8🐺

42 45 13
                                    

Karin yng menatap Regan dengan tatapan lembut dan mengalihkan pandangannya,Karin yng menghabiskan setengah es krim yang ia beli tadi, sisanya bakal Karin bawa dan dia bekukan lagi.

"Balik yuk"ucap Regan yng menatap Karin.

"Ayuk,tapi gua pengen bawa tuan crab "ucap Karin.

"Yaudah bentar gua cariin"ucap Regan yng berdiri dan pergi.

"Kamu sempurna aku menyukaimu"monolog Karin yng menatap Regan.

Karin yng beranjak dari tempatnya dan menuju ke tengah pantai,Karin yng  bermain sekaligus bertegur sapa dengan binatang laut yng ia jumpai,aneh itulah sisi lain dari Karin yang tidak diketahui oleh orang lain.

"Karin sini lu ngapain di situ"teriak Regan agar Karin dengar.

Karin yng menatap Regan yng memegang sebuah gelas plastik yang berisi air dengan sebuah  kepiting,Karin berjalan menuju Regan dan menjulurkan tangannya.

"Apa"tanya Regan.

"Itu,yng di tangan lu"ucap Karin antusias.

"Ni punya lu,cuma dapat satu"ujar Regan yng memberikan gelas plastik yng berisi baby crab

"Makasih"ucap Karin yng tersenyum manis.

"Ayok pulang"ucap Regan.

"Gua bawa mobil"ucap Karin yng memandang Regan.

"Yaudah gua duluan,jgn terlalu lama di sini"ucap Regan yng mengelus rambut Karin.

"Iya,dadah"ucap Karin yng melambaikan tangannya ke arah Regan.

Karin yng menatap kepergian regan, hanya tersenyum tipis Karin sangat berharap agar Tuhan memberikan dia untuk sesaat atau selamanya,Karin sangat berharap untuk bisa bersama dengan dia dan menemani setiap cerita Karin hingga bab terakhir.

Karin yng tersenyum menatap baby crab yng ia pegang merasa bahagia karena apa yang ia ingin bisa termiliki,Karin berjalan menuju mobilnya yng ia parkir di bawah pohon.

Karin yng mengemudi dengan kecepatan sedang dengan jalan yng cukup agak padat karena sudah waktu pulang kerja,Karin yng melihat langit yng akan berubah menatap lekat dengan tatapan takjub.

Karin yng memberhentikan mobilnnya di depan sebuah perusahaan besar tanpa berniat untuk turun atau masuk kedalam, Karin hanya menatap dari atas mobil saja.

"Sudah saya duga, semua akan terjadi seperti ini"ucap Karin yng menatap seorang lelaki yang sedang berinteraksi dengan seorang wanita.

Karin yng menatap lekat dengan interaksi mereka hanya menghembuskan nafas panjang,dan mengemudi mobilnya menuju sebuah tempat terakhir yang ia ingin kunjungi.

Karin memberhentikan mobilnnya di depan sebuah butik besar dan mewah,dan menatap bangunan itu dengan lekat.

"Mereka terlihat bahagia tanpa kehadiran gua"ucap Karin dengan nada ingin menangis.

Karin yng mengalihkan pandangannya dan mengemudi dengan kecepatan tinggi, Karin yng memberhentikan mobilnnya di depan gerbang dan bergegas masuk ke dalam.

Karin yng tidak menghiraukan bik inem yng melihat Karin yng menangis dan berlari menuju kamarnya.

Karin yng merebahkan dirinya dan menegelamkan wajahnya di bantal dan menangis sejadi-jadinya,Karin capek dengan hidupnya Karin ingin mengakhiri semua cerita hidup.

Tokk....tok....

"Non panggil tuan untuk turun"ucap bik inem dari balik pintu.

"Hmm"Karin yng mendengar ucap bik inem menghela nafas panjang.

Karin yng mendudukkan dirinya  dan turun dari ranjangnya,Karin yng menatap dirinya sendiri di pantulan cermin hanya tersenyum sini melihat kondisinya sekarang.

"Lu sangat memperihatinkan linlin"ucap Karin yng menatap dirinya sendiri.

Karin yng menuruni anak tangga dengan terpaksa,Karin yng sudah menginjakkan kakinya di tangga terakhir terpaksa berhenti dan menatap kedua orangtuanya yng asik bercanda bersama seorang wanita.

"Ada apa"ucap Karin yng berjalan mendekat ke arah mereka.

"Sini duduk dulu"ucap Olivia.

Karin berjalan menuju sofa samping mamanya,Karin yng menatap seseorang yng di depannya dengan tatapan tidak ramah.

"Ada apa"ucap Karin yng menatap sang papa.

"Kenalin dia chia Arkana Jakson"ucap sang papa yng memperkenalkan seseorang yang berada di sampingnya.

"Lalu"ucap Karin yng menaikan alisnya.

"Dia saudara angkat kamu,lebih tepatnya adek angkat kamu kalian hanya beda  setahun dia akan bersekolah di tempat km sekolah dan km akan jagain dia"ucap sang papa yng memberhentikan ucapan sejenak.

"Papa tidak mau kamu berbuat tidak baik ke dia,papa harap km menerima dia"ucap sang papa yng tersenyum manis.

Karin yng terpaku melihat sang papa tersenyum manis sangat manis dan itu tidak pernah Karin lihat dan tidak pernah dia memperlihatkannya ke Karin,iri sudah jelas bagiamana tidak melihat seorang yng sangat penting bagi kita memperhatikan senyuman terbaiknya.

"Karin ke atas"ucap Karin yng beranjak dari tempatnya.

Karin yng menatap langit malam dari balkon hanya tersenyum miris dengan hidupnya,Karin yng selalu memikirkan bagaimana kehidupannya selanjutnya apa dia akan bahagia di semesta ini dan di cerita ini.

Karin yng meneteskan cairan bening dari pipinya hanya diam,Karin merasa asing di rumahnya sendiri apalagi kehadiran seseorang yang bernama chia itu, semua berubah.

"Saya sangat berharap mereka kecewa dengan apa yng mereka lakukan dan saya tidak akan memaafkan itu"monolog Karin.

Karin beranjak dari balkon dan menutupnya, Karin merebahkan dirinya dan menatap foto yng ia pajang di samping tempat tidurnya dan tersenyum tipis,Karin menutup matanya perlahan dan terlelap.













Jangan lupa ninggalin jejak dulu dan jangan lupa vote.
Makasih><

semesta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang