OFFICIALLY ❤️❤️

1.4K 59 5
                                    

WARNING !!!
MENGANDUNG ADEGAN 🔞🔞


****

Ciuman mereka seakan semakin menuntut satu sama lain. Singto mendorong tubuh Krist hingga menempel pada dinding. Krist terbuai dengan ciuman yang diberikan Singto padanya. Dia bahkan semakin meremas rambut Singto seperti tak ingin melepaskan itu.

Singto menyelipkan lututnya di antara kaki Krist, lalu menekannya lembut. "Eungh.." Desahan pertama Krist akhirnya keluar dari mulutnya.

Singto tersenyum kecil dalam ciumannya. Dengan cepat ia mengangkat tubuh Krist ala koala dan membawanya masuk dalam kamarnya.

Luna yang tengah duduk di samping pintu terlonjak karena mendengar suara gaduh dari arah kamar.

Singto merebahkan tubuh Krist pada kasur dengan perlahan. Dirinya yang sudah dikuasai kabut mencoba untuk menahan dan tidak menyakiti makhluk indah di bawahnya ini.

"Apa kau benar ingin melanjutkan ini hmm?" Ia mengelus pipi Krist pelan. Membuat gelenyar di dada Krist hingga dirinya memejamkan mata erat dengan nafas memburu.

Krist membuka matanya, terdiam sesaat lalu memegang tangan Singto yang berada di pipinya. "Lakukan. Bantu aku untuk memastikan semuanya."

Mendengar jawaban itu, Singto langsung menenggelamkan kepalanya ke area leher Krist. Dia tidak akan melewatkan kesempatan ini, akan ia buat Krist meyakinkan perasaannya, bahwa hanya Singto yang ia butuhkan.

Tangan Singto pun tak tinggal diam. Ia mencoba membuka kemeja Krist yang mulai berantakan. Kemudian ia melepas kaos yang baru saja ia pakai. Persetan dengan mandi yang baru saja ia lakukan.

"Apa kau ingin merasakan kelembutan seperti yang kuberikan tempo hari?" Krist hanya menatap bingung. Sejujurnya tidak, dia hanya terpaku dengan apa yang ia lihat. Dia baru menyadari jika tubuh Singto sangatlah seksi. Lihatlah kulit tan itu, benar-benar membuatnya meneguk ludah kasar.

Singto yang melihatnya pun hanya tersenyum lalu meraih sesuatu di laci nakas. Tanpa menunggu jawaban Krist yang masih terpukau dengan tubuhnya, ia menuangkan cairan dingin yang barusan ia ambil. Sontak Krist terkejut karenanya. "Hey kau mau apa?"

Singto hanya memberikan seringainya. Entah mungkin ini akan menjadi kebiasaan saat melakukan seks dengan Krist ke depannya. Ini semua karena mereka berdua melakukannya pertama kali di tempat spa milik Singto.

Krist menggigit bibir bawahnya, cairan tersebut terasa dingin namun membuatnya sangat bergairah. Bahkan bisa ia rasakan jika celananya semakin sesak. Singto yang memahaminya tanpa berpikir panjang membuka celana Krist dan menariknya ke bawah. Hingga Krist menjadi naked sekarang.

Hawa panas seakan menyelimuti kamar tersebut. Singto mulai membalur bagian depan tubuh Krist, mulai dari dada hingga turun ke perut. Krist sungguh tak bisa diam, dia merasakan geli dan gelenyar aneh saat tangan besar Singto memberikan pijatan lembut di area dadanya.

"Ahhh, tunggu—" perkataan Krist tercekat. Ia meremat sprei kencang saat Singto benar-benar memainkan area dadanya. Kadang ia meremasnya, lalu memainkan nipple Krist hingga menegang. "ahhh..itu geli phih..." Kaki Krist bahkan terus menggesek tak bisa diam.

"Kau memanggilku P'? Itu semakin membuatku bergairah baby.."

Tanpa aba-aba, Singto mengarahkan kepalanya ke dada Krist dan menghisapnya kuat. "Aaahhhhh!!! Phiihhh stophhh" Krist bahkan harus mendongakkan kepala. Singto benar-benar mengerjai area dadanya. Singto terus menghisap, menggigit kecil dan memainkan nipple Krist menggunakan lidahnya. Tangannya pun tak tinggal diam. Ia mulai mengelus paha dalam Krist. Membuat Krist semakin kelojotan dibuatnya.

Massage (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang