Border 8: Inside the Sky and Cloud

230 39 10
                                    

TW: Torture; rape; blood; mentions of body horror; profanity

Jungwon membuka matanya, penglihatannya menghilang karena sedikitnya cahaya yang berada di sekitarnya. Namun dia bisa mendengar nafas seseorang di depannya. Tangannya terikat kuat menjadi satu di atasnya, sementara kakinya dibiarkan menggantung begitu saja.

Ketika lilin dinyalakan, dia dapat melihat sedikit rambut oranye yang tampak. Jadi dia mengucapkan nama yang dia kenali. "Belphegor?"

"Bukan," balasannya bukanlah geraman, melainkan suara orang biasa, sementara dia berlutut untuk melihatnya. "Aku adalah percobaan sebelum Belphegor," dia tersenyum padanya. "Jasper Fame."

~~~

"Terlambat," ujar Heeseung. "Jongseong sudah pergi, jika benar dia pergi ke teritori Stratosfer, tidak ada yang bisa menghentikannya."

Semuanya mengerang, kebingungan. "Kita harus memberitahu Ratu Alina," ujar Riki. "Jika itu bukan soal para Stratosfer yang berkhianat, ini tentang Jungwon – anaknya. Dia pasti ingin tahu soal ini."

"Jungwon tak ingin menganggapnya sebagai ibunya," ujar Sunoo. "Dia bahkan tak ingin bertemu dengannya–"

Jaeyun berlari dari ruang bawah tanah, memegang sebuah arsip di tangannya. "Ketemu," dia terengah. "Ketemu–"

"Apa?" tuntut Sunghoon.

"Arsip percobaan pertama, Subjek 01, Jasper Fame, paman dari Belphegor."

~~~

"–ketika mereka menyadari bahwa aku mati dan percobaan mereka gagal, Dokter Nishimura memerintahkan orangnya untuk membuangku tak jauh di hutan."

Jungwon menutup matanya, bahkan cerita Jasper tak cukup untuk membuatnya terjaga. Dia sudah begitu kelelahan, dehidrasi, dan kehabisan energi untuk memperhatikannya. Tangannya yang lemas bergoyang di tali tersebut, mencoba untuk membukanya, namun tak kuasa.

"Dan– Kau tak mendengarkanku?" dia menarik kepala Jungwon untuk melihat ke arahnya. "Kau benar-benar tak mendengarku," ujarnya, menampar pipinya dengan keras.

Jungwon dapat merasakan darah di sudut dalam pipinya.

"Dengarkan aku," perintahnya. "Dengarkan kenapa aku membenci kalian."

Jungwon merasakan tamparan kembali.

"Kau, terutama–" satu tamparan. "Aku seharusnya menikah dengan Moira–" dia menerima satu tamparan lagi. "Tapi kau–" Jungwon mengigit bibirnya ketika merasakan tumbukan di perutnya. "–kau lahir, anak haram."

"Aku bukan–" bisiknya. "Aku bukan–"

"Kau kuat bicara?" tanyanya. "Lalu kenapa kau tak mendengarkanku tadi?" dia menertawakannya. "Hanya bicara ketika nama ibumu dipanggil. Setiap kali aku mendengar suaramu memanggil mama, mama itu membuatku jijik–"

Jungwon memuntahkan darah dari mulutnya.

"Aku menyerahkan hidupku pada percobaan Dokter Nishimura. Jika aku mati, aku mati. Kau mengerti 'kan, Jungwon?" Dia menggelengkan kepala, tidak. "Tapi aku bangun, dan dendamku lebih besar dari sebelumnya."

Jungwon merasakan oksigen di paru-parunya menipis, dan dia tak kuat lagi bahkan untuk menghirup udara sekalipun.

"Aku tak marah jika mereka setidaknya memperlakukan mayatku dengan baik, tapi membuangku ke hutan–" dia menggelengkan kepala. "Bukan caramu memperlakukan mayat, benar 'kan?"

Jungwon menggelengkan kepalanya dengan lemah.

"Anak pintar," dia tertawa. "Lalu teman-temanmu membunuh keponakanku – percobaan yang sama denganku, sedikit lagi berhasil. Aku sangat bangga padanya ketika tahu dia menghabisi semua Sangre. Hampir semua."

ALEA IACTA EST • jaywon • end •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang