5. Aku Menjenguknya.

51 6 0
                                    


"Suster, apakah Hoshiumi-san baik-baik saja? Kudengar kemarin ia kritis, ya?" tanyaku pada suster yang sedang mengganti bajuku.

"Iya, keadaannya parah sekali. Harus segera menemukan pendonor secepatnya tetapi pihak rumah sakit masih belum menemukan yang tepat." jawab suster.

"Lalu bagaimana keadaannya sekarang? Apakah aku bisa menjenguknya?"

Suster terdiam sebentar, "Dia sedang dalam kondisi koma sekarang."

Aku tertegun. Sepertinya aku tak bisa menemuinya dalam waktu dekat ini.

"Tetapi jika kau mau melihat kondisinya saat ini juga boleh, kok," tutur suster.

"Iya, aku mau lihat."


🏐🏐🏐

Aku melihat lelaki berparas tampan itu dari luar kaca pembatas. Ia sedang tertidur nyenyak dengan banyak selang yang masuk di tubuhnya.

Raut wajahnya tenang, berbeda sekali saat ia bermain voli bersamaku.

Dengan menatap wajahnya seperti ini rasanya aku sudah puas karena sepanjang aku berbicara dengannya, aku selalu menatap hal lain, tak berani menatap matanya langsung.

Akan tetapi aku akan lebih senang lagi jika bisa mendengarnya berbicara dan tertawa.

"Ternyata dia tampan juga, ya?" gumamku namun masih bisa didengar oleh suster.

"Entah kenapa sepertinya dari pertama kali bertemu dengannya, jantungku berdebar terus,"

"Itu artinya kau hidup, dong?" celetuk suster.

"Maksudnya berdebar lebih kencang dari biasanya!" sebalku.

"Hahaha, aku tahu bagaimana rasanya. Sepertinya kau sedang jatuh cinta padanya."

"Mana mungkin, aku yang sudah menyerah pada hidupku akhirnya menemukan sosok yang kucintai." elakku.

"Terkadang Tuhan ingin kamu lebih bersemangat dalam menjalani hidup dengan memberikan seseorang yang bisa menjadi pedoman dalam hidupmu." tutur suster.

"Jadi, Tuhan mau aku bersemangat dalam hidup?"

Suster mengangguk, "Benar."

Sepertinya memang begitu. Korai, kau sendiri juga bilang kan, agar aku tidak cepat menyerah? Baiklah, aku akan bersemangat menjalani hidupku ini.

SINGKAT. | Hoshiumi Korai (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang