"dad", panggil elvino yang sedang duduk manis sembari menunggu sarapan nya datang."Kenapa hmm, ada yang sakit?".
"Tidak, tidak ada yang sakit sama sekali, hanya el ingin bertanya", Delvan yang mendengar itu menaikan alis nya sebelah dan segera mengangkat tubuh kecil elvino kedalam pangkuannya.
"El ingin bertanya tentang apa?".
"Kita ingin kemana?".
"Kita harus pindah untuk sementara, sampai kondisi di mansion benar-benar aman", elvino merotasikan mata nya jengah mendengar penuturan daddy nya itu, ia kan bertanya kemana, bukan alasan nya kenapa mereka pergi.
"Dad, el tahu daddy tidak bodoh, daddy tidak mungkin tidak mengerti apa yang di maksud oleh el", ujar elvino kesal, masa bodoh dengan acara pura-pura nya beberapa hari kemarin, ia sudah terlanjur kesal sungguh, percuma saja dirinya menjadi penurut.
Delvan yang mendengar penuturan elvino terkekeh sepertinya anak nya itu sudah tidak tahan untuk tidak nge gass
"Apakah sudah selesai?", tanya delvan dengan senyuman tipis nya."Apa yang dimaksud oleh daddy?", tanya elvino balik.
"El tahu kan daddy tidak sebodoh itu, daddy dan semuanya tahu kalau kau hanya berpura-pura murung selama di rumah sakit, ya walaupun kau berpura-pura, tetapi itu tetap berhasil, daddy benar-benar salut kau bisa menahan ekspresi mu sampai beberapa hari lama nya, kau ingin apa hmm, daddy tahu kau menginginkan sesuatu".
Elvino melotot kaget, ia benar-benar tidak menyangka kalau daddy nya bisa tahu semua nya, apakah daddy nya ini iblis atau cenayang, kenapa dia bisa tahu semua nya, bahkan hal transparan seperti ini pun ia juga tahu.
"Dad maaf", ujar elvino, ia sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi selain kata maaf.
"Haha tidak apa-apa baby, kau ingin sekolah hmm, akan daddy wujudkan setelah kaki mu benar-benar pulih", ujar delvan, elvino lagi-lagi melotot kaget, apa ini, apakah daddy nya kerasukan, kenapa dia berubah pikiran.
Sebenernya delvan merasa bersalah karena sering meninggalkan elvino sendirian, ia takut elvino stress karena terlalu jenuh dan bosan, akhirnya ia memutuskan ini semua tentu nya setelah mendiskusikan hal ini dengan anggota keluarga nya, tapi jika ada yang mencurigakan atau elvino terluka ia akan kembali membuat elvino homeschooling.
Ia juga sudah mendaftarkan elvino di salah satu sekolah yang bekerja sama dengan nya, tentu dengan penjagaan yang ketat, ia menyuruh beberapa bodyguard untuk menyamar, ada yang menjadi guru bahkan tukang bersih-bersih sekolah, ini semua ia lakukan agar tidak ada yang curiga.
"Terimakasih dad, el usahakan agar el jadi anak yang baik", ujar elvino dengan senyuman manis nya.
"Daddy tidak terlalu yakin dengan omongan mu, tapi daddy akan tunggu".
"Tapi dad".
"Kenapa hmm?".
"El sekolah nya sampai full kan, kalau tidur siang tidak harus pulang kan?", tanya elvino ragu-ragu, sungguh ia tidak mau terlihat anak daddy sekali nanti, ia ingin mengeluarkan kesan kalau dirinya ini anak nakal dan berandalan, seperti sebelum ia bertemu dengan delvan.
"Untuk yang itu tidak, kau harus pulang saat jam tidur siang, daddy tidak mau jam tidur mu jadi berantakan dan berakhir sakit", tolak delvan mentah-mentah, elvino menghela nafas nya kecewa, ia tidak mau protes lagi karena takut perkataan daddy nya tadi di tarik kembali.
Tidak lama dari itu sarapan elvino datang, delvan menaruh elvino di sebelah nya dan mengambil makanan yang di antar oleh pramugari tadi.
"Itu apa?", tanya elvino sembari berusaha mengintip Mangkuk yang ada di tangan daddy nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELVINO 2
Teen FictionIni kisah kedua dari pemuda menggemaskan bernama elvino, setelah kejadian dia di culik itu keluarga nya semakin overprotective kepada nya, bahkan sekarang peraturan yang di buat keluarga nya semakin membuat nya terkekang, oh ayolah dia bukan melakuk...