7. Aku ikut

221 19 2
                                        

Sesampainya di Kediaman Matahari, Wang Chu Mei menemukan kakaknya masih menangis di pelukan Zhang Xuen Chi, ia melangkah menghampiri mereka.

"Kakak," ucap Wang Chu Mei pelan.

Zhang Xuen Chi dan Wang Xia Ai menoleh,  buru-buru ia menghapus air matanya, tak mau adiknya marah atas prilaku mereka, kemudian berpindah duduk di sebelah pria tampan itu.

"Kakak jangan sedih. Mereka pikir si ular Mei Lan itu jauh lebih baik darimu," ujarnya seraya menggengam kedua tangan kembaran nya.

"Tidak apa Chu Mei. Mungkin Ibu memang tidak pernah bisa menyayangi kita." Gadis cantik dengan wajah tirus, putih bersih dan mata indah seterang permata itu menunduk sedih. Ia hanya ingin disayangi oleh ibunya, tapi harapan itu sepertinya sudah semakin pupus.

"Xuen, kata Mei Lan, aku merebut mu darinya." Ucapan itu keluar begitu saja dari bibir mungilnya. Ia sungguh tidak tahu mengenai perasaan kembaran nya, dan jika ia tahu, maka dirinya tidak akan mau menerima Zhang Xuen Chi.

Pria itu mengangkat kepalanya dan menatap punggung gadis tersebut dengan tatapan heran. Gadis ini terlalu baik! Mengapa dia masih memikirkan orang lain?!"

"Mengapa masih memikirkan orang lain?! Kau tidak merebutku dari siapapun! Dan aku tidak sudi bersama orang sepertinya!" ucap Zhang Xuen Chi geram.

Wang Xia Ai sedikit tersentak mendengar suara keras Zhang Xuen Chi, akan tetapi ia segera menahan tangisnya.

"Maaf.."

"Aku sudah tidak tahan! Orang-orang bodoh itu! Kemasi barang mu Xia'er, aku akan membawamu ke Kekaisaran Zhang secepatnya," ucap Zhang Xuen Chi ngegas, kejadian tadi masih terngiang-ngiang di kepalanya dan itu membuatnya geram. Jika tidak sebagai tamu, mungkin ia sudah meratakan ruangan tadi hingga hancur.

Bagaimana bisa permaisuri yang status nya adalah ibu Xia Ai menghinanya dengan kasar seperti itu?! Bahkan, lebih membela anak sampah yang katanya istimewa itu, andai saja Xia Ai tidak melarangnya mengatakan bahwa dia juga sama kuat nya dengan Wang Mei Lan, pasti Permaisuri akan memohon pada Xia Ai karena menelantarkannya.

"Ke Kekaisaran Zhang, untuk apa, Xuen?" Tanya Wang Xia Ai masih tidak mengerti, bukankah ia akan menikah bulan depan, kenapa mendadak?

"Agar mereka tidak lagi meremehkan mu," jawab Zhang Xuen Chi dengan wajah masam. Gadis itu tersenyum tipis, lalu menghampiri pria itu dan memijat pundaknya dengan lembut.

"Tenanglah, aku tahu kamu marah,"

"Ahh.."

Zhang Xuen Chi merasakan kerileksan saat pundaknya dipijat Wang Xia Ai. Memang ia tidak salah memilih Xia Ai sebagai calon pendamping nya, dia mengerti dan tahu cara menenangkan nya.

"Lebih baik, hmm?"

"Terima kasih Xia'er, sekarang sudah lebih baik," jawab Zhang Xuen Chi dengan mata yang masih tertutup menikmati setiap pijatan Wang Xia Ai.

Sedangkan tak jauh dari mereka, Wang Chu Mei tampak berdiri mematung mendengar semua percakapan mereka berdua. Tangannya bergerak gelisah dengan jantung yang berdebar.

"Kak, apa Kakak sunggu akan pergi dari sini?" Wang Chu Mei bertanya pada kakak nya dengan raut wajah sedih.

"Iya, Xia'er akan ikut bersamaku ke Kekaisaran Zhang." Bukan Wang Xia Ai yang menjawab, melainkan Zhang Xuen Chi.

"Apa itu artinya Kakak akan meninggalkan aku di sini sendiri?" Ia berucap lirih tanpa sadar menitihkan air mata, tahu bahwa kakaknya akan pergi dan ia sendirian di sini. Di tempat menyedihkan ini.

Wang Xia Ai yang mengerti akan perubahan nada bicara adik nya pun menghampiri Chu Mei yang mulai terisak kecil, dia mengangkat dagu Wang Chu Mei dan menghapus air matanya.

"Hei, apa yang ku lihat? Adik ku Chu Mei yang nakal dan pemberani ini menangis?" katanya sedikit bercanda. Namun, tidak membuat gadis itu tersenyum.

Zhang Xuen Chi yang melihat drama kakak adik itu pun menghela nafas panjang.

"Chu Mei. Jika mau, kau boleh ikut dengan kakak mu," ucapan itu sontak menghentikan tangis Wang Chu Mei. Ia bersorak senang karena bisa ikut kakaknya dan keluar dari istana membosankan ini. Ini adalah kebahagiaan yang tak tertandingi!

"Benarkah kakak ipar? Kau memperbolehkan aku ikut dengan Kak Xia?" tanya nya antusias, dan jangan lupakan panggilan nya pada Zhang Xuen Chi yang berubah menjadi 'kakak ipar'.

"Hmm.." pria itu berdehem singkat. Dalam hati ia meruntuki Wang Chu Mei yang berubah drastis karena ada maunya.

"Yeyyy!! Baiklah, karna keputusan mu yang baik hati sudah mengizinkan ku ikut. Aku, Wang Chu Mei, merestui hubungan mu dengan kakak ku, Wang Xia Ai!" Ia berdiri membusungkan dada di atas kursi yang dinaikinya.

"Aku tidak butuh restu mu untuk menikahi Xia'er," balasnya ketus.

"Chu mei! Turun!" tegur Wang Xia Ai yang melihat adik nya sangat tidak sopan.

"Ah, baiklah, Kak, hehe," ucapnya cengengesan, kemudian turun dari kursi.

"Kakak ipar?"

"Hmm.."

"Kau memiliki berapa saudara?" tanya gadis itu penasaran.

Zhang Xuen Chi menutup mata untuk berfikir sejenak, sembari menghitung jarinya.

Satu...

Dua...

"Mungkin.... Tujuh?"

Pria itu meneguk secangkir teh dengan tenang.

Wang Chu Mei membelalakkan matanya terkejut. Kaisar Zhang sangat hebat!

"Wahh! Kaisar Zhang sangat pandai membuat anak!" ucap gadis itu kagum dengan mata berbinar.

UHUK!!

Zhang Xuen Chi terkejut sampai tersedak teh nya sendiri, ia menepuk-nepuk dadanya yang terasa nyeri.

Melihat hal tersebut, Wang Xia Ai buru-buru bangun dari tempat duduknya, ia menghampiri sang kekasih dan menepuk-nepuk punggungnya.

"Sudah?" tanya Xia Ai ketika mendengar suara batuk pria itu tak terdengar lagi.

Zgang Xuen Chi mengangguk singkat, lalu menatap datar wajah tanpa dosa Wang Chu Mei.

"Apa maksudmu?"

"Iya, banyak sekali. Kaisar Zhang sangat hebat!" Dia bertepuk tangan dengan keras mengagumi sosok Kaisar Zhang.

Pria itu mengusap wajahnya dengan kasar. Anak ini!

"Ibuku, Permaisuri Liu Ning, memiliki dua orang anak laki-laki. Aku dan Zhang Jinxu."

"Sementara tiga selir lainnya memiliki masing-masing dua orang anak," kata Zhang Xuen Chi dengan dongkol. Namun, gadis itu justru semakin kagum. Kaisar Zhang memiliki tiga selir? Dia sangat kaya!

"Tiga Selir dan satu Permaisuri?" tanya Wang Chu Mei antusias.

"En."

"Wahh!! Kaisar Zhang sangat kaya! Dia bahkan mampu menghidupi empat orang istri dan delapan orang anak!" Sorak Chu Mei kagum bukan main. Ia menggelengkan kepalanya heran.

"Hiiih!!" Zhang Xuen Chi menggeram gemas. Ingin sekali ia mencekik anak ini. Kenoa dia sangat menjengkelkan?!

"Xia'er, urus adikmu itu. Aku akan gila jika mendengarkannya bicara." Ia memijat dahinya pusing.

Chu Mei memasang wajah cemberut. Enak saja, memangnya ada yang salah di dalam pertanyaan nya? Ia rasa tidak ada.

 Triplets Princesses [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang