KH P.4

2.6K 247 1
                                    

"Tidak punya etika, diajak berbicara tidak mau menjawab, dasar pelacur", ucapnya sambil pergi.

Ini menyakitkan. Sungguh. Aku berusaha untuk melakukan yang terbaik disini. Tapi tempat ini semakin lama semakin menjadi penjara bagiku. Ibu, Phi Porche. Aku akan selalu berusaha baik-baik saja disini. Aku tidak apa-apa.

Pagi ini aku makan enak, tapi malam ini aku tidak makan, nasiku tumpah karena ulahku. Bagaimana kabar kalian? Apa kalian sudah makan? Aku rindu dengan kalian. Aku ingin memeluk Ibu. Aku tidak baik-baik saja bu. Isakku dalam tangis.

Malam itu aku menangis, hatiku sakit sekali mengingat hari ini. Aku berusaha menguatkan diriku, namun aku tidak bisa. Aku kalah dengan situasi. Kepalaku pusing sekali, aku lemas. Aku sakit.

_ _ _ _ _

Pagi itu, Game terbangun dari tidur panjangnya. Kim sibuk merapihkan pakaian dan memasukkannya ke koper. Game yang melihat itu langsung tersontak kaget.

"Sayang, kau mau kemana? Sepagi ini?", tanya Game.

Kim tidak menjawabnya.

"Phi Kim! Katakan padaku kau mau kemana?", teriak Game.

"Jangan bicara padaku", ucapnya sinis tanpa melihat Game.

"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti Phi Kim. Sayang, katakan, ada apa?", ucapnya

"Berhari-hari tidak pulang, menghabiskan uang, pergi dengan laki-laki lain dan memuaskannya. Banyak sekali pekerjaanmu", ucap Kim santai

"Sayang, kau bicara apa. Aku ini seorang model. Kau juga paham pekerjaanku. Aku sudah bilang kalau tidak pulang, itu karena ada jadwal pemotretan. Uangmu aku pakai untuk membeli keperluanku. Pergi dengan lelaki? Aku tidak pergi dengan laki-laki sayang, mana mungkin aku melakukan itu",ucapnya manis sambil mengecup leher Kim .

"Jangan membuatku mengatakannya dua kali Game. Lelaki itu bahkan mengakui bahwa hubungan kau dan dia sudah berjalan selama satu tahun",ucapnya sambil mengambil tas yang terletak di atas meja.

"Maksudmu? Aku tidak mengerti apa yang kau katakan", Game bingung.

Tidak menjawab pertanyaan Game. Kim langsung pergi meninggalkan Game yang kaget dan terdiam.

_ _ _ _ _

Aku terbangun. Sakit sekali badanku. Kepalaku pusing. Lemas tak berdaya. Kuambil selimut tebal di lemari untuk menghangatkanku kembali. Sudah beberapa kali aku merasa seperti ini, namun aku selalu bisa mengendalikannya, tetapi kali ini aku tidak bisa menghentikan rasa sakitku. Aku lemah saat ini. Aku terlelap kembali setelah itu.

Dari luar terdengar ada seseorang yang sedang berbicara, kalau tidak salah itu adalah Time dengan Kim. Terdengar Kim membuka pintu dan berjalan mendekatiku, diikuti oleh suara langkah Time yang menaruh makanan di mejaku.

"Aku akan pergi ke luar kota. Jaga dia, jangan sampai dia membuat masalah", ucap Kim sambil mengambil sesuatu di lemari kecilnya.

"Tuan, apakah tuan ingin saya membangunkan Tuan Chay?", tanya Time.

"Tidak perlu", singkat Kim, sambil pergi keluar.

Aku mendengarnya. Tidak tahu kenapa, hatiku merasa tidak enak sekali. Dia tidak membiarkanku untuk berbicara dengannya dan tidak mengucapkan sepatah kata pamit kepadaku. Aku sudah sah sebagai istrinya meskipun belum terikat dengan negara. Tapi dia tetap tidak ingin melihatku. Aku sungguh menantikannya dia melihatku dengan tatapannya yang hangat, meskipun hanya dalam mimpi. Sedihnya, mimpi pun tidak membiarkanku untuk merasakannya.

Selang beberapa jam, aku masih tidak dalam keadaan baik. Tubuhku semakin panas entah kenapa. Kepalaku sakit sekali. Seluruh badanku keluar keringat, aku meringis.

"Tuan, saya masuk untuk mengambil piringnya", ucap Time sambil masuk ke kamarku.

Time terkaget melihatku...

 = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =

Happy reading...

Maaf kalau part ini sedikit banget, tapi next chapter aku akan buat lebih banyak lgi. Hope you guys enjoy reading this chapter..

Jangan lupa vote dan komen sebagai bentuk apresiasi dan dukungan terhadap cerita ini. Semoga suka dan terimakasih.

See you in the next chapter...

KIND HUSBAND [[JEFFBARCODE]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang