Kenyataan

4.8K 309 47
                                    

.
.
.
.
.


" Kenapa kak?."

" Jeje mah...."

Yuna bangkit dari pinggir ranjsng menuju sang putri yang kini menunduk seperti menahan tangis. Perasaan Yuna semakin tak karuan tentang anak bungsunya.

Mark diam-diam menangis dibelakang sana. Mendengar tantenya mcengucapkan nama daddy nya dengan sedih membuat ia tak bisa berpikir jernih.

" Jeje kenapa? Jeje baik-baik aja kan?" ucap Yuna dengan mata yang siap menurunkan air mata.

" Jeje...."

Yuna menatap Krystal penuh harap. Mark memejamkan matanya tak siap mendengarkan kata-kata yang keluar dari mulut Krystal.

" Tadi Mai bilang...." Krystal mengubah duduknya menjadi menghadap sang mama.



" Kemungkinan Jeje gak naik pesawat itu" ucap Krystal diakhiri dengan senyuman.

" Hah?!" teriak Yuna dan Mark bersamaan.

" Serius?" tanya Mark. Dalam hati dia udah seneng banget daddy nya gak jadi meninggoy.

Krystal mengangguk, " Mai bilang di pesawat itu emang ada nama Jeje tapi setelah Mai sama papa kesana Jeje booking jet pribadi sama ada nama temen-temennya."

" Beneran Tal?" ucap Yuna masih tak percaya.

" Bener."

Yuna langsung memeluk Krystal. Air matanya turun karena bahagia karena anak bungsunya tidak ada dalam kecelakaan pesawat tersebut.

Mark yang melihat itu sontak bergabung.

" Eh bentar, bentar, kan Jeje pergi sama temen-temennya. Kenapa kita gak telpon temen-temennya aja kalo hp Jeje gak aktif?" ucap Yuna.

Krystal menepuk jidatnya pelan, " kenapa gak kepikiran daritadi."

Krystal meraih ponselnya dan mencari nomor Joni. Yang dia punya cuma nomornya Joni doang yang lain gak punya. Setelah ketemu Krystal menempelkan ponselnya ke telinga.

" Halo, assalamualaikum."

Alhamdulillah diangkat sama Joni. Krystal seneng banget asli.

" Waalaikumsalam, Jon. Ini beneran lu kan?."

" Iya ini gue kak, kenapa?."

" Jay ada disitu nggak? Gue telpon daritadi gak diangkat."

" Ada, nih bocahnya lagi makan. Hp nya lagi lowbat terus ini numpang charge di resto."

" Coba kasih ke Jay dulu Jon."

" Iya bentar."

Krystal mukanya udah asem banget. Yang dikhawatirin malah enak-enak makan.

" Halo, nape?."

" Heh bangsul, lu ditelponin kaga diangkat, udah dikhawatirin malah enak-enak makan, gue kira lu dah mati tau nggak."

" Astaghfirullah cocotmu Tal."

" Tai lo. Anak lu sampe demam gara-gara khawatir sama lo."

" Jangan bercanda deh Tal. Emang gue ngapain si sampe anak gue sakit?."

Krystal menarik napas lalu dihembuskan.

" Lo gak tau berita kecelakaan pesawat yang lo naikin. Gara-gara itu si adek sampe demam ngigo nyebut nama lo terus."

" Joe sakit?!."

" Jawab dulu pertanyaan gue."

" Iya gue emang naik itu tapi gak jadi soalnya seat nya gak first class. Gue lupa pilih seatnya. Jadinya gue sewa jet pribadi."


Daddy Jay's FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang