Karin yng menatap lekat air kolam, sekali-kali mengayunkan kakinya yang berada di dalam kolam Karin yng selalu memikirkan sesuatu yang belum terjadi dan selalu berekspektasi tinggi terhadap sesuatu yang belum terjadi padanya.
Karin yng menatap lurus ke ujung kolom menatap regan sekilas,Karin yng menatap regan dengan tatapan mohon agar bisa berenang dengan bebas di ruangan itu.
"Apa,lu gk bisa berenang ntar malah nyusahin"ucap regan yng mengetahui makna dari tatapan Karin.
Karin hanya menghela nafas panjang,dan menatap regan tetap di manik hitam milik regan.
"Apa gua nyusahin,apa gua gak berguna,apa gua selalu salah di mata orang bahkan keluarga gua"ucap Karin yng seakan meminta jawaban.
"Gua gak tau seberat apa masalah lu,tapi Tuhan selalu ada buat dengar setiap cerita lu,jadi semangat wanita kuat"ucap regan dengan mengelus kepala Karin.
"Kalau gua capek boleh nyerah gak?"ucap Karin yng menatap regan serius.
"Boleh jika Tuhan sudah mengizinkan lu untuk berhenti berjuang,tapi untuk sekarang jangan dulu-"ucapan regan terhenti dan menatap manik coklat milik Karin dengan serius dan mendekatkan kepalanya.
Cupp....
"Karena gua ingin menikmati dunia ini bersama lu"ucap regan yng mencium pipi Karin.
Karin yng mendapatkan kejutan yang tidak terduga hanya terdiam dan membeku,apa yng barusan terjadi,apa Karin mendapatkan ciuman dari seseorang yang dia harapkan untuk selalu ada bersamanya.
Karin ingin tertawa dengan
kencang- sekencangnya karena baru saja mendapatkan ciuman yng tidak pernah dia dapatkan,Karin yng tersenyum manis sangat manis dan menatap wajah regan secara dekat."Lu terlalu spesial gan,apa gua akan bisa menggenggam tangan lu dan berjalan berdampingan untuk waktu yang cukup lama"ucap Karin yng menggenggam tangan regan dengan erat.
"Jangan terlalu erat dan jangan terlalu longgar Rin"ucap regan dengan senyuman tipis.
Karin yng mendengar ucapan regan hanya menghela nafas panjang dan tersenyum manis,Karin yng terlalu banyak berekspektasi sedikit demi sedikit terwujud walau jauh dari ekpektasi Karin.
Karin yng mengalihkan pandangannya ke arah lain,dan berhenti menatap air yng tenang dan jernih.
"Gua berharap lu netap untuk selamanya"ucap Karin.
"Jika Tuhan mengijinkannya"ucap regan yng mengusap kepala Karin.
Karin yng mendapatkan perilaku tersebut hanya diam,Karin tidak tau apa yng sebenarnya terjadi padanya Kenapa dia bisa di bawa terbang oleh perilaku dia.
Karin yng menghembuskan nafasnya kemudian berdiri dari tempatnya,dan menatap regan yng sibuk memainkan ponselnya.
"Gua ke kelas ya"ucap Karin yng beranjak dari tempatnya.
"Ikut Rin"ucap regan yng mengejar langkah Karin.
Karin yng berjalan beriringan dengan regan yng melewati koridor yng sedikit ramai,Karin yng di tatap dengan tatapan tidak suka menghela nafas apa Karin salah berjalan dengan seorang ketos.
"Gk usah di pikirin mereka hanya iri"ucap regan yng mengetahui sikap Karin.
"Iya,gua duluan ya"ucap Karin yang berlari dari hadapan regan.
"Lu mirip dengan dia Rin apa gua bisa ngelupain dia"monolog regan yng menatap Karin berlari.
Karin yng memberhentikan langkah di depan kelas dengan nafas yang memburu,Karin yng berusaha menormalkan nafas dan melihat sekeliling kelas.
"Sepi dan sunyi"ucap Karin yng melangkahkan kakinya menuju tempat duduknya.
Karin yang menatap keluar jendela dengan tatapan lekat,Karin yng merasa ngantuk menegelamkan wajahnya di lipatan tangannya.
Karin yng tertidur damai dan pulas tidak memperdulikan panggilan dari Clara yng berusaha membangunkan Karin.
"Rin......Rin..... bangun kek"ucap Clara yng menggoyangkan tubuh Karin.
Brakk......
"Bangun lu Jing"ucap aurel yng memukul meja yng di tiduri Karin.
Karin yng kaget mendengar suara yng memasuki telinga, menegakan kepalanya dan menatap yng memukul meja barusan.
"Lu tu nyusahin tau gak sih, kerjanya cuma tidur"ucap aurel dengan sinis.
"Udah rel udah,lu gk usah cari emosi di sini"ucap Clara dengan nada agak kesal.
"Tapi dia nyusahin Ra"ucap aurel yng menatap Karin dengan tatapan jijik sekaligus sinis.
Clara yng mengeluarkan sebuah kertas dari saku roknya dan memberikannya kepada Karin,Karin yng menatap surat yang diberikan Clara dengan tatapan bingung,surat yng di balut dengan amplop putih.
"Ini apa?"ucap Karin yng bertanya ke Clara.
"Surat pendaftaran universitas Gunadarma,dan lu tau kan kalau ini janji kita bertiga dari kecil jadi gua harap sama lu untuk lolos"ucap aurel dengan nada agak sedikit berbeda.
"Gua gak bisa rel"ucap Karin yng menatap aurel dengan tatapan kebencian.
"Setidaknya lu harus lolos, kalau lu lolos chia bisa menggantikan lu kan lagipula gua gak Sudi satu kampus dengan pembunuh kayak lu "ucap aurel dengan tatapan sinis dan beranjak pergi.
"Lu gak usah dengerin dia ya, kalau lu gak mau lu bisa nolak kok"ucap Clara dengan nada lembut.
"Gua coba kalau gua gak lolos berarti bukan rejeki gua"ucap Karin tersenyum ke arah Clara.
"Semoga aja lu gk lolos,dan lu bisa kuliah di kampus impian lu"ucap Clara yng memeluk Karin dengan erat.
"Gua takut kehilangan lu Rin"ucap Clara dalam hati.
Karin yng mendapatkan pelukan dari Clara hanya membalas pelukan tersebut tidak kalah erat,Karin sangat bersyukur punya sahabat seperti Clara yng selalu mensupport dia.
"Semangat"ucap Clara dengan senyuman khasnya.
"Hahahah,iya semangat"ucap Karin.
Karin dan Clara yng di selimuti oleh kesunyian dan hanya di temenin suara jam dan angin yng berhembus,Karin yng tenggelam dalam pikiran dan Clara yng tenggelam dalam kekhawatiran nya kepada Karin.
Karin yng berharap kepada semesta untuk di beri kekuatan sedikit lagi dan kebahagiaan sedikit lagi, hingga raga dan jiwa ini lelah dengan segalanya yng berada di semesta ini.
Karin ingin sekali berdamai dengan diri sendiri dan berdamai dengan semesta tapi itu tidak mudah bagi Karin, karena semesta tidak ingin berdamai dan diri sendiri selalu menolak.
"Bertahan sedikit lagi ya"ucap Clara yng memecahkan keheningan sejak tadi.
"Jika bisa Ra,gua akan bertahan"ucap Karin dengan tersenyum.
Jangan lupa ninggalin jejak dulu kak><
Jangan lupa vote dan komen kak
Makacih><
KAMU SEDANG MEMBACA
semesta
Storie brevimaaf kalau banyak typo bertebaran. "kita punya keinginan, tapi semesta punya kenyataan, kenyataan yang memperjelas semuanya, bahwa kita memang tak akan pernah bisa bersama" - - - - - - - - -"selamat menjelajahi petualangan baru dengan pemeran utama...