TW: Separated family; mentions of homophobia; mentions of racism; violence; blood
Ratu Alina memperhatikan mereka berdua, sementara Heeseung menunjukkan hologram yang dia ambil diam-diam di ruangan perawatan Belphegor, sebagai bukti tentang apa yang tengah dia katakan. Matanya mengikuti deretan pasien, berkaca-kaca.
"Aku benar-benar berterima kasih karena kalian memberitahukan ini padaku," ucapnya dan Heeseung menundukkan kepalanya, mengangguk. "Tapi ini menjadi masalah yang lebih krusial. Kita tak tahu siapa dalangnya."
"Kami sedang mencari tahu itu, Yang Mulia," balas Jungwon. "Walaupun ini akan memakan sedikit waktu. Dan berkaitan dengan petisi pengusiran kami, saya khawatir kami memiliki waktu lebih sedikit dari yang kami kira."
"Kau datang kemari," dia memajukan tubuhnya. "Untuk meminta perpanjangan waktu menetap disini, dan menyelidiki kasus ini?" Jungwon menganggukkan kepalanya. "Kau sudah meminta waktu hingga satu tahun, Tuan Yang, aku tak bisa menahan murka rakyat."
Jungwon menundukkan kepalanya, mengerti. "Kalau begitu berikan kami akses untuk mencari. Izin masuk ke pegunungan atau ke institut bangsa-bangsa lain, izin untuk menggunakan jalan setelah jam malam. Apapun untuk melancarkan penyelidikan."
Ratu Alina menatapnya, menghela nafas. "Itu adalah permintaan yang sulit sekali untukku."
"Yang Mulia–"
"Elena, tolong antar Tuan Lee pergi." Jungwon menatap Heeseung, terkejut. "Aku perlu bicara Tuan Yang," dia menatapnya. "Sendirian."
~~~
Jungwon mengikuti sang ratu menuju mimbar pribadinya, tak jauh dari ruangan pribadinya. Mimbar tersebut terlihat megah dengan kolam kecil yang membelah dari beranda. Keduanya memanjat ke jembatan kecil dan Jungwon dapat melihat beberapa angsa berkeliaran, bunga-bunga lotus merah jambu mekar di beberapa sisi.
"Kau menyukainya?" Dia menoleh dan menganggukkan kepala, tanpa sadar mendekat ke sisi jembatan untuk melihat lebih dekat. "Istriku menyukainya, jadi aku memasangnya – untuk mengenangnya."
"Istri anda?"
Binar mata Alina berkerlip sebelum dia mengalihkan pandangan, lalu berjalan kembali. Jungwon memutuskan bahwa dia tak ingin membahasnya. Mereka duduk di depan sebuah meja kecil teh, dan Alina menuangkan cairan merah ke dalamnya.
"Yang Mulia–"
Alina tersenyum ketika dia menatapnya, memperhatikannya menuangkan cairan itu juga ke cangkirnya. Dia menunjuk poci tersebut, memainkan katupnya. "Ini memiliki dua sisi, Tuan Yang. Bagiku teh rosela, tapi untukmu–" Jungwon menoleh ke merah darah di cangkirnya. "Kuharap kau suka darah rusa?"
Dia mengangukkan kepala. "Terima kasih atas pengertian anda."
Sang ratu tersenyum, menatapnya. "Bolehkah aku memanggilmu Jungwon?" dia mengangguk kembali. "Jungwon, apa yang kau ingat soal insiden Belphegor Fame tiga belas tahun yang lalu?"
Dia berusaha mengingat. Bahkan dengan bantuan Heeseung, Jaeyun, dan Sunghoon, dia masih kesulitan untuk mengingat detail-detailnya. Jadi dia menggelengkan kepalanya. "Saya hanya mengingat bahwa keluarga saya, dan keluarga teman-teman saya, musnah disana."
"Dan orangtuamu?"
"Saya hanya tinggal bersama ibu dan kakek saya." Alina masih menatapnya. "Saya tak memiliki ayah," dia akhirnya menjelaskan.
Namun dahi sang ratu berkerut. "Moira tidak menikah lagi?"
Jungwon menatapnya bingung. Moira Yang – putri dan anak satu-satunya Kakek Yang (kakeknya sendiri) adalah ibunya. Namun dia tak mengingat sama sekali bahwa ibunya pernah menikah lagi – Jungwon justru mengira bahwa ayahnya akan pulang ketika mengingat betapa setianya ibunya melihat buku catatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEA IACTA EST • jaywon • end •
أدب الهواةAlea iacta est: the die has been cast - titik dimana kita tak bisa kembali. Epsilon Zephyrus adalah sebuah planet dimana setiap bangsa hidup makmur. Hingga pada suatu waktu, terjadi pembunuhan yang korbannya mati kehabisan darah. Bangsa Sangre sebag...