22

2 0 0
                                    


Seperti rencana tadi kini Arin dan Jay sudah berada di dalam kampus Haruto. Katanya teman teman lain akan menyusul jika kuliahnya sudah selesai.

Pandangan Arin tak teralihkan sejak tadi. Jay sendiri juga tau perempuan ini dulunya sangat bermimpi untuk bisa kuliah tapi terhalang oleh tragedi penculikan.

"Lu kuliah lagi aja. "

"Engga Jay, ngapain? Eh hayu masuk. Katanya ruto di kantinnya. "

"Kan bukan kampus lu, emang lu tau kantinnya dimana? "

"Gua hapal letak kantin di semua kampus jan salah. "

"Keknya sebelum pilih kampus lu survei kantinnya ya. "

"Ups ketauan. " Jay hanya terkekeh pelan.

Tak menunggu lama Haruto bisa melihat Arin dan Jay yang datang kemari. Melihat Arin yang senang datang ke kampus membuatnya merasa bersalah membuat Arin datang ke kampus.

"Itu bukan temen temen lu? "

"Iya itu. Woe sini! " Panggilnya sedikit teriak.

Mereka menghampiri Haruto yang duduk dengan Karina tapi karena suatu bahasan tadi keduanya jadi terlihat lebih murung.

"Kenapa? " Tanyanya karena bingung.

"Kita pernah kesini. Baru ngeh pas liat kantinnya. "

"Heem, yang lu borong minuman minuman itu kan? "

"Iya, gua inget. "

"Bahkan gua inget hari itu siapa calon korbannya. "

"Haha udahlah, lupakan. "

Arin termenung. Satu yang ia mencoba terus melupakan, kenyataan jika ia pembunuh bayaran. Entah mengapa rasa sesak tiba tiba menghampirinya.

"Arin ya bener? Halo gua Karina temen Haru disini. " Karina mengulurkan tangannya dan Arin membalasnya.

"Iya bener,kok tau nama gua? Dari anak ini? "

"Iya dia pernah cerita. "

Mereka mengobrol dulu sebentar sebelum akhirnya Haruto pamit duluan ke Karina karena ada rencana setelah ini.

"Hhhh saingan gua berat ya temen masa kecil mana cantik imut gitu pantes Haru suka. " Perempuan itu juga segera pergi dari kantin.

•••

Sepanjang kumpulan Arin hanya diam termenung padahal ia yang mengajak semua temannya untuk berkumpul bermain. Ia pergi ke kamar mandi untuk lebih merilekskan dirinya.

"Gaboleh kaya gini. Lu bisa ngerusak suasana rin. Senyummm semangatt lupainnnn lu berhak bahagia. Itu bukan sepenuhnya salah lu okei? Gausah dipikirin gausah dipikirin semangat! " Ujarnya di depan cermin.

"Jangan ada yang ngeluh tugas kampus di depan Arin. Awas aja kalau ada yang keceplosan. " Ucap Miya dengan tatapan mengancam.

"Gaakan gua emang gapernah ngeluh."

"Prett! "

Arin sudah kembali dari toilet. Kali ini dengan wajah yang lebih cerah daripada tadi.

"Tadi gua ngiranya jalan jalan kemana gitu kan, taunya nongkrong doang. " Celetuk Jaehyuk.

"Kalian kan capek gess abis pulang kuliah. Kalau mau jalan hayu mumpung udah ga terlalu panas. " Jawab Arin santai.

"Gausah dah ntar dulu kita main mobile legend dulu. " Ujar Jeongwoo.

"Lu ga bosen? "

"Ngga lah seru, hayu buka buka. " Mereka sepakat buka dan dibagi kedalam tiga tim. Kali ini Arin dengan Jeongwoo dan Haruto.

Chingujiman Chinguneun AnniyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang