Pagi harinya, semua orang sudah berkumpul di meja makan untuk melaksanakan sarapan pagi. Raina duduk di sebelah abang nya dengan wajah yang lesu dan mata yang masih terlihat sembab.
Reno menatap adiknya dengan senyum khas miliknya, siapa saja akan terpesona melihat senyuman nya.
"Bang, aku berangkat nya bareng Abang ya?" ucap nya di sela sela makan"Enggak dek, nanti kamu berangkat nya di jemput sama Vano," jelas Abang nya, ucapannya justru membuat Raina yang sedang makan tersedak.
Uhuk Uhuk Uhuk
"Pelan - pelan makannya dek, ini minum dulu," ucap abangnya dengan memberikan segelas air minum, yang langsung di terima oleh Raina.
"Kenapa gak bilang kalau Rain di jemput sama Vano?" Tanya Raina sedikit kesal.
"Abang juga gak tau, tadi mama yang bilang," jelasnya
Sedangkan Raina menatap ke arah mama nya untuk meminta penjelasan, sedangkan mamanya hanya diam tanpa berniat untuk menjawab pertanyaan tak bermutu Raina.
"Sudah jangan ribut di depan makanan, gak baik" peringat papa nya
Setelah itu mereka semua makan dengan tenang, hanya dentingan sendok dan garpu yang beradu dengan piring.
Raina melamun memikirkan nasibnya akan bagaimana, kalau sampai teman temannya tau? Apa yang harus ia katakan nantinya.
"Permisi tuan, di depan sudah ada den Vano," kata bibi
"Suruh masuk aja bi," ucap mama Raina
"Tadi sudah saya suruh masuk nyonya, tapi katanya tungu di luar saja," jawab bibi
"Yaudah, kamu makannya udah belum Rain, cepetan Vano udah nungguin kamu tuh," ucap mamanya, menatap Raina. Lain dengan Raina yang mendengus kesal.
"Iya iya, ini Rain udah selesai," Raina meneguk segelas air putih, lalu beranjak dari tempat duduknya dan mengambil tasnya. Dan berjalan menghampiri Vano di depan rumah.
Setelah itu Raina berpamitan kedua orang tuanya begitupun dengan Vano.
"Hati-hati ya nak Vano, kalau Raina nakal buang aja gak apa apa," ujar mama dengan tersenyum. Lagi lagi Raina hanya mendengus kesal, apa apaan mamanya itu.
"Iya Tante," jawab Vano
"Jangan panggil Tante dong, panggil mama aja kan sebentar lagi kamu akan jadi menantu mama,"
"Eh iya ma, kalau gitu Vano sama Raina pamit, assalamu'alaikum," pamitnya
"Wa'alaikumussalam" jawab orang tua Vano
Setalah menempuh dua puluh menit lamanya, akhirnya mereka sampai di SMA CEMPAKA PUTIH.
"Turunin gue di depan sana jangan di depan gerbang," ucap Raina tiba tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELVANO & RAINA ( Lanjut Di Fizzo)
Teen Fiction[WAJIB VOTE AND FOLLOW ❤️} Seperti kisah pada umumnya, menikah karena dijodohkan. Sangat klise sekali bukan? Tapi itulah yang di alami oleh Raina dan Elvano. Tidak saling mengenal. Tidak pernah saling sapa walaupun satu sekolah. Tapi berakhir menjad...