8

31 0 0
                                    

Dengan deru nafas yang masih tidak teratur, Lili menggeleng.

Wanita itu mengerutkan keningnya karena tidak paham. Mulut Lili terasa kelu untuk membuka suara.

Lili menunjuk kearah pria yang sedang berjalan sempoyongan. Tanpa perlu penjelasan yang banyak, wanita itupun paham dan menuntun tangan Lili untuk ikut dirinya ke dalam toko.

Lili pun hanya ikut saja. Di dalam toko, ada kasir yang sangat manis tampilannya. Kasir itu tersenyum kearah Lili, dan bertanya pada wanita yang kini masih menggandeng tangan kecil Lili.

"Ada apa Vel?" tanya kasir itu.

"Lucu ya, anaknya!" jawab wanita itu.

Kasir itu mengkerut kan dahinya.

"Maksud aku, ada apa? Kenapa dia disini?" kasir itu memutar bola mata malas, melihat tingkah teman satunya ini.

"Diluar ada yang mabok! Jadi gue bawa aja kesini!" ujarnya.

Lili pun mengangguk setuju.

"Orang tuanya kemana, memangnya?" kasir itu menatap dengan tatapan heran.

Wanita yang di panggil Vel tadi pun, menepuk jidatnya.

"Eh iya ya! Ibunya dimana, Dik?"

Lili terdiam sesaat, bingung harus menjawab apa.

"Hmmm," kedua wanita itupun bergumam, karena tak kunjung mendengar suara jawaban dari Lili.

Sementara itu di lain tempat, William terkejut kala ia tiba di depan air mancur, namun tak menemukan Lili.

Perasaan William pun seketika merasa tidak enak. William mengarahkan kudanya agar tidak berhenti dan melanjutkan perjalanan.

Namun William juga bingung harus mencari Lili dimana. William mengitari sekeliling air mancur.

Matanya yang sudah tak setajam dulu, ia gunakan dengan sebaik-baiknya.

hingga akhirnya William memilih untuk menyusuri satu persatu jalan-jalan kecil yang ada di kota itu.

Namun ia juga tak menemukan keberadaan Lili. Jalanan kota pun mulai ramai karena hari sudah menjelang siang.

William pun akhirnya memutuskan untuk memanggil nama Lili, barangkali Lili mendengar suaranya yang tak seberapa keras di bandingkan suara orang yang berlalu - lalang di jalanan.

"Lili!!" William berteriak sekuat tenaganya, sambil ia terus menyusuri jalanan.

"Liliiiiii!!!!" Kini William memanggilnya dengan suara yang lebih panjang.

Namun tak juga ia menemukan keberadaan Lili. Keringat dingin mulai mengucur di kening William.

Ia takut jika nantinya Lili kenapa-napa. Karena saat ini posisi mereka sedang di kota.

Hingga akhirnya tak sengaja William melewati salah satu toko roti.

Lili yang sedang duduk-duduk di dalam toko itu, melihat William lewat pun sontak berlari kearah luar, namun pergerakannya di tahan oleh Vel dan teman kasirnya.

"Mau kemana?!" tanya Vel yang panik melihat Lili yang tiba-tiba saja berlari keluar. Ia takut saat mengingat kejadian tadi.

"Ada Kakek!" teriak Lili tak sabaran takut  William sudah keburu pergi.

Vel yang mendengar itupun lantas mengerutkan keningnya, namun akhirnya ia membawa Lili untuk keluar.

Sesampainya di luar, mereka sudah tak menemukan William seperti di posisi tadi.

Lili menatap kecewa melihat suasana yang tak ada Williamnya.

"Kamu yakin ada Kakek?" tanya Vel yang masih bingung.

Lili mengangguk sambil celingak-celinguk. Ia sangat yakin itu tadi adalah William dan kereta kuda mereka.

"Nah! Itu dia!" seru Lili sambil menunjuk kearah barat kota.

Di sana memang tampak kereta kuda dan seseorang di atas kuda itu. "Itu?" tanya Vel meyakinkan.

Lili mengangguk cepat, dan tanpa adanya basa-basi, ia berlari kearah sana.
Vel terkejut dan ingin menahan langkah Lili, namun sayangnya ia dipanggil oleh Tesa, temannya yang kasir itu.

"Ada apa?" tanya Vel sedikit kesal, karena aksinya untuk menahan Lili terbatalkan.

"Kerja kamu itu loh, Vel! Ntar di marah si ibu mau?!" balas Tesa jengkel.

Vel pun hanya menggeleng dan berlalu begitu saja di depan meja kasir.

Sementara itu, Lili terus berlari mengejar kereta kuda yang ia yakini itu milik William. Ia sudah tak peduli dengan keadaan yang sesak.

Hingga...

'Bugh!' kaki Lili tersandung oleh batu hiasan kota. Tubuhnya tersungkur ke depan.

"Argghh!" erangnya kesakitan kala jalanan kota tergesek ke tubuhnya.

Lili melihat sekitarnya, akankah ada orang yang akan menolongnya? Yah Lili juga tidak tau.

"Tolong!" lenguhnya pelan.

🐥🐥🐥🐥

Woi-woi-woiiiiii!!

Ada berita nih!

Ntar lagi si Lili mau Cae pindahkan ke rumah baru, yakni Aplikasi Goodnovel!

Buruan baca, trus spam komen lanjut! Jangan lupa vot di setiap chapter🐣

Kalau engga, yauda sih...dia bakal kesana dan berbayar kalau mau bacanya😉

Udah gitu ajaaaa

Thanks for your reading's🤡

LiliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang