Di cafe tadi, hanya para perempuan yang memutuskan untuk pulang. Sedangkan laki laki tetap santai nongkrong, katanya rugi kalau cuma sebentar.
"Gue balik dulu," ucap Vano tiba tiba
"Masih jam segini Van, udah mau pulang aja. Baru juga pesen makanan," sahut Reza
"Mama yang nyuruh gue balik jam segini," jelas Vano
"Oh, iya lupa Vano kan anak mama" jawab mereka di akhiri kekehan dan dengusan malas dari Vano.
Setelah membayar pesanannya, Vano segera pergi menuju tempat parkir, dimana mobilnya berada.
Selama perjalanan pulang, di dalam mobil Vano tidak bisa fokus, karna sedari tadi pikirannya tertuju pada satu wanita Raina.
"Kenapa jadi gue mikirin tuh cewek sih," gumam Vano, dia menggelengkan kepalanya untuk mengusir pikiran gilanya.
Sekitar 15 menit perjalanan, akhirnya Vano sampai di rumah nya. Dia turun dari mobil nya dan berjalan memasuki rumah.
Di ruang tengah, sudah ada mama papa Vano yang sedang menunggu kedatangannya.
"Assalamu'alaikum ma pa," ucap Vano Salim kepada kedua orang tuanya
"Wa'alaikumussalam," ucap mama papa Vano
"Baru pulang sayang, sini duduk dulu,"
Vano menatap kedua orangtuanya bingung, seketika perasaannya terasa tidak enak.
"Vano mau ganti baju dulu ma,"
Mama hanya menggeleng, "nanti aja, sini duduk sama mama papa. Sekalian ada yang mau kita bicarakan,"
Vano menatap kearah mamanya. "Bicara apa ma?"
"Sebentar, kamu sudah makan siang apa belum? Kalau belum mama ambilin dulu buat kamu?"
Sejujurnya dia hanya ingin berganti pakaian, karna sudah risih mengenakan seragam. Apalagi Vano juga rasanya ingin mandi.
"Udah kok ma, tadi mampir makan dulu,"
"Yaudah jadi langsung aja ya, ngomong pa,"
"Jadi gini Van, papa mau bicara sama kamu," ucap papa
"Yaudah ngomong aja," perasaan tadi mama nya yang nyuruh, kenapa ribet banget sih papa nya.
"Rencananya papa mau jodohin kamu sama anak sahabat papa," ucap papa Vano
Sedangkan Vano kaget dengan ucapan papa nya barusan. Apa apaan ini, kenapa main jodoh jodohin aja, emang nya ini masih jaman apa?
"Dijodohin?" Kedua orang tuanya menangguk, menanggapi
"Gak, Vano gak mau. Papa pikir ini jaman apaan. Vano masih sekolah, Vano gak mau pa,"
"Kenapa sih Van, lagian dia cantik terus pintar juga Van. Mama suka sama dia," ucap mama Vano
"Itu mama yang suka, bukan Vano. Kalau mama yang suka, ya udah mama aja yang nikah sama dia," ucap Vano makin ngawur.
Demi apapun dia menolak perjodohan sialan ini. Orangtuanya pikir dia tidak laku apa? Jangan salah mam, anakmu ini paling di kejar gadis disekolah.
"Hus mulutnya, mau mama tarik?"
"Ya lagian, aneh aneh banget," cibir Vano
"Papa mohon kamu, terima ya? Ini juga demi kebaikan kamu, papa gak mau kamu salah milih perempuan Van," ucap papa nya dengan wajah serius.
"Vano bilang enggak, ya engga pah." sergas Vano
"Dengerin dulu nak, ini demi kebaikan kamu juga masa depan kamu Van," ucap mama Vano dengan lembut
KAMU SEDANG MEMBACA
ELVANO & RAINA ( Lanjut Di Fizzo)
Teen Fiction[WAJIB VOTE AND FOLLOW ❤️} Seperti kisah pada umumnya, menikah karena dijodohkan. Sangat klise sekali bukan? Tapi itulah yang di alami oleh Raina dan Elvano. Tidak saling mengenal. Tidak pernah saling sapa walaupun satu sekolah. Tapi berakhir menjad...