➷➹➷➹➷➹➷➹➷➹➷➹➷➹➷➹
Four O'clock Episode 06
~Lucky~
[Beruntung]●
○
●
A P O N A T T A W I N
Dalam banyak hal aku selalu mengesampingkan perasaan pribadiku saat berurusan dengan orang lain.
Bahkan jika aku dihina, dijatuhkan, dan direndahkan sedemikian rupa aku selalu menyingkirkan perasaanku dan harga diriku yang terluka begitu parahnya.
Yang kuutamakan sejauh ini hanyalah bagaimana aku harus bertahan dalam ketidakberuntungan hidup ini.
Selama tidak merugikan orang lain, aku akan melakukan semua usaha untuk terus hidup juga menghidupi keponakanku.
Tidak peduli sehancur apa pun tubuh dan perasaanku, aku tidak memedulikannya.
Namun, kali ini aku tidak mampu lagi untuk tidak acuh.
Rasa sakit, kecewa, terhina, dan terinjak yang begitu parahnya ini tidak mampu kuenyahkan seolah tak terjadi apa-apa.
Tidak sedikit pun terlintas dalam benakku akan mengalami hal semacam ini.
Apa aku terlihat semenyedihkan itu sampai dia bisa memperlakukanku seperti ini?
Dia pikir aku membawanya karena melihatnya yang seperti orang bergelimang uang lalu bisa kumanfaatkan?
Kita bahkan tidak cukup jauh saling mengenal.
Bagaimana bisa dia menilaiku seperti itu?
Menyedihkan.
Mile, aku bahkan tidak tahu siapa nama lengkapnya ....
Dalam keasingan ini, aku merasa telah diinjak tanpa sisa.
Drrt ...!
Drrt ...!
Ponselku bergetar lama dari balik saku belakang bagian kanan celanaku.
Sebuah panggilan masuk dari Build. Meski enggan aku tetap menerimanya.
"Hmm," gumamku sebagai ganti sebuah sapaan.
"Kau sudah pulang? Bisa datang ke auditorium pagi ini?" ucap Build dari seberang sana.
Biasanya aku akan istirahat setiap usainya sifku, jika tidak tidur aku akan mengerjakan tugas atau belajar sampai matahari meningi dan pergi ke kampus saat jadwal kelasku tiba sekitar jam 10.00 pagi.
Namun, mengingat semua kepenatan dalam benakku bertambah mungkin berkumpul dengan anak-anak teater akan membuatku sedikit lupa.
"Aku akan di sana," jawabku akhirnya pada Build.
Terdengar tawa riang dari Build setelahnya. Apa dia sesenang itu aku akan datang?
Padahal bagiku, kemampuanku berakting dalam setiap pementasan drama tidak sebagus itu.
Tidak ayal tawa ringan Build itu menyulut rasa geli dalam diriku, membuatku menarik senyum tipis tanpa sadar.
"Baiklah kalau begitu, aku akan menunggumu-"
"Emm, Build," panggilku menyela ucapan Build.
Aku hanya berpikir, apa dia bisa menemaniku sekarang sampai langit membiru sebelum pergi ke kampus nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
4 O'clock [MileApo Yaoi/BL, Smut]
Hayran Kurgu[REVISI] Berawal dari ketidaksengajaan yang konsisten, Apo semakin sering dipertemukan dengan seorang laki-laki misterius yang selalu membeli kondom dan sekaleng minuman berkarbonasi setiap pukul empat dini hari di minimarket 24 jam tempatnya bekerj...