ELVINO 2 - SEVEN

8.3K 731 41
                                    

Setelah sarapan, elvino dan juga Delvan segera bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit, Delvan memakaikan elvino sweater tebal dan juga celana panjang, tidak lupa kaus kaki dan topi agar lebih hangat, mengingat mereka sedang tidak berada di Indonesia, dan cuaca hari ini cukup berangin.

"Daddy kita mau kemana?", tanya elvino setelah mereka berada di dalam mobil.

"El tidak perlu tahu, tidur lah, kalau sudah sampai daddy bangunkan", ujar delvan, elvino mencebikan bibir nya lucu, selalu seperti ini kalau ia bertanya.

"El gak mau bobo daddy".

"El mau susu?".

"Tidak".

"Jadi El mau apa?".

"El tidak mau apa-apa".

Delvan menghela nafas nya pasrah, ia memilih membawa kepala elvino ke dada bidang nya sembari mengusap punggung elvino yang tidak tahu kenapa pagi ini terasa lebih hangat.

"El merasa pusing?", tanya delvan dengan tangan yang tidak berhenti mengusap punggung elvino.

"Tidak", jawab nya ketus, sepertinya daddy nya ini sudah tahu kalau badan nya sedang tidak Vit pagi ini, mungkin karena efek asma nya kambuh tadi malam.

Lagi-lagi delvan menghela nafas nya sabar, ia harus menahan emosi nya, elvino sedang sakit sekarang.

Tidak lama dari itu mobil mereka berhenti di salah satu rumah sakit yang sangat besar, elvino menatap bangunan besar itu dengan mata yang berkaca-kaca, dan beralih menatap ke arah daddy nya, ia menggeleng pelan tanda kalau dirinya tidak mau masuk ke bangunan itu.

"El hiks tidak mau hiks daddy, El sehat, tidak perlu hiks ke rumah sakit", ujar elvino yang sudah mengeluarkan air mata dari mata kucing nya.

"Ini semua demi kebaikan El, kita harus membuat kaki ini bisa berjalan lagi, El memang tidak mau berjalan lagi?", ujar delvan sembari menunjuk ke arah kaki elvino yang terkulai lemas.

"El hiks mau berjalan lagi hiks, hanya tidak mau di suntik, hiks itu sakit daddy".

"Daddy tidak bisa janji sayang, badan mu sedang tidak baik-baik saja, benar bukan?, menurut lah dengan daddy, ini tidak akan berlangsung lama, setelah pulang dari rumah sakit daddy janji akan membawa el ke taman untuk menghirup udara segara, bagaiamana setuju?".

"Hiks daddy tidak boleh hiks menarik perkataan daddy ya".

"Agar el lebih percaya dengan daddy, bagaimana kalau kita saling mengaitkan kan jari kelingking kita, itu biasanya yang di pakai orang untuk mengikat perjanjian", elvino mengangguk semangat walaupun air mata masih mengalir di pipi chubby nya, ia menyambut jari kelingking daddy nya dan mengaitkan jari nya yang kalah besar daripada punya delvan.

"Sudah jangan nangis, anak daddy kan jagoan, dan jagoan tidak boleh menangis terlalu lama", ujar delvan sembari menghapus air mata elvino menggunakan sapu tangan.

Setelah tangis elvino benar-benar berhenti, delvan menggendong elvino keluar dari mobil dan berjalan menuju ke arah ruangan milik rei.

Rei sudah menunggu di ruangannya dengan berbagai peralatan yang sudah ia siapkan, sebenernya ia ingin menyambut daddy dan adik bungsunya itu di depan rumah sakit hanya pekerjaan nya cukup menumpuk sekarang.

Cklek

Suara pintu terbuka, rei mengalihkan atensi nya ke arah pintu dan tersenyum tipis melihat elvino yang terlihat sangat tenang, biasanya ada saja drama kalau elvino ingin check up bulanan.

Delvan duduk di salah satu sofa dan Rei mendekati mereka, "bagaimana perasaan el hari ini, apakah baik?", tanya Rei selembut mungkin.

Elvino mengangguk pelan sebagai jawaban, ia benar-benar takut sekarang, walaupun sedari tadi delvan berusaha untuk menenangkan elvino, bahkan semakin lama Rei mendekat elvino semakin menyembunyikan kepalanya.

ELVINO 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang