Pencarian

163 108 97
                                    

"Penyesalan yang menjadi sebuah mimpi buruk"


💚


💚


💚


🍂Happy Reading Guys🍂

Saat dimana Ariz memberi kabar, bahwa dia memiliki informasi tentang Nayla, pada mereka semua.

Setelah mereka semua sampai ke rumah Ariz. Mereka langsung menanyakan apa yang ingin dia katakan tentang Nayla.

Tanpa basa-basi Yoga langsung berkata "Apa? ada apa dengan Nayla?" desak Yoga.

Sontak Ariz pun menjawab. "Beberapa teman gw pernah melihat Nayla, di tepi sungai dekat jembatan taman kota," ucap Aris sambil menatap ke arah Yoga.

Yoga yang mendengar itu pun langsung menaiki motornya dan melaju ke tempat yang dimaksud oleh Ariz tadi, sementara ke tiga teman Nayla pun menyusul Yoga dan di ikuti ole Ariz.

Sesampainya di tempat yang mereka tuju, mereka langsung mencari ke setiap sudut taman dan menelusuri ke jembatan yang di gambarkan oleh teman Ariz.

Namun sayang tidak ada tanda-tanda tentang gadis itu, Yoga pun sangat kecewa dan merasa sedih ia benar-benar kehilangan gadis bodohnya itu.

"Nay, Lo yakin nggak mau pulang! gw. Gw kangen ngejahilin lo lagi," cicit Yoga yang di dengar oleh Ariz dan Heru.

"Gw janji, nanti gw bakalan beliin lo susu yang banyak," sambung Yoga kembali yang di iringin dengan tetesan air mata.

"Baru kali ini gw lihat Yoga nangis," bisik Riri pada Dika.

"Apa jangan-jangan dia sukak sama Nayla," tindas Dika.

"Gw juga mikir hal yang sama seperti lo."

Sontak Ariz dan Heru pun mendekati Yoga sambil berkata.

"Kita relain aja ya Ga, lagian inikan udah 3 tahun. Dan nggak mungkin Nayla masih hidup dengan penyakitnya itu."

Mendengar perkataan dari Heru, Yoga yang merasa perkataan itu sangat tidak pantas, ia pun berbalik dan langsung memukuk wajah Heru, Hingga cairan merah keluar dari hidung pria kekar dan lembut itu.

Setelah memukul wajah Heru, Yogapun pergi meninggalkan tempat itu, termasuk Ariz dan ketiga teman Nayla.

"Saat ini malah dia yang merasa sangat kehilangan, dulu aja dia sering banget ngejailin gadis itu," pungkas Heru sambil tersenyum tipis.

"Sebenernya, gw juga ngerasain hal yang sama seperti Yoga," sahut Dika.

Mendengar pengakuan dari Dika, sontak suasanapun menjadi hening. Tentu saja mereka sudah berteman lama dengan gadis itu, gadis yang ceria, baik, dan sangat suka tidur di dalam kelas.

"Dia adalah putri tidur gw," cicit Dika.

"Dia itu bidadari kesayangan gw," balas Ariz.

"Dia gadis kesayangan gw," seru Heru.

"Dia malaikat gw," timpal Riri.

Keadaanpun menjadi sunyi dan larut dalam lembaran kenangan yang pernah mereka lukis bersama dengan Nayla.

Sementara di sana, dijalan yang jauh, dengan motor yang berkecepatan tinggi. Yoga berkata

Dia adalah gadis bodoh gw, dan akan selalu menjadi milik gw, titah Yoga dengan nada yang berat, berusaha menahan air matanya lagi.

YOLA (Yoga&Nayla) "SELESAI" ✔️   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang