Pergi Berdua

1 0 0
                                    

Malam ini Sheeva berada di kamarnya sedang melanjutkan membaca novel. Setelah pertemuan tadi, mereka sepakat untuk diadaka acara lamaran minggu depan.

Saat sedang asik membaca novel, Sheeva mendapat panggilan dari sahabatnya.

"Assalamualaikum va, lo lagi sibuk? dari tadi gue telfonin lo juga!" ujar Risa dari sambungan telfon.

"Waalaikumussalam, iya maaf Ris hari ini tuh lagi gak pegang handphone ada acara keluarga tadi handphone nya gue tinggal di kamar. Ada apa emangnya?"

"Anak-anak yang lain pada pengen kumpul nih, besok mau gak? dari kita udah pada setuju, tinggal lo doang. Rencananya mau barbeque-an di rumah gue, nanti siang kita kumpul sekalian beli bahannya,"

"Boleh, tapi nanti gue nyusul deh soalnya masih ada urusan."

"Ya udah gak papa nanti kita aja yang beli bahannya, tapi lo bisa nginep kan?" tanya Risa.

"Bisa kalau nginep. Oke makasih Ris maaf juga gak bisa bantu buat persiapan."

"Selow va, kaya sama siapa aja. Oke besok gue tunggu di rumah. Bye gue tutup dulu ya telfonnya." ujar Risa dan langsung mematikan sambungannya.

Besok memang Sheeva ingin mengurus ijin pernikahannya maka dari itu ia akan menyusul pergi ke rumah Risa. Sheeva mempunyai empat teman dekat saat SMA yaitu, Risa, Rara, Fanya, dan Dila. Mereka semua kuliah di tempat yang berbeda karena memang untuk kuliah mempunyai cita-cita masing-masing. Sedih memang tidak bisa selalu bertemu nantinya. Tetapi kami janji untuk selalu terus berkomunikasi.

"Besok jam 9 saya jemput. Harus sudah siap!" terlihat ada pesan masuk ke handphone Sheeva.

Sheeva mengerutkan dahinya, karena pesan tersebut hanya berupa nomor. "Ini siapa?" Sheeva mengetikan balasan.

Lama Sheeva menunggu, balasan pesan tersebut tidak kunjung datang. Akhirnya Sheeva memutuskan untuk tidak memperdulikannya dan menidurkan dirinya di kasur empuknya.

***

Pagi hari yang cerah serta suara kicauan burung yang saling bersautan mengusik tidur gadis cantik ini. Sebelumnya Sheeva sudah bangun subuh tadi, tetapi karena ia masih ngantuk jadi ia memilih untuk melanjutkan tidurnya.

"tok!tok!tok! Sheeva udah bangun belum nak?" ucap Bu Nadia dari luar pintu kamar.

"Masuk aja Bun, pintunya gak dikunci." sahut Sheeva dengan suara khas bangun tidur.

"Ayo bangun, mandi sana! itu nak Agam udah nungguin dibawah loh." ujar Bu Nadia membangunkan anaknya.

"Hah?! Apa kata Bunda tadi? pak Agam ada dibawah? kan nyari cincinya nanti Bun siangan," Sheeva terkejut dan langsung bangun seketika.

"Dia bilangnya sudah janjian sama kamu malam tadi loh. Kamu lupa sayang?" tanya Bunda heran.

"Janjian dari mana Bun- Ahh... iya, pesan malam itu kali yah? lagian salah sendiri ngirim pesan gak pake nama, dikira gue udah tau gitu nomor dia! sebel kan jadinya, awas aja itu orang!" rutuk Sheeva.

"Kamu ini sama calon suami kok kaya gitu! itu lagi masa manggilnya masih Pak! ganti coba yang lebih sopan, panggil Mas gitu."

"Orang itu duluan Bunda yang mulai," ujar Sheeva dengan wajah cemberutnya. "Lagian Pak Agam gak masalah juga dipanggil 'Pak' orang dia juga dosen aku kan."

"Kamu tuh kalau dibilangin ngejawab terus. Udah sana mandi! kasian Nak Agam itu dari tadi nungguin kamu."

"lagian gak ada yang nyuruh dia nungguin Sheeva juga kok," ujar Sheeva dan langsung berlalu dari hadapa Bundanya menuju kamar mandi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Cold Lecturer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang