Langsung nyambung sama yang chapter sebelumnya ya!😃»»-----------¤-----------««
"Aku pun semakin mempercepat gerakan ku untuk menyiram tubuh Mony, karena sedikit kesal dengan busa-busa itu, aku pun menggosok tubuh Mony dengan kasar.
Ibu dari anak itu merasa tak enak hati, dia berniat untuk membantu pekerjaan ku. Namun aku menolaknya dan menyuruhnya agar pulang saja.
Setelah meminta maaf dan memberi ku sedikit uang sebagai tanda maaf, wanita itupun pamit.
Setelah puluhan menit, akhirnya busa di tubuh Mony pun hilang. Aku pun mengeringkan tubuh Mony yang mulai bergetar kedinginan.
Dan dari kejadian itu, ternyata Guky, dan teman-temannya memerhatikan dari kejauhan. Karena hal itu, mereka menjadi ikutan takut saat hendak di mandikan setelah Mony selesai.
Mereka pun berlarian tak tentu arah, untung saja, saat itu kota sedang tidak ramai orang yang berkeliaran.
Aku menaruh Mony di dalam kereta,sambil berharap Mony tidak diambil orang. Lalu berlari menyusul anjing-anjing itu.
Semakin aku berlari, mereka ternyata semakin menjauh dengan laju.Sedikit lelah, aku memilih untuk duduk di kursi taman. Sambil memerhatikan kereta dari sana.
Melihat hal itu, ternyata anjing-anjing itu memiliki rasa simpati yang cukup tinggi.
Mereka mungkin merasa kasihan dengan ku. Perlahan mereka berjalan mendekati ku. Aku pura-pura tidak melihat mereka, agar mereka tak kembali kabur.Hingga akhirnya Dogyu menggesek kan kepalanya pada kaki ku, pertanda ia tak akan kabur atau takut lagi.
Setelah itu aku mengelus kepala mereka, sampai mereka benar-benar merasa nyaman.
Barulah secara perlahan aku meminta mereka untuk mandi. Awalnya mereka ingin kembali kabur, namun aku berusaha meyakinkan kalau nantinya akan baik-baik saja.
Cukup lama bernegosiasi dengan hewan seperti mereka, akhirnya mereka setuju.
Dan aku pun membawa mereka untuk mandi.Dan sejak saat itu, Mony sangat takut sekali jika ada orang lain yang ingin coba-coba untuk memandikannya.
Aku pun tak akan pernah mengizinkan siapapun memandikan mereka, baik Dogy dan teman-temannya ataupun Mony." Lili yang mendengar itu menggangguk menyimaknya dengan baik.
"Sekarang aku mulai paham, bahwa hewan juga mengerti akan perasaan manusia, walaupun berbeda jenis dan bahasa," ucap Lili dengan tatapan yang menunjukkan bahwa ia anak yang cukup cerdas.
William menggangguk, tersirat rasa kagum pada Lili yang diusianya masih belia, dapat memahami bahasa orangtua.
"Tenang lah Mony, aku akan memandikan mu dengan baik. Karna aku saja udah bisa mandi sendiri." Lili mengelus pucuk kepala Mony.
Mony hanya menatap pasrah, namun dari tatapan yang Lili berikan, membuka Mony memilih untuk mengiyakan saja. Barangkali yang Lili katakan benar.
"Kakek! Aku ingin kedalam," pinta Lili.
William menggangguk saja.Lili berdiri pelan-pelan, dan berusaha berdiri dengan seimbang karena kereta kuda yang berjalan sedikit terombang-ambing.
Lili membuka tirai yang menutup kereta, dan masuk kedalamnya bersama Mony yang terus mengekori kemanapun ia pergi.
Di dalam, dilihatnya anjing-anjing itu tengah berbaring. Karena tubuh mereka panjang, ruangan dalam itu pun akhirnya menjadi penuh hanya dengan beberapa anjing saja.
Lili pun memilih untuk duduk di bagian yang kosong dan dekat dengan jendela. Agar nanti jika bosan tinggal langsung buka saja.
Lili menselonjorkan kakinya, Mony pun berbaring diatasnya. Hari masih pagi, namun mata Lili berat rasanya saat angin sepoi membelai wajahnya.
"Hooaaamm!!" Lili menguap dengan keras.
"Lili!" Panggil William.
Seketika Lili menghentikan nguapnya, "Iya, Kek!" sahutnya.
"Kamu baik-baik saja?!" tanya William khawatir.
Lili tertawa kecil sebelum menjawab pertanyaan William. Pasalnya ia tadi hanya menguap saja.
"Iya Kek! Aku baik-baik aja, tadi hanya menguap!" jawab Lili.
William pun mengangguk sendiri tanpa Lili ketahui karena William di luar. Setelah itu, Lili pun memilih untuk tidur karena matanya kembali berat.
🐕🐕🐕
Pokoknya ini tuh cerita sementara aja, buat gabutan doang. Plus kalau udh dirasa cukup, bakalan mau di pindah ke qpk lain. Jadi kalau tiba-tiba di ghosting jangan kaget yaaa🙂
See you!😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Lili
Teen FictionKeluarga yang utuh, orangtua yang jelas. Adalah impian dari gadis bernama Lili. hidup dengan alur cerita yang terlalu berkelok, membuat Lili ingin menyerah dari kehidupan dunia. Dibuang oleh sang Ayah, di beli oleh kakek tua yang entah berantah asal...