Hari ini hari Jum'at. Hari dimana semua orang bergembira karena esok hari sabtu lalu minggu yang artinya libur. Terlebih murid murid di kelas 11 IPA 3,mereka sedang menyelenggarakan konser dadakan karena sekarang jam kosong, tidak ada guru yang mengajar."Menarilah dan terus tertawa.. Walau dunia tak seindah surga.. Bersyukur lah pada yang kuasa.. Cinta kita di dunia.. Selamanya.. "
"Huuuu!! Huuuu!! Biduan kelas kitaaa!! Park Jeongwoo!! "
Kelas sangat ricuh dengan teriakan dan juga tepuk tangan orang orang. Lelaki ini hanya menonton kelakuan sahabat sahabatnya dari kursi belakang. Bahkan Asahi si low energy itu kini di depan terkena hasutan Jaehyuk untuk ikut ngerusuh.
"Ngga ikutan ke depan?"
"Ngga. Gua si paling waras diantara mereka." Jawab Haruto.
Miya pindah ke kursi Arin tepat berada di sebelah Haruto. Keduanya hanya tertawa sambil sesekali geleng geleng kepala melihat kelakuan orang orang di depan. Dan sekarang Haruto terngakak ngakak melihat sahabat sahabatnya melakukan drama dadakan di depan kelas.
"Jangan sentuh aku! Aku jijik.. Aku benci! " Arin berperan menjadi perempuan yang tersakiti.
"Arin.. Dengerin penjelasan aku dulu.. Aku-"
"Cukup! Aku.. Aku lelah mas.. Akh.. "
Seisi kelas di buat tertawa oleh kelakuan Arin dan Jeongwoo yang menjadi sepasang suami istri itu.
"Kamu yakin kerja cuma buat aku sama Layla? Yakin mas?! "
"Aku-"
"Terus ini apa?! Lydia danira itu siapa mas? Bahkan kamu transfer dia berkali kali lewat rekening yang aku sendiri gatau loh kamu punya mas.. "
"Oh ga cuma itu! Kamu beliin dia penthouse seharga 5M! Its a fucking penthouse! "
"Terus kamu ajak dia ke pulau Jeju! Its my dream mas! Not her! My dream mas! "
"Bengek banget.. Jeongwoo gabisa berkata kata. " Haruto tertawa terbahak bahak hingga menangis.
"Dah dah bubar bubar dah waktunya balik. " Ucap ketua kelas mereka mengakhiri seru seruan hari ini di kelas.
"Muka Jeongwoo paniknya real banget ngakak! " Ledek Ryujin masih tertawa.
"Inilah aktris dan aktor kelas!! Arin dan Jeongwoo!! " Teriak Jaehyuk di barengi tepuk tangan sebelum akhirnya kelas benar benar bubar hanya tersisa ketujuh orang itu.
"Suara gua kecetet anjir." Arin mengambil minumnya saat sadar tenggorokannya sakit.
"Makanya, drama tuh yang waras waras aja lu. " Haruto mengacak poni Arin yang memang sudah acak acakan.
"Kapan dia bisa waras? " Tanya Asahi yang sebenarnya tak perlu jawaban karena itu pertanyaan retoris.
Gawat. Miya tak bisa mengendalikan perasannya. Jantungnya sejak tadi berdebar karena melihat Haruto. Lelaki itu terlihat lebih menarik saat bersama teman temannya, apalagi saat menertawakan sahabat sahabatnya. Tertawanya sangat tampan, Miya kecanduan.
"Btw besok libur ki-"
"Ngggak! "
Teriak mereka bersamaan. Karena apa? Mereka sudah tau Arin akan ngajak bermain, atau jogging, atau apalagi itu.
"Belum juga gua ngomong. Tega lu pada. "
"Woe main kek kalian! Kalau gabut dia ngintilin gua! " Ujar Haruto yang langsung di sambut teriakan dari Arin.
"Kepedean lu! Gua mau main sama Airi! "
"Apaan, tuh anak punya temen kali gaakan main sama lu. "
"Bodo amat. Gua mau ganggu adek lu."