tempat William melakukan mata pencahariannya selama ini.

"Apakah kamu tahu kota Boschavandes?" William melirik kearah Lili yang sedang duduk di sampingnya sambil mengelus kepala Mony dengan lembut.

Lili menggeleng, aku hanya tahu kota Diamond!" kata Lili sambil terus mengelus sambil sesekali mencium monyet yang kini sudah tidak ia takuti lagi.

Mony menggeliat geli, bulunya pun kini sudah sedikit lembab.

Sementara keempat anjing piaraan mereka, berada di dalam kereta.

"Kakek, apakah Guky dan teman-temannya tidak akan membuat keributan di dalam?" Lili menoleh seraya bertanya.

William menggeleng, "Mereka sudah terbiasa disana, bahkan Mony harus meminta izin terlebh dahulu jika ia ingin bergabung dengan mereka.

Lili terpana mendengarnya. Lili menoleh pada Mony, Mony yang seakan mengerti akan arah pembicaraan William dan Lili pun mengangguk.

Lili pun kembali memeluk Mony, dan menciumnya seperti tadi.

"Apakah Mony dan anjing-anjing lainnya harus di mandikan?"

William yang mendengar pertanyaan Lili pun mengangguk sebagai jawaban.

"Aku akan memandikan mereka sehari sekali, dan jadwal mereka mandi ialah sore hari. Mereka akan aku bawa ke sungai Born." William menjelaskan dengan begitu detail.

"Hmmm...baiklah, kalau begitu biar saja nanti aku yang ingin mencoba memandikan mereka," kata Lili santai.

Lili berbicara dengan santai, namun tidak halnya dengan Mony. Tiba-tiba saja Mony merasa panik jika Lili yang ingin memandikannya.

Mony pun sontak melompat-lompat di hadapan William, dengan sengaja ia menghalangi pandangan William yang tengah mengarahkan jalan kereta kuda mereka.

William berdecak kesal melihat tingkah Mony.

"Ck! Bersikap tenanglah Mony! Jangan membuat aku kesal untuk kesekian kalinya!" Suara William terdengar begitu tegas.

Lili yang sedari tadi mencoba untuk meraih Mony agar tak mengganggu William pun, tersenyum senang kala Mony kembali ke pundaknya atas perintah William.

"Mony hanya trauma dengan kejadian beberapa bulan lalu yang menimpanya." William berbicara dengan mata yang terus fokus menghadap ke jalanan.

"Mengapa? Apa yang terjadi?" tanya Lili penasaran, karena sebegitu takutnya Mony tadi.

"Pada suatu waktu, aku hendak memandikan Mony dan teman-temannya itu. Yakni Guky dan lainnya. Jadi saat aku sudah berada di sungai, datanglah seorang wanita muda bersama anak kecil yang kira-kira usianya sedikit lebih dewasa darimu.

Pada saat itu, sang anak meminta kepada ku untuk dirinya saja yang memandikan Mony. Karena dia sangat suka dengan tingkah lucu Mony yang tak sengaja ia lihat saat itu.

Aku pun merasa tak keberatan, dengan senang hati aku mengizinkannya. Mony pun begitu, ia sama sekali tak memberontak.

Mula-mula saat gigi Mony ia gosokkan, Mony masih terlihat biasa seperti umumnya aku memandikannya.

Namun saat bagian sampo, Tiba-tiba saja aku begitu asyik mengobrol dengan ibu dari anak itu, sehingga aku tak melihat seberapa banyak ia menuangkan sampo untuk Mony. Kemudian entah mengapa anak perempuan itu sangat lambat sekali membilasnya. Bahkan ia dengan sempatnya memainkan gelembung dari busa sampo itu.

Disaat itu Mony sangat panik karena busa sampo mulai memasuki matanya. Bertahun-tahun aku memandikan Mony, ia sama sekali tak pernah merasakan hal seperti itu.

Tak sengaja aku melihat hal itu, dan dengan sigap, aku pun langsung meminta ibu dari anak itu untuk menyingkirkan anaknya terlebih dahulu.

Kemudian aku pun menuang sebuah ember kecil yang sudah berisikan air pada tubuh Mony.
Mony melompat-lompat tak karuan, busa yang terbalut di seluruh tubuh Mony tak kunjung menghilang tersiram air.

Mony menggeliat kala busa-busa itu masuk kedalam matanya. Aku pun lantas menggosok-gosokkan tubuh Mony yang masih di penuhi busa yang banyak.

🐒🐒🐒

Wkwkwk...maap kalau potongan cerita nya ga nyambung. Ini sesuai isi otak cae aja yaaaaaa....🐣

Jangan lupa votmen nyaaaa
Tencuuuuu

LiliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang