Regan yng memberhentikan motornya tepat di depan gerbang rumah besar dan mewah milik Karin,regan yng memandang suasana rumah yng sepi seperti tidak ada orang sama sekali di rumah itu hanya sebuah mobil terparkir rapi di garasi.
"Km di rumah sendiri ayy?"ucap regan yng mematikan motornya.
"Nggk kok,di temenin bibik juga"ucap Karin yng turun dari motor regan dan melepaskan helmnya lalu menyerahkannya kepada regan.
"Orang tua km ke mna?"tanya regan yng menerima helm.
"Biasa, mereka sibuk dengan pekerjaan mereka sekaligus dengan anak baru mereka heheh"ucap Karin dengan tertawa kecil di akhir ucapannya.
"Gua janji akan bahagiain lu"ucap regan yng mengusap kepala Karin dengan lembut.
"Janji di buat untuk ditepati bukan di ingkari,km udh berjanji jadi harus di tepati"ucap Karin yng menatap regan dengan serius.
"Iya saya janji akan tetapi itu, yaudah sana masuk"ucap regan dengan tersenyum hangat ke Karin.
"Iya dan makasih untuk hari ini"ucap Karin yng melambaikan tangannya dan berbalik menuju gerbang.
"Iya dadah"ucap regan yng menaiki motornya dan memakai helmnya.
Regan yng meninggalkan area perumahan Karin,dan Karin yng sudah memasuki rumah besar miliknya Karin yng merasa sedikit berbeda dengan suasana rumah ini menatap ke sekeliling dan betul saja sang papa sedang duduk di ruang tamu.
"Apa kamu tau sekarang jm berapa Karin Adila?"ucap sang papa dengan menekan setiap katanya.
"Jm 08:00 bukan"ucap Karin yng terlalu santai dengan pertanyaan sang papa.
"Jika km mengetahuinya kenapa km pulang selarut ini Karin,liat adek km chia dia sudah 2 jam yng lalu berada di rumah"ucap sang papa dengan sedikit membentaknya.
"Lantas apa pedulinya anda tuang zergan Jakson"ucap Karin yng sedikit tersulut emosi.
"Saya papa kamu, contoh adek kamu tu dia pinter gak kayak kamu"ucap sang papa yng membandingkan dirinya dengan chia yng jelas-jelas anak pungut.
"Dia bukan adek saya"ucap Karin yng menatap sang papa dengan tatapan kebencian.
"Tapi dia sudah menjadi anggota keluarga ini karin"ucap sang papa.
"Apa perlu saya menjelaskannya kembali tuan,dia bukan adek saya dan saya gak mau mengakui seseorang yng sudah merebut kebahagiaan saya paham"ucap Karin yng terbawa emosi.
"Jaga sopan santun kamu Karin"ucap sang mama.
"Sopan santun seperti apa yng anda maksud,apa anda pernah mengajarkan saya tentang sopan santun tidak kan anda hanya sibuk dengan pekerjaan kalian"ucap Karin yng sudah membendung air mata.
"Tapi mereka orang tau kamu Rin setidaknya hargai mereka, mereka berkerja juga untuk kamu"ucap chia dengan tiba-tiba.
Plakkk........
"Karin Adila."ucap sang papa dengan sedikit berteriak.
Karin yng barusan saja menampar pipi chia karena dia sudah muak melihat wajah dia yng tiba-tiba menjadi anggota keluarganya,dan merebut semuanya.
"Apa apa saya salah saya hanya mengharapkan kebahagiaan pah,asal papah tau Karin iri melihat dia pah perempuan yng secara tiba-tiba papa bawa ke rumah dan menjadikannya keluarga-"ucapan Karin terhenti dengan air mata yang mengalir begitu deras.
"Sedangkan Karin harus berusaha keras bertahun-tahun untuk mendapatkan sedikit perhatian kalian,asal kalian tau saya capek capek dengan semuanya capek dengan segala pemikiran orang terhadap saya,apa kalian tau saya putri kecil papa yng waktu kecil sering di gendong dan sering di ajak bercanda hingga saya lupa akan rasanya sakit di saat saya terjatuh dari sepeda-"
"Dulu kita sangat bahagia ya yng di hiasi dengan canda tawa,tapi sekarang apa kalian terlalu sibuk dengan pekerjaan kalian hingga kalian,lupa kalau kalian mempunyai seorang putri kecil yng dunianya sedang hancur dan membutuhkan sebuah pelukan dari keluarganya tapi apa,saya harus mandiri dengan sakit yng di ciptakan oleh kalian,asal kalian tau orang tua adalah orang pertama yang mematahkan semangat dan mental seorang anak."ucap Karin yng sudah di banjiri air mata dan sedikit tersedu-sedu.
Terkadang Karin capek menanggung semua beban yng bersarang di kepalanya,dia ingin menceritakannya semua tapi kepada siapa orang tuanya hahaah mereka akan menjawab seperti ini,kamu masih mudah udah banyak pikiran aja apasih yng kamu pikirin itu kan cuma belajar sok-sokan capek pengen nyerah lemah ibu aja yng mikirin kedepannya aja gk stress kayak km tu, seperti itu lah respon yang sangat menghancurkan perasaan seseorang.
"Saya hanya butuh kasih sayang udah itu aja"ucap Karin yng melengos pergi menuju kamarnya.
Semua orang yng berada di ruang tamu terdiam mendengarkan perkataan Karin barusan,apa yng mereka selama ini salah untuk bisa memenuhi kebutuhan anak mereka mulai dari materi tapi tidak dengan kasih sayang, selulit itu kah keluarga Karin memberikan sebuah kasih sayang yng sangat ia butuhkan.
Karin yng menangis sesenggukan di balik pintu kamarnya yng gelap dan tidak ada sedikit penerangan apapun itu kecuali sinar bulan,Karin yng menegelamkan kepalanya dan sedikit mengatur nafasnya.
"Apa gua gak berhak bahagia sekali saja Tuhan"ucap Karin dengan sedikit teriak.
Drttt.....drttt....
Ponsel yng berada di tas karin berbunyi beberapa kali dan berakhir di angkat, nomor asing yng sangat menyebalkan bagi karin.
"Hallo dengan siapa"ucap Karin yng sedang menahan sesenggukan nya.
"Ini gua regan,apa kamu baik-baik saja?"ucap regan yng berada di seberang sana.
"Hiks hiks gua capek gan"ucap Karin yng sudah tidak bisa menahan tangisnya dan sesenggukan nya.
"Apa gua harus ke sana untuk memeluk kamu"ucap regan di seberang telepon yng sedikit khawatir.
"Tidak perlu cukup temanin aja"ucap Karin dengan nada sedikit pelan.
"Baiklah, kalau ada apa-apa kabarin ya"ucap regan yng sedikit tenang.
Karin yng sudah tidak menangis berjalan menuju stop kontak untuk menyalakan lampu kamarnya,Karin yng melihat dirinya di pantulan cermin hanya menatap miris dan sedikit kasihan.
"Lihat Rin lu semenyedihkan ini Rin, ngapain lu bertahan di semesta yng menolak lu untuk bahagia"monolog Karin.
"Kamu ngomong apa barusan Rin"ucap regan yng mendengar Karin berbicara Sesuatu dari seberang telepon.
"Ah tidak,aku matiin dulu ya mau mandi soalnya"ucap Karin yng sedikit tenang.
"Baiklah,bye cantik"ucap regan di seberang telepon yng sedikit tersenyum.
Tuttt....tutttt.....
Karin yng melihat long panggilan barusan hanya tersenyum tipis dan bergegas menuju kamar mandi untuk bersih-bersih Karin hanya membutuhkan beberapa menit untuk mandi.
Karin yng selesai dengan pakaian santai dan bergegas turun menuju meja makan,Karin yng berjalan melewati anak tangga tiba-tiba langkahnya terhenti di saat keluarganya sangat bahagia tanpa dirinya,Karin hanya menghela nafas dan memutuskan untuk kembali saja ke kamarnya untuk tidur.
Jangan lupa ninggalin jejak sebelum ke bab selanjutnya kak><
Jangan lupa vote kak, matanya juga gpp kok heheheheMakacih><

KAMU SEDANG MEMBACA
semesta
Contomaaf kalau banyak typo bertebaran. "kita punya keinginan, tapi semesta punya kenyataan, kenyataan yang memperjelas semuanya, bahwa kita memang tak akan pernah bisa bersama" - - - - - - - - -"selamat menjelajahi petualangan baru dengan pemeran utama...