"Wah bagus dong itu," ujar mama Raina heboh
"Langsung pada intinya aja deh ma." ucap Raina dengan sedikit ngegas, ingat sedikit ya. Kalau banyak bisa di hajar dia sama ibu negara.
"Enggak sabaran banget sih kamu dek, sabar dong," ucap abangnya
"Ya kalau gak penting penting banget, mendingan aku pulang aja," ucap Raina sambil berdiri "Raina juga banyak tugas," lanjutnya
Sebelum Raina berdiri, tangannya terlebih dulu di cekal oleh abangnya.
"Jangan malu maluin mama sama papa dek, duduk lo bukan anak kecil lagi." ucap abang nya dengan tegas
Raina hanya mendesis tanpa menjawab.
"Kita mulai aja ya acaranya, Raina juga sepertinya tidak nyaman sepertinya di sini," ucap papa Vano menengahi
Lain dengan Vano sedari tadi dia hanya diam saja, tanpa minat untuk menimpali pembicaraan.
"Jadi gini papa sama mama mau jodohin kamu sama Vano, papa harap kamu bersedia untuk terima ini," jelas papanya
"Apa? Papa pasti bercanda kan, ini bukan april mop loh," Raina cukup terkejut, apa apaan ini semua. Main acara jodoh jodohin aja.
"Gak ada yang bercanda sayang, ini serius," jawab mamanya
"Raina masih sekolah pa ma, Raina gak mau," tolaknya mentah mentah
Sedangkan Vano hanya diam, karna sebelum datang kesini orang tuanya sudah memberi tahunya terlebih dahulu.
Dia juga cukup terkejut awalnya, dan sempat marah marah juga. Tapi percuma ibu negara banyak mengancamnya.
"Ini semua juga demi kebaikan kamu Rain," ucap mamanya menenangkan.
"Demi kebaikan apa sih mah, yang ada ini semua demi kebaikan mama dan papa bukan Raina. Lagian juga Raina masih sekolah belum waktunya mikir untuk nikah gak jelas gini," ujarnya dengan tegas, dia cukup kecewa dengan orang tuanya.
Dijodohin? Shit itu buruk sekali apalagi dengan Vano.
"Kamu masih bisa lanjut sekolah kok sayang, apalagi nanti kalau kamu mau kuliah juga bisa, gak ada yang larang kamu untuk terus lanjutin pendidikan," ucap mama Vano dengan lembut.
"Tapi tante Raina belum siap untuk nikah muda, apalagi sama Vano aku nggak mau," tolaknya lagi
"Jaga ucapan kamu Raina," ucap sang papa dengan tegas.
"Lo mending diem aja deh dek, ikutin perintah papa sama mama. Ini juga demi kebaikan dan masa depan lo juga," jelas abang nya
"Kenapa gak lo aja yang nikah? Kenapa harus gue?" Tanya Raina pada abang nya
"Karna disini yang mau di jodohin itu lo bukan abang, yakali gue nikah sama cowok. Masih waras gue," jelas abang nya
"Aku tetep gak mau, aku tolak perjodohan sialan ini," tolaknya lagi
Vano sedari tadi hanya diam saja melihat perdebatan Raina dengan papa nya. Disini dia bisa menilai kalau sifat Raina cukup keras kepala. Sial sekali nasibnya.
"Om, tante boleh Vano bicara sebentar dengan Raina," tanya nya tiba tiba
"Oh iya boleh kok, silahkan" jawab mama Raina.
"Ikut gue," katanya dengan menarik tangan Raina pelan. Raina hanya diam mengikuti Vano tanpa banyak bicara.
Setelah sampai di taman cafe barulah Vano melepas tangan Raina.
"Lo kenapa sih? Kenapa lo ga Nolak perjodohan ini? Kenapa lo diem aja, mau cosplay jadi patung lo?" Tanya Raina pada Vano
"Meskipun gue nolak orang tua gue tetep akan jodohin gue sama lo keputusan mereka udah bulat," ucapnya "Lagian nih ya siapa juga yang mau nikah sama lo, orang keras kepala bukan kriteria gue banget," lanjutnya
"Dih, gue juga kali. Amit amit deh gue mau nikah sama lo," ucapnya sambil nyolot "Udah kaku, cuek, mirip batu juga, yang ada gue darah tinggi mulu kalau sama lo," lanjutnya
"Jadi gue minta sama lo, tolak perjodohan sialan ini ya, gue mohon banget," ucapnya lagi sambil memohon
Sedangkan Vano hanya diam saja tanpa minat menjawab permintaan Raina, percuma saja dia nolak perjodohan ini. Seperti yang dia bilang tadi orang tuanya akan tetap menjodohkan dia sama Raina, apalagi ibu negara sudah menyiapkan banyak ancaman untuknya.
"Gue masih sekolah, masih pengen kuliah buat capai cita cita gue. Apa kata temen gue kalau gue nikah muda," ucap Raina lesu. Demi apapun dia mau perjodohan ini batal, tolong bantu Raina.
"Kita nikah rahasia, maksudnya jangan sampai ada yang tau. Nanti kalau disekolah seperti biasa anggap aja kita gak ada hubungan apa apa, simple kan," ucap Vano cuek.
Sedangkan Raina hanya diam mencerna apa yang Vano ucapkan barusan.
"Disini bukan lo aja yang nolak pernikahan ini tapi gue juga, bahkan cita cita gue lebih tinggi dari pada cita cita lo," ucap nya santai.
"Enak aja lo kalau ngomong, lo pikir gue bodoh gitu ha?" Ucapnya dengan emosi
"Gak ada yang bilang lo bodoh," jawab nya dingin
"Serah lo deh," ucap Raina pasrah, percuma juga dia ngomel gak jelas gini.
Setalah pembicaraan yang mereka tadi selesai, akhirnya mereka kembali ke dalam cafe untuk menemui kedua orang tuanya.
"Sudah?" Tanya ayah Vano
"Hm" jawab nya Vano
"Jadi kita langsung mulai aja ya acaranya?" Tanya bunda Vano
"Jadi gimana Raina mau kan terima perjodohan ini?" Tanya bunda Vano
"Iya Raina terima perjodohan ini," jawabnya, membuat para orang tua menghela nafasnya lega. Akhirnya.
"Jadi acara tunangannya besok malam di cafe ini" ucap papa Raina
"WHAT?, yng benar saja dong pa" kaget Raina
"Lebih cepat lebih baik sayang" sahut mama Vano
"Ngebet banget dah jadi orang tua, belum juga saling kenal udh main tunangan aja" ucap Raina dalam hati
Setelah menentukan pertunangan mereka semua pulang dan menunggu hari besok yang akan datang.
Gimana" masih ada yang nungguin Elvano ndak?
Jangan lupa fote and Komen
Dan jangan lupa follow akun ig @yslayndl_
Dan tiktok author @.irtif
KAMU SEDANG MEMBACA
ELVANO & RAINA ( Lanjut Di Fizzo)
Teen Fiction[WAJIB VOTE AND FOLLOW ❤️} Seperti kisah pada umumnya, menikah karena dijodohkan. Sangat klise sekali bukan? Tapi itulah yang di alami oleh Raina dan Elvano. Tidak saling mengenal. Tidak pernah saling sapa walaupun satu sekolah. Tapi berakhir menjad...