KH P.11

3.2K 336 23
                                    

Kim menatapnya dalam, menyingkirkan rambut halus di pelipisnya, mengelap keringat dikeningnya, hingga akhirnya Kim mendekatkan wajahnya dengan Porchay...

Cup.

Satu kecupan mendarat di kening Porchay. Porchay masih terisak di bawah sana. 

Tidak. Kim tidak tidak bisa melakukan apa yang diinginkan oleh Porchay. Melihat tubuhnya dan wajahnya saja Kim sudah merasa tidak tega. Entah kenapa perasaan itu muncul ketika melihat Porchay menangis seperti itu. Kim mencoba menghilangkan segala bentuk rasa yang selalu tiba-tiba muncul di hatinya, namun di tempat yang paling dalam, Kim benar-benar tidak bisa mengabaikan Porchay.

"P-phii... hikss. Pa-panas. Tu-buhku phi hikss.. Tolong aku", ucap Porchay.

Mendengar Porchay mengatakan itu, Kim dengan cepat membuka baju dan celana Porchay, menyisakan pakaian dalam saja. Pendingin dalam ruangan, Kim nyalakan dengan suhu yang lumayan tinggi, membuat udara sekitar terasa sangat dingin. Hal itu dilakukan Kim agar panas tubuh Porchay dapat berkurang, meskipun tidak berefek maksimal. Untung saja helicopter milik Kim dilengkapi dengan alat dan fasilitas yang sangat canggih. Sehingga dapat memudahkan Kim mencari cara sementara untuk menangani Porchay.

Setelah memastikan keadaan Porchay, Kim merapihkan semua pakaian Porchay. Kemudian Kim mengambil telepon genggam yang berada di sakunya dan segera menelepon seseorang di seberang sana.

Panggilan terhubung.

"Mew! Cepat ke mansionku sekarang. Porchay terluka!", jelas Kim.

Perintah diterima oleh Mew.

Telepon ditutup.

Kim mengambil jasnya, dan beranjak menuju pintu keluar helicopter. Kim melihat Arm, Pol dan Vegas sudah keluar dari gedung itu dan kini mereka sedang berdiri sambil merokok sejenak di dekat pintu helicopter mereka.

"Bagaimana?!", tanya Kim berjalan mendekat ke arah mereka.

"Tidak ada bukti apapun Kim. Tapi aku sudah memegang sampel sidik jari pria itu. Aku akan mengirimkannya ke Nong Gulf", jelas Vegas.

"Beritahu aku ketika hasilnya sudah keluar", pinta Kim.

Vegas mengangguk.

"Aku pergi sekarang", ucap Kim kepada Vegas.

Vegas berdiri dan melebarkan tangannya untuk memeluk dan memberikan semangat kepada kawannya itu. Namun ketika Vegas mendekat, Kim beralih dan segera berlari menuju helicopternya. Pol dan Arm menunduk tanda hormat ketika tuannya pergi.

"Aii sat!! Tidak ada terimakasihnya", ucap Vegas kesal ketika melihat Kim mengabaikannya.

"Mau aku wakilkan Tuan?", tawar Arm mendekat ke arah Vegas.

"Bajingan kau!", jawab Vegas sambil menendang pantat Arm.

Pol hanya tertawa kecil melihat kelakuan kedua pria itu. Dan setelahnya, mereka memutuskan untuk kembali, karena fajar sudah mulai terbit.

_ _ _ _ _ _ _ _

{Toko Roti}

Pete mengayuh sepeda di pagi hari untuk menuju toko roti tempat dia bekerja. Dari semalam hatinya sangat senang sekali. Baru kali ini dia merasa seperti ini. Setelah pertemuannya dengan Vegas, semangat hidupnya kini hadir kembali, mengingat bahwa ternyata adiknya yaitu Tay saat ini dalam keadaan baik-baik saja. Dia sangat bersyukur mendengar kabar itu.

Semalam, ketika Pete dalam perjalanan pulang, dia melihat sweater dengan warna perpaduan hitam dan merah terpajang di salah satu toko baju yang terletak di pinggir jalan. Dia berhenti dan menatapnya lama.

KIND HUSBAND [[JEFFBARCODE]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang