Nightmare ?

2.9K 103 14
                                        

Krist tidak bisa tidur. Pikirannya melayang ke kejadian tadi pagi. Dia terduduk kembali dan mengusak rambutnya kasar.

"Bodoh Krist ! Kau straight, bagaimana bisa kau melakukan itu dengan orang asing !"

Krist terus merutuki perbuatannya. Bagaimana bisa dia melakukan having sex dengan orang yang tidak ia kenal. Dia baru pertama kali bertemu, bahkan dia seorang karyawan spa. Apalagi Krist sangat menikmati apa yang mereka lakukan. Satu lagi, dia menjadi pihak bawah. Ini cukup mencoreng harga dirinya.

Dia yakin jika dirinya ini masih straight. Dia masih menyukai dada dan bokong wanita. Meskipun dia memiliki kekasih sebelumnya, namun tak memungkiri dia sering melihat video-video porno setiap minggunya.

Krist masih ingat sekali, dia tadi terbangun dengan kondisi yang sudah berpakaian lengkap. Dengan selimut yang menutupi dirinya. Namun, dia tidak akan lupa dengan yang dia lakukan sebelumnya. Saat itu Krist bergegas bangun, meskipun dnegan tubuh bagian bawah yang kebas dan pinggang yang terasa ingin patah. Krist hanya menemukan sebuah note kecil.

Hal ini juga yang membuatnya terus berpikir. Dalam note tersebut hanya tertulis, "Akhirnya kita bertemu lagi. Ingat, hal ini tidak akan menjadi yang terakhir sweety. Kuharap kau bisa mengingatku".

"Sial. Kapan memangnya aku pernah bertemu dengannya"

Belum sempat Krist selesai berpikir, ponselnya tiba-tiba berbunyi. Dia mengernyit saat melihat nomor tak dikenal ada di layar ponselnya. Apa itu mantan kekasihnya dengan menggunakan nomor baru?

Tadi salah satu tetangganya mengatakan jika ada seorang wanita yang menggedor pintu apartemennya ini. Krist memang tinggal di salah satu apartemen di kawasan Bangkok. Hanya apartemen yang tidak seberapa mewah namun cukup memadai untuk ditinggali. Setelah beberapa saat akhirnya Krist menjawab panggilan itu.

"Halo"

"Bagaimana keadaanmu sayang?"

'SHIT !'. Suara itu, Krist masih mengingatnya. Itu suara karyawan spa tadi. Sialan, dia dapat nomornya dari mana.

"Si-siapa ini?"

Terdengar kekehan kecil yang cukup membuat Krist semakin gugup. Kenapa suaranya harus bergetar sih.

"Kau yakin tidak mengenali suaraku. Seharusnya kau pasti mudah untuk mengingatnya, apalagi kita sudah melakukan itu tadi"

"Lalu untuk apa kau menghubungiku. Kau pasti menjebakku kan tadi. Apa kau ingin bayaran lebih. Katakan berapa yang kau minta. Aku akan memberikannya padamu !"

"Hey, tenanglah sayang. Kau tahu jika aku tak membutuhkan uangmu hmm. Aku akan minta bayaran lain, seperti... Kau yang menjadi milikku?"

"Kau gila ! Aku masih straight. Aku sama sekali tak tertarik padamu !"

"Kau yakin? Mengingat ekspresimu tadi. Sepertinya kau sangat menikmatinya.."

"Tutup mulutmu. Jangan ganggu aku !"

Klik.

Nafas Krist tak beraturan. Emosinya serasa berada di puncak ubun-ubun. Dia butuh sesuatu untuk mendinginkan kepalanya. Belum dia keluar dari kamar, ponselnya kembali berdering. Dia langsung menyambar ponsel tanpa melihat siapa yang menelepon.

"Apalagi, sudah kubilang jangan meneleponku !"

"Hoy ! Ini aku, kenapa aku tidak boleh meneleponmu?"

Krist mengerjakan matanya pelan. Lalu mengecek siapa yang menelepon. Bodohnya kau Krist. Itu Toptap.

"Uh, maaf kukira tadi- itu mantan pacarku"

Massage (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang