•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•
Holaa Amigos!😃
Welcome to Bab 4😉"Jangan kecewa merasa lelah, justru ia menjadi pengingat terbaik untuk targetmu."
🌻🌻🌻🌻🌻
Menghabiskan semua nasi yang ada, Lili pun mengambil sebotol air mineral di dalam kantong tadi.
"Ini untuk Lili, Kek?" tanyanya terlebih dahulu.
William mengangguk, "Ambillah," katanya dengan senang hati.
Lili pun membuka tutup botol itu, namun ternyata tutup itu sangat sulit untuk di putar.
"Keras," gumamnya.
"Sini-sini, biar Kakek bantu!" William mengambil botol itu dari tangan Lili.
Dengan tenaga kuatnya, tutup botol itupun akhirnya terbuka.
William menyerahkan botol yang sudah terbuka itu pada Lili.
Dengan cepat, Lili meneguk air-air itu.
"Ahh..." katanya merasa lega."Oiya, Lili lupa!" Lili menepuk jidatnya kala ia mengingat sesuatu.
"Ada apa?"
"Nama Kakek siapa ya? Lili belum kenalan tadi," katanya tak enak hati.
"Nama Kakek, William. Apakah kamu lupa? Jika tadi sudah berkenalan?" William menatap heran pada Lili.
Lili hanya mengangguk dan menyengir kecil.
"Sudah selesai makan mu?"
Lili mengangguk, "Kalau begitu, kita lanjutkan perjalanan kita, masih banyak jalan yang harus kita tempuh!" seru William bersemangat.
"Apakah kita akan pulang?" tanya Lili dengan wajah polosnya.
William terdiam sejenak, "Pulangmu adalah kereta ini," ucap William, yang entah Lili mengerti entah tidak.
"Hmmm...baiklah, ini di buang dimana?" Lili menunjuk pada sampah bekas makanannya tadi.
William mengambil bungkusan itu, dan pergi keluar tenda. Tak lama, ia melemparkan sampah itu di semak-semak tak berpenghuni, Setelah itu ia kembali ke tenda.
"Saat ini, tujuan utama kita akan pergi ke Kota Boschavandes. Disana kita akan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari," jelas William.
Lili hanya mengangguk sambil ber "Oh" ria saja.
"Kalau begitu, kau tunggu disini sebentar! Aku ingin mengambil sesuatu sebelum kita pergi!"
Setelah mengatakan hal itu, William pergi keluar dari tenda.
Lili yang penasaran, memilih untuk mengintip di jendela kereta.
Dilihatnya William berjalan kearah gubuk tua, yang sepertinya sudah lama tak berpenghuni.
Setelah itu, Lili tak tau apa yang dilakukan William di dalam sana.
Lili terus memantau dari jendela.10 menit lamanya Lili menunggu, akhirnya ia melihat William keluar bersama enam ekor anjing, dan seekor monyet kecil di pundaknya.
Lili deg degan dibuatnya, pikirannya pun mendadak kacau.
"Apakah Kakek Willi akan menyuruh anjing-anjing itu untuk memakan ku? Ataukah ia ingin aku di makan oleh monyet kecil itu?! Ya tuhan! Selamatkan lah aku!" Lili terus berucap dalam hatinya.
Semakin lama, William beserta ketujuh hewan yang ia bawa, semakin mendekat kearah kereta.
"Lili, keluar lah! Lihat ini!" William berteriak menyuruh Lili untuk keluar dari kereta.
Perlahan Lili berjalan kearah pintu, dan membuka gordennya.
'Guk! Guk! Guk!'
'Uuk! Aak!'
'Rrrrr! Guk! Guk!'"Aaaaaaaaaaaaaa!!!" Lili berteriak sekuat -kuatnya, membuat para hewan itu seketika terdiam.
Lain halnya dengan William yang terkejut mendegar teriakan gadis kecil itu.
"Lili!" panggil William.
Setelah puas berteriak, Lili menarik nafas panjang, dan menatap takut kearah William dan hewan-hewan itu.
"Ada apa?" William menanyakan apa penyebab Lili berteriak.
"I—ituuuu" tunjuk Lili bergetar.
"Mereka baik kok!" , Lili menggeleng.
"Tadi aja ribut, bikin orang kaget aja!" kata Lili kesal.
"Yang ribut itu, kamu berteriak Lili, bukan mereka!" William geleng-geleng kepala melihat tingkah laku Lili.
"Mereka siapa?" tanya Lili.
"Mereka adalah teman-temanmu! Mereka akan menemani mu kemanapun kita pergi!" ucap William ceria.
"Hmmmm...baiklah."
"Monyet kencil yang berada di pundak William, melompat turun dan berjalan kearah dalam kereta, tempat Lili berdiri.
Monyet itupun melompat pada pundak Lili.
"Huaaaaaaa!!! Mama!!!" Lili menangis karena takut campur geli.
"Mony!" panggil William.
Monyet yang bernama Mony itupun, melompat turun.
Setelah Mony turun, tangis Lili pun mereda, William terkekeh melihatnya.
───✱*.。:。✱*.:。✧*.。✰*.:。✧*.。:。*.。✱ ───
Semangat membacanya!😉
Jangan lupa votmen ya!😃
Makasih, Tencuuuuuu!!!😌
KAMU SEDANG MEMBACA
Lili
Teen FictionKeluarga yang utuh, orangtua yang jelas. Adalah impian dari gadis bernama Lili. hidup dengan alur cerita yang terlalu berkelok, membuat Lili ingin menyerah dari kehidupan dunia. Dibuang oleh sang Ayah, di beli oleh kakek tua yang entah berantah asal...