"Huh, udah lama banget rasanya gue gak main lagi." Alaric menyandarkan tubuhnya pada sebuah bangku disebelah lapangan basket.
"Haha, makanya sayang banget kalo lo gak ikut turnamen." Chris yang berjalan menghampirinya ikut duduk disebelah Alaric.
"Iya bang." Alaric meneguk minumnya
"Eh, bang Asep kemana? Kok gak dateng?" Tanya Alaric.
Bimasthala Asep Mahandaru. Yang dimaksudkan adalah teman sekelas Chris sekaligus ketua club basket.
"Izin dulu dia beberapa hari ini. Nyokapnya mau operasi." Jelas Chris
"Hah serius bang? Sakit apa sampe operasi gitu?"
"Gak tau jelas sih, tapi katanya sirosis."
"Oh transpalasi ya? Tadi juga gue ketemu orang di rumah sakit, yang kasusnya sama kayak nyokapnya bang Asep." Alaric tiba-tiba membulatkan matanya, ia tidak sadar mengatakan kepada Chris kalau dia baru saja ke rumah sakit.
"Lo habis dari rumah sakit? Siapa yang sakit Ric?"
Tidak mungkin kalau Alaric menjawab yang sakit itu dirinya sendiri. Dia saja berusaha untuk menutupi semua yang terjadi padanya.
"Em, itu gue cuman jenguk kerabat aja." Alaric tersenyum meyakinkan ucapannya.
"Ahh gue kira lo yang sakit." Chris tersenyum canggung.
"Heyyo whassup ma bro. Assalamualaikum."
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Light
FanfictionTerlalu dituntut untuk menjadi sesuai dengan kemauannya adalah cara yang salah. Karena itu bukan keinginan atas dirinya sendiri melainkan keinginan orang tua yang selalu mengharapkan anaknya seperti harapan mereka.