"Kakek!" Pekik Lili kegirangan.
William yang sedang merasakan sedikit putus asa dalan mencari Lili, terkejut mendengar pekikan itu.
"Lil?!" tanya seru William tak percaya.
William turun dari kereta kudanya, dan lantas menggendong Lili seperti sudah tak bertemu lima tahun.
Lili tertawa girang, begitu pula William dan Arini.
"Terima kasih!" Ucap William pada Arini, sambil membungkukkan sedikit tubuhnya.
Arini tersenyum dan mengangguk.
"Kalau begitu saya pamit dulu ya." Arini berpamitan karena sudah tentu anak-anaknya menunggu dirinya pulang.
William mengangguk, "Bagaimana kalau saya antar saja?" tanya William menawarkan, hitung-hitung balas budi atas di pertemukan nya ia dan Lili.
"Tidak mengapa, saya bisa jalan sendiri," tolak Arini dengan halus dan sopan.
"Hmm...oke baiklah, Sekali lagi Terima kasih!" kata William sebelum Arini pergi melangkah.
Arini mengangguk dan melangkah pergi.
"William menurunkan Lili dari gendongannya. "Yuk masuk ke dalam!" Ajak William. Lili mengangguk bersemangat.
"Tadi kemana saja?" tanya William setelah mereka sudah berada di dalam kereta. Karena hari sudah siang, William pun akhirnya membelikan Lili makan siang, sebelum ia menemukan Lili tadi.
"Tadi Lili di kejar sama laki-laki mabuk di dekat air mancur, makannya Lili kabur!" Lili bercerita sambil membuka bungkus makan siangnya.
William mengangguk mendengarkan sembari membuka bungkus makan siang miliknya pula.
"Wah! Ayam!" Teriak Lili kegirangan.
William tersenyum, "Lili suka kan?" kata William bertanya.
"Suka dong, masa enggak suka!" balas Lili lalu tertawa kecil setelah mengucapkan kata itu.
Lili mengambil gelas yang berisi air untuk mereka mencuci tangan, Lili mengeluarkan tangan serta gelasnya itu, sedikit dari kereta.
Lili mencuci tangannya, dan kembali duduk di posisi semula.
Selanjutnya gantian dengan William yang mencuci tangan.
Gelas itu memang sudah William siapkan, gelas yang terbuat khusus untuk di isi dengan air cuci tangan saja.
"Terus, tadi kan Lili kabur tuh! Nah pas Lili kabur ada kakak-kakak lagi berdiri sambil memegang kertas. Terus yasudah, Lili cuma berdiri di sampingnya aja, eh! Malah diajak ke dalam toko roti yang ada di belakangnya!" Lili bercerita dengan semangat.
William mendengarkannya dengan seksama.
"Nah! Pas diajak tuh, si kakak punya temen, mereka baik deh. Tau nya Lili ngelihat ada Kakek lewat di depan tadi, jadi Lili lari keluar, Eh! Malah di tahan sama Kakak-kakak yang tadi.
Jadinya kan Lili gak bisa ngejar Kakek, jadinya Kakek udah keburu jauh banget, di sana gak tau dimana! Lili kan kesel!" Lili bercerita sambil mendengus.
Lili menarik nafas dalam-dalam, "Sekarang Lili mau makan dulu, habis makan baru Lili ceritakan semuanya ya, Kek," pamit Lili sebelum memulai doa makannya.
William terkekeh mendengarnya, namun ia tetap mengangguk saja.
Mereka pun kini makan dengan tenang, cerita kejadian Lili hilang tadi akan di ceritakan Lili setelah makan.
🐮🐮🐮🐮
Sorry karna yg ini dikit🤏🏻 lagi pegel.
Thanks for your readings, and votmen😗
KAMU SEDANG MEMBACA
Lili
Teen FictionKeluarga yang utuh, orangtua yang jelas. Adalah impian dari gadis bernama Lili. hidup dengan alur cerita yang terlalu berkelok, membuat Lili ingin menyerah dari kehidupan dunia. Dibuang oleh sang Ayah, di beli oleh kakek tua yang entah berantah asal...