KH P.7

2.7K 220 5
                                    

"Aku pikir aku mencintaimu? Tidak. Aku hanya membutuhkan uangmu. Tapi sekarang uang di tabunganku sudah habis", lanjutnya dan kali ini dia sedang diam dan berpikir panjang.

"Tidak bisa. Aku harus menemuinya. Enak saja dia....", tiba-tiba suara kertas jatuh saat Game akan menutup kopernya.

Game mengambil kertas itu, dia kemudian membacanya. Dan ternyata itu adalah surat cerai. Sontak mata Game terkaget melihatnya. Dia tidak menyangka hal ini terjadi. Dia hanya berpikir Kim hanya menyuruhnya pergi, tapi ini berbeda. Ini tidak seperti Kim.

Game meremas sambil membuang kertas itu. Dia merasa dia sangat ketakutan sekarang. Uangnya sudah habis, dia sudah ketahuan selingkuh, dan sekarang dia diceraikan. Bagaimana jika ayahnya mengetahui hal ini. Game terdiam dan kini dia merogoh kantongnya dan mengambil benda pipih yang sedari tadi berdering itu...

"Halo, baiklah. Aku akan keluar sebentar lagi. Bajingan itu menceraikanku. Bagaimana ini?!", ucapnya dengan kesal

"............"

"Tapi tunggu. Aku punya satu hal lagi yang harus kulakukan", ucap Game sambil mematikan ponselnya sepihak.

_ _ _ _ _

Aku sedang terduduk dan membuka buku yang sedari tadi kubaca. Tubuhku sakit dan pegal semua. Kepalaku masih pusing. Tanda bekas Kim masih segar dan jelas terlihat di sekitar leher dan dadaku. Aku memakai dress putih yang tidak terlalu mewah. Dress yang cukup untuk menghangatkan seluruh tubuhku.

Namun tiba-tiba terdengar suara pintu yang dipaksa terbuka, aku menoleh untuk melihat siapa yang datang... dan ternyata Game.

"Hai manis. Ahh sedang membaca buku ya? Buku apa yang kau baca? Cara menjadi pria kaya? Atau posisi terbaik untuk memuaskan seseorang?, ucapnya mengejek.

"Kau mau apa?", ucapku sinis.

"Tidak. Aku hanya ingin menyapamu. Karena mungkin aku tidak akan bertemu denganmu lagi. Jadi ya, aku kesini untuk menemuimu. Salam perpisahan", ucapnya sambil membelai pipiku.

Aku hanya mengernyitkan sebelah alisku.

"Sebelum aku pergi, aku ingin mengajakmu berjalan-jalan. Kau pasti rindu dengan orang tuamu dan kakakmu. Kau tidak ingin menemuinya?", ucapnya.

"Tidak!", jawabku menolak.

"Kau yakin? Aku hanya ingin memperbaiki hubunganku denganmu sebelum aku pergi. Aku tau kau sangat merindukan Ibu dan kakakmu Porchay. Hanya ini yang bisa kubantu", ucapnya sambil mengusap tanganku lembut.

"Kau tidak sedang menjebakku kan?", tanyaku.

"Tidak. Aku ingin berbaik hati padamu. Porchay. Aku hanya ingin membantumu, sebelum aku pergi. Sebelum aku pergi", jawabnya dengan penuh penekanan.

Sebenarnya hatiku senang sekali. Sejak pernikahanku, aku tidak pernah kembali menemui ibuku dan kakakku. Bahkan menelpon pun tidak diperbolehkan oleh Kim. Dia tidak membiarkanku mendengar suara ibuku.

Sekarang, Game mengajakku untuk langsung bertemu Ibu. Sungguh rasanya aku senang sekali. Ini adalah kesempatan untukku. Kim tidak ada dirumah. Dan kesempatan ini tidak boleh aku lepaskan. Tapi, mansion ini sungguh ketat. Aku tidak bisa keluar dari sini tanpa bantuan Kim.

"Tapi aku tidak akan bisa keluar dari sini. Bagaimana caranya aku bisa bertemu ibuku?", tanyaku.

"Tenang, aku akan membantumu keluar. Aku sudah mengurusnya untukmu. Ayoo", ucap Game meyakinkan dan memintaku untuk bangkit.

Akhirnya aku menyetujuinya. Aku merapihkan semua bendaku, menyimpannya di tempat semula, dan berjalan mengikutinya. Game menyuruhku untuk berjalan tepat dibelakangnya. Dan akhirnya kami pun keluar dari kamar.

Terlihat seorang pelayan wanita muda sedang membersihkan kaca jendela. Aku terkejut dan berjongkok di sebelah lemari. Namun aneh, aku melihat pelayan itu biasa saja, tidak bersuara, berbicara sebentar dengan Game dan membiarkan Game leluasa membawaku. Biasanya setiap pelayan akan melaporkan semua kejadian yang tidak diinginkan kepada Kim, tapi pelayan ini berbeda.

Tidak ingin menyita waktu, Game menyuruhku untuk bangun dan bergegas mengajakku keluar dari mansion Kim. Dan sampailah kami di depan gerbang Kim.

Mobil merah sudah terparkir disana. Game menyuruhku untuk masuk kedalam. Aku masuk dan duduk dikursi belakang. Game duduk di depan dengan seorang pria.

DAN! Aku tahu dia.

Dia adalah pria yang Game bawa di pernikahanku dengan Kim. Apakah dia benar-benar mengkhianati Kim? Apa kurangnya Kim, mengapa sampai saat ini dia masih saja menjalin hubungan dengan lelaki itu disaat dia sudah menikah dan mempunyai suami?

Pikiranku bercabang sampai saat ini, dan terhenti ketika mobil melaju. Penjaga gerbang tidak sadar dengan keberadaanku di dalam mobil. Dia hanya tersenyum ramah pada Game, karena semua orang di mansion tahu bahwa Game merupakan isteri Kim.

Apakah ini benar akan baik-baik saja? Apakah tidak apa-apa jika aku menemui Ibuku dan Hai dirumah?

= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =

Happy reading..

Jangan lupa vote dan komennya sebagai bentuk dukungan dan apresiasi untuk cerita ini. Semoga suka dan terimakasih..

See you in the next chapter...:)

KIND HUSBAND [[JEFFBARCODE]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang