GADIS DESA & CEO MUDA

340 18 1
                                    

PART 4
Setelah Hari pergi ke kantor, Papi Mami Hari pamit pulang
Maya : Bu Rahma nak Putri kami pamit pulang dulu
Rahma : ibu sama bapak tidak tinggal disini?
Wahyu : tidak Bu, Mami Hari karena kangen sama Hari makanya nginap disini. Oh ya Bu Rahma kami titip Hari ya Bu
Rahma : iya pak, bapak dan ibu saya sudah menganggap nak Hari seperti anak saya sendiri 😊
Maya : nak Putri, tolong nanti ingatin Hari ya nak, jangan sampai telat makan
Putri : iya Bu, Putri akan selalu mengingatkan Bang Hari untuk makan 😊
Wahyu : soalnya karena kesibukan kerjanya Hari sering telat makan
Rahma : bapak sama ibu tenang saja mulai sekarang nak Hari tidak akan telat makan lagi 😊
Maya : kami pamit ya Bu Rahma nak Putri
Mapi : assalamualaikum
Putri dan Ibunya : wa'alaikumsalam
Mami Papi Hari pulang ke rumah nya
SORE JAM 16.00
Kantor Hari, setelah menyelesaikan pekerjaan Hari bersiap-siap untuk pulang, Hari keluar dari kantor lalu masuk ke mobil setelah itu Hari menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang, sebelum pulang ke rumah Hari mampir ke Bank mengambil uang
Sampai rumah Hari memarkirkan mobilnya lalu turun menemui bodyguard
RUMAH HARI
Hari : Tomy Doni
Tomy & Doni : iya tuan muda
Hari memberikan amplop warna coklat yang berisikan uang 70 JT ke Tomy
Hari : itu ada uang 70 JT, kalian berdua besok pagi-pagi sekali pergi ke tempat tinggal Putri dan ibunya, kalian bayarkan hutang mereka sama juragan kejam itu
Doni : iya tuan muda
Hari : minta Kwitansi pembayaran nya, kalau juragan kejam itu tidak mau memberikan kwitansi pembayaran hutang nya kalian tau apa yang harus kalian lakukan
Tomy : iya tuan muda
Setelah ngobrol dengan bodyguard nya Hari masuk ke dalam rumah
Hari : assalamualaikum, Mami sama Papi sudah pulang kali, aku bersih-bersih dulu
Lalu Hari naik ke lantai dua ke kamar untuk bersih-bersih
Sedangkan kan di dapur Putri masak tidak tenang kefikiran Hari, sampai sore Hari tak kunjung pulang, dia tadi janjinya setelah selesai meeting langsung pulang
Bik Ijah : Mbak Putri diluar ada mobilnya tuan
Putri : mobilnya Bang Hari Bu Ijah, berarti Abang sudah pulang
Bik Ijah : iya mbak Putri
Rahma : nak Hari nya sudah pulang sayang, ibu perhatikan dari tadi kamu kaya lagi memikirkan sesuatu? Apa jangan-jangan kamu lagi mikirin nak Hari, kamu khawatir sama nak Hari sayang?
Putri : Bang Hari tadi kan janji sama ibu bapak langsung pulang setelah meeting Bu, siapa yang tidak khawatir, Abang tadi pagi baru pulang dari luar kota, terus berangkat ke kantor, apa dia sudah makan siang apa belum, kalau nanti dia sakit kasihan ibu sama bapak (ucapnya panjang lebar Ibu dan Bik Ijah hanya mendengarkan saja)
Bik Ijah : Mbak Putri suka sama tuan ya ?
Putri : Putri itu khawatir buk sama Bang Hari
Hari : siapa yang khawatir (ucapnya)
Hari berdiri di belakang Putri
Putri langsung membalikkan badannya
Putri : Abang
Hari : iya ini Abang, siapa Bik Ijah yang khawatir sama Hari
Rahma : anak Ibu, khawatir sama nak Hari
Hari tersenyum mendengar Putri khawatir terhadap dirinya
Putri : siapa yang nggak khawatir Bu, Bang Hari baru tadi pagi pulang dari luar kota, terus berangkat ke kantor jam segini baru pulang
Hari : Abang tadi banyak kerjaan di kantor put, seminggu Abang nggak ke kantor, jadi habis meeting Abang langsung ngerjain pekerjaan Abang
Putri membuat kan Hari minum teh hangat
Putri : ini diminum dulu
Hari : terimakasih 😊
Hari meminum teh buatan Putri sampai habis
Hari : Bik Ijah sama ibu masak apa baunya harum sekali
Bik Ijah : telur balado, ayam goreng, tumis kangkung ini semua Mbak Putri yang masak tuan
Hari : ini semua kamu yang masak
Putri : iya bang, Putri nggak tau makanan kesukaan nya Abang, ya sudah Putri masak itu
Hari : ini semua makanan kesukaan Abang Put 😊. Bu
Rahma : iya nak
Hari : anak ibu pintar masak ya, berarti sudah siap menikah dong
Rahma : kalau itu ibu nggak tau nak, tanya saja sama anaknya
Putri malu-malu
Bik Ijah pergi kebelakang
Hari : tapi anak Ibu kan masih kecil
Putri : enak saja siapa yang masih kecil
Hari : ya kamu lah masak Abang (ledeknya)
Putri : ibu bang Hari bilang Putri masih kecil (rengek nya)
Hari : ngadu ke ibu
Putri : biarin (menjulurkan lidahnya)
Hari : ternyata kamu anaknya manja ya Put, cantik, manis, imut penyayang (gumamnya dalam hati)
Rahma : nak Hari sudah makan siang tadi
Hari : sudah kok Bu 😊
Putri : bohong, pasti belum makan siang kan
Hari : Kok bohong, beneran Put abang sudah makan siang dikantor. Hari mau ngobrol sama kamu sama ibu, kita ke ruang keluarga ya
Hari, Putri dan Ibu ke ruang keluarga
Hari : Jadi gini Put, Abang lagi butuh asisten untuk menemani Abang kalau lagi meeting diluar sama nemenin Abang kalau ada pekerjaan di luar kota, apakah Putri mau jadi asisten Abang, kalau soal gaji nanti bisa dibicarakan
Putri : apa Putri terima saja ya tawaran nya bang Hari, kalau Putri jadi asisten nya bang Hari Putri sama ibu bisa cepat ngumpulin uang untuk bayar hutang ke juragan (dalam hati) em Ibu
Rahma : ibu terserah kamu sayang
Hari : bagaimana tawaran Abang Put, Putri mau jadi asisten Abang? Kalau Putri nggak mau Abang akan cari orang lain
Putri : Putri mau jadi asisten Abang
Hari : beneran Put (ucapnya tak percaya)
Putri : Iya Bang (meyakinkan Hari)
Hari : Alhamdulillah kalau kamu mau jadi asisten Abang Put, tugas kamu hanya nemenin Abang meeting diluar sama nemenin Abang pas kerja diluar kota.
Putri : iya Bang 😊
Hari : besok pagi temenin Abang ke mall ya
Putri : besok Bang
Hari : iya besok pagi, mau kan? (Memohon)
Putri : iya Bang Putri mau 😊
MALAM jam 19.35 waktunya makan malam
Putri dan Ibunya makan bersama Hari di meja makan, atas permintaan Hari
Hari : kamu pintar masak ya Put, kamu tau masakan kamu ini lebih enak daripada masakan restoran (pujinya)
Putri : abang bisa saja, syukurlah kalau Abang suka 😊
Hari : beneran Put, kalau kamu buka usaha rumah makan pasti laris Put
Rahma : kemarin di kampung Putri jualan nasi bungkus, sayur dan lauk matang nak
Hari : jadi kamu sempat jualan di kampung Put
Putri : iya bang, hanya itu yang bisa Putri lakukan untuk membantu Ibu membayar hutang
Hari : Abang bersyukur bisa ketemu kamu sama ibu, Ibu kamu bangga punya anak seperti kamu Put, kamu perempuan hebat, dimana teman-teman seusia kamu melanjutkan pendidikannya nya, sementara kamu memilih untuk berjualan membantu Ibu mengumpulkan uang untuk membayar hutang, Abang salut sama kamu
Putri : mau melanjutkan kuliah ya nggak ada biaya nya bang, Putri sama ibu sudah sangat bersyukur karena ada yang dibuat makan untuk
sehari-hari
Hari : makan dulu, kalau ngobrol malah tidak habis-habis makanya
Selesai makan, Putri dan ibunya membereskan meja makan. Hari pergi istirahat, selesai bersih-bersih Putri dan Ibunya istirahat
KAMAR TAMU
Putri dan Ibunya sudah ada di atas kasur
Putri : Bu, Putri bersyukur banget Allah pertemukan kita dengan Bang Hari dan Ibu bapaknya
Rahma : iya sayang ibu juga bersyukur sekali sayang, mereka orang-orang kaya tapi mereka sangat baik sama kita. Sekarang ibu mau tanya sama kamu, tapi kamu harus jawab jujur
Putri : ibu mau tanya apa?
Rahma : apakah kamu suka sama nak Hari?
Putri : suka dalam hal apa Bu?
Rahma : cinta
Putri : cinta? Entah kenapa disaat Putri dekat dengan Bang Hari ada perasaan nyaman dan tenang Bu, Bang Hari sosok yang sangat baik, Bang Hari sangat menyayangi ibu bapak nya, Bang Hari orang ya bertanggung jawab, tapi Putri juga sadar, perbedaan kita sangat jauh Bu antara langit dan bumi
Rahma : sayang, nak Hari bukanlah orang yang memandang orang lain dari status nya nak, Ibu hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk kamu sayang 😊 tidur sudah malam
Putri : iya Bu
Putri dan Ibunya terlelap
KAMAR HARI
Hari kefikiran Putri
Hari : cantik, manis, imut, perhatian, penyayang. Eh apaan sih kok malah mikirin Putri. Apa aku jatuh cinta sama dia? Tapi kan kita baru saja ketemu. Ah sudahlah mending aku tidur
Akhirnya Hari terlelap

GADIS DESA & CEO MUDA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang