21/. KEPULANGAN GILANG

9.6K 1.5K 77
                                    

SMA ANGKASA dikejutkan dengan kabar meninggalnya Gilang, sontak penduduk sekolah menjadi heboh karena kemarin mereka masih melihat Gilang bersama teman-temannya di sekolah.

Kesedihan menyelimuti teman-teman terdekat Gilang, termasuk Jeandra. Duka kesedihan pun terasa bagi mereka yang mengenal Gilang. Karena Gilang dikenal sebagai sosok laki-laki yang baik meski terkesan dingin tetapi sebenarnya Gilang sangat mudah bergaul. Bagi mereka yang mengenal Gilang-Gilang adalah seseorang yang agak ceroboh, leluconnya seperti lelucon bapak-bapak dan sedikit agak tantrum.

Kabar mengatakan bahwa Gilang adalah korban tabrak lari yang tewas di tempat kejadian. Sampai saat ini polisi masih menyelidiki kasus tewasnya Gilang, mencari bukti-bukti, saksi mata dan pelaku yang melarikan diri.

Sayangnya karena kurangnya bukti polisi kesulitan mencari keberadaan pelaku, pasalnya Gilang ditemukan tewas di jalanan yang sunyi jauh dari hiruk-pikuk kota, yang sialnya tidak ada cctv di daerah itu.

Gilang ditemukan tewas bersimbah darah sekitar pukul 05.30 oleh seorang warga yang hendak berladang, polisi mengatakan perkiraan terjadinya tabrak lagi sekitar pukul 00.00 - 01.30 dini hari.

Naura yang mendengar kabar yang terkesan tiba-tiba itu sangat terkejut dan langsung berlari dari kelasnya ke kelas Jeandra. Yang ada di dalam pikirannya gadis itu saat ini adalah Jeandra, pasti Jeandra sangat sedih saat ini karena kehilangan seorang sahabat terdekatnya.

Naura tahu betul sedekat apa mereka berdua, bahkan mereka sudah seperti saudara kandung yang tak terpisahkan. Meski bertengkar hebat keduanya akan dengan cepat berbaikan kembali.

Dan-bagaimanapun saat berpacaran dengan Jeandra, Naura cukup dekat dengan Gilang dan mereka berteman baik sampai sekarang

Namun saat Naura sampai di kelas Jeandra, tidak ada laki-laki itu di sana. Teman-teman se-geng Jeandra juga tidak ada. Sepertinya mereka mereka sudah ke rumah Gilang.

Saat Naura hendak berbalik tanpa sengaja seorang siswi menabraknya, dan ternyata siswi itu adalah Rani. Air mata gadis itu mengalir deras bercucuran membasah pipinya, matanya sembab dan hidungnya sampai memerah.

"Rani?"

Tangisan Rani pecah dan langsung memeluk Naura, dalam pelukan Naura Rani menangis sejadi-jadinya. "Ra, Gilang." Rani berucap lirih di tengah-tengah tangisnya.

"Gilang udah gak ada, Ra."

"Dia ... Dia udah pergi."

Sementara itu Angkasa yang juga baru mendapat kabar tentang meninggalnya Gilang langsung berlari keluar kelas hendak ke kelas Naura, namun ternyata Naura berada di depan kelas Jeandra sambil memeluk Rani.

Dari tempatnya berdiri, Angkasa dapat melihat Naura menahan tangisnya, gadis itu mati-matian menahan tangisnya untuk menguatkan Rani.

Seorang gadis yang mencoba terlihat kuat di hadapan gadis lain yang sedang dalam pelukan.

Naura melepaskan pelukannya sambil tersenyum getir menyembunyikan kesedihannya di hadapan Rani. "Kita ke rumah Gilang ya, kita harus temui Gilang untuk yang terakhir kali!"

Rani mengangguk, gadis itu masih tersedu-sedu.

Angkasa berjalan mendekat ke arah kedua gadis itu. "Mau ke rumah Gilang?" Tanyanya dan Naura mengangguk.

Angkasa mengangguk mengerti. "Siap-siap, bawa tas kalian. Kita ketemu diparkiran."

Padahal jam sekolah belum selesai tetapi Angkasa, Naura, Rani dan Haikal sudah berada di parkiran sekarang. Tadi Angkasa meminta izin kepada wali kelas dan guru piket agar diizinkan pulang lebih awal untuk melayat ke rumah Gilang, untung saja mereka diberikan izin.

Angkasa dan KisahnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang