KH P.19

2K 182 16
                                    

Pagi pun tiba. Hari ini adalah hari yang paling Chay tunggu, dimana dia akan bertemu dengan Ibu dan Phinya. Akan tetapi, pagi ini Porchay bangun terlambat, karena semalaman memikirkan bagaimana momen-moment nanti saat dia bertemu Ibu dan Phinya, itulah kenapa dia bangun terlambat. Kim yang mengetahui itu, terus-terusan mengintimidasi Chay dengan kata-katanya, namun tidak bermaksud untuk benar-benar memarahi Porchay, hanya saja dia sangat senang Porchay melakukan kesalahan karena dia dapat menggoda isterinya itu.

"Sudah ku bilang untuk tidak bangun terlambat", ucap Kim dengan nada kesal.

Saat ini mereka sudah di dalam mobil menuju rumah Porchay. Porchay yang menyadari suaminya sedang marah itu, hanya meminta maaf.

"Aku-aku minta maaf Phi", ucap Chay sambil mempoutkan bibirnya dan menundukkan kepalanya.

Kim menoleh ke arah Porchay.

"Harusnya aku yang marah. Kenapa kau jadi ikutan marah?", ucap Kim.

"Aku tidak marah. Aku sedang merenung. Lagipula aku kan mengatakan maaf pada Phi. Phi yang menganggapku marah", ucap Chay kesal.

"Tuh kan, kau jadi ikut marah. Dan juga, itu. Bibirmu. Kenapa di majukan seperti itu? Kalau mau aku cium, bilang saja. Jangan sengaja bangun terlambat untuk mencari perhatian agar aku menuruti keinginanmu untuk mencium bibirmu itu", ucap Kim.

Chay hanya ternganga dengan apa yang dituturkan suaminya. Kenapa dia begitu penuh percaya diri dengan kata-kata dan kalimat-kalimat seperti itu. Kata-kata yang Kim ucapkan sungguh membuat Chay merinding karena geli.

"Ishh. Tidak Phi", ucap Porchay malas.

"Aku minta maaf. Aku tidak akan bangun terlambat lagi. Aku janji", tambahnya.

Mendengar itu, Kim hanya tersenyum, sambil mengelus pucuk kepala Porchay. Dan tidak lama setelah itu, tiba-tiba Kim memberhentikan mobilnya sejenak ke tepi jalan.

"Phi, kenapa kita berhenti. Kita belum sam-....", ucapan Chay terpotong.

"Chay", panggil Kim.

"Hmm?",

"Phi ingin bertanya padamu", ucap Kim yang sekarang tiba-tiba memasang wajah serius.

"A-apa?", jawab Porchay.

"Apakah kamu tidak ingin kuliah?", tanya Kim.

"Maaf jika Phi tiba-tiba bertanya seperti ini. Karena menurut Phi hal ini perlu untuk segera kita bahas bersama", jelas Kim.

Porchay hanya menatap suaminya itu dan tidak menjawab. Dia terlihat bingung.
.

Kuliah? Pikirnya.

.
"Kau tidak mau?", tanyanya lagi.

"Aku..",

"Kau mau?", tanya Kim.

"Sejujurnya aku mau Phi. Tapi aku tidak memiliki uang", ucap Porchay.

Dia mengatakan itu sambil tersenyum. Kim tahu itu senyuman palsu. Ucapan yang dilontarkan Chay terdengar begitu menyakitkan untuk Kim meskipun dia tidak menunjukkannya.

Mendengar jawaban Porchay, Kim tidak langsung mematahkan apa yang isterinya jelaskan. Dia ingin Porchay mengeluarkan semua apa yang ingin dia katakan.

"Keadaanku yang seperti ini sepertinya tidak memungkinkan untuk melanjutkan kuliah. Mungkin saja bisa. Namun aku harus segera mencari pekerjaan untuk membayar biaya kuliahku", ucap Porchay.

"Aku sangat ingin kuliah, Phi. Dan memang dahulu aku sudah merencanakan itu. Pada hari sebelum pernikahanku, Ibu dan Phi Porche sudah mendaftarkanku ke salah satu sekolah bisnis, namun karena Phi Porche mengalami kecelakaan, pembayaran untuk kuliahku digunakan untuk membayar pengobatan Phi Porche", lanjutnya.

KIND HUSBAND [[JEFFBARCODE]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang