TW: Cannibalism; gore
"Dan kalian tidak menceritakan ini pada kami karena–?"
Jaeyun dan Sunoo menatap satu sama lain, di depan mereka adalah Heeseung dan Jungwon, sementara Riki dan Sunghoon memperhatikan dari jendela. Mereka mengalihkan wajah, menunduk.
"Ayolah," bujuk yang paling tua. "Aku tidak marah–" mereka mengangkat kepala. "Aku hanya kecewa." Mata Jaeyun membulat, sementara air mata Sunoo sudah di ambang. "Terutama kau, Jaeyun, aku mengharapkan lebih darimu."
"Sunoo tak mengenal siapa dia," Sunghoon membelanya. "Jaeyun pasti menceritakan itu padanya."
"Setelah apa yang dia lihat?" dia akhirnya membuka suara. "Dia punya hak untuk tahu."
"Aku rasa kita semua punya hak untuk tahu," Jungwon bicara. "Kita semua. Dengan perginya Jongseong, aku tak yakin kalian masih bisa merahasiakan ini dari kami." Dia menatap ketiga kakaknya. "Untukku, Sunoo, dan Riki. sedikit saja."
~~~
Musim panas tiga belas tahun yang lalu.
Bangsa Sangre, bangsa peminum darah yang sudah berada di Epsilon Zephyrus selama bertahun-tahun. Bangsa yang awalnya tersebar luas, namun disingkirkan, terutama ketika bangsa Pogon – bangsa pemakan tumbuhan yang tinggal di hutan, menyebarkan bahwa mereka juga meminum darah bangsa lain.
Setelah masuknya bangsa Stratosfer – bangsa raksasa pemakan segala yang tinggal di langit, baik Sangre dan Pogon mulai bersatu untuk bersaing demi makanan.
Keluarga Nishimura, yang saat itu adalah keluarga ilmuwan, berusaha mengembangkan sebuah teknologi dimana bangsa Sangre tak perlu lagi meminum darah untuk bertahan hidup. Tujuan mereka adalah mengubah mereka menjadi bangsa yang dapat berbaur, memakan makanan yang mudah ditemukan, bukan hewan yang sedikit jumlahnya.
Namun sebuah eksperimen tidak selalu membuahkan hasil memuaskan.
Belphegor Fame, yang secara sukarela menawarkan diri untuk menjadi subjek percobaan, berubah ketika kabel-kabel tertancap di tubuhnya, nadinya disuntikkan sebuah cairan yang akan membantunya bertahan.
Pupil matanya berubah mengecil, hidungnya menjorok seperti seekor singa, sementara giginya melancip menjadi taring. Belphegor berubah menjadi seorang monster.
Belphegor yang awalnya adalah seorang yang lemah lembut, senang bermain bersama anak-anak, terutama tujuh anak dari keluarga para bangsawan bangsa mereka, kini berubah buas.
Korban pertamanya adalah ibu Riki, yang datang terlalu dekat untuk memeriksanya. Tubuhnya dimakan habis, menyisakan sedikit tetesan darah di lantai yang dia jilat dengan rakus. Suaminya, yang tak memiliki waktu untuk terkejut, berlari dan menguncinya di ruang percobaan.
Namun itu adalah gerakan yang salah.
Rasa lapar berhari-hari membuat Belphegor semakin rakus dan rakus.
Dia memakan semua yang ada – kabel yang memancarkan listrik, kapuk di dalam kasur, kaca monitor, gagang pintu, pakaiannya, bahkan lengannya sendiri. Ketika dia berhasil keluar, kastil berubah kacau.
Heeseung, Jongseong, Jaeyun, dan Sunghoon masing-masing menggiring Sunoo, Jungwon, dan Riki keluar. Tak ada yang bisa menjamin mereka takkan bertemu dengan Belphegor di tengah jalan, namun berada di dalam ruangan tertutup tidak lagi aman.
Heeseung – delapan tahun – dari keluarga petarung, mengerahkan semua yang dia punya. Pedang, pisau lontar, memberikan berbagai senjata pada yang lain. Jongseong dan Jaeyun menggendong Jungwon dan Riki, Sunghoon menggandeng Sunoo. Sementara dia berada di depan, pedang di tangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALEA IACTA EST • jaywon • end •
Fiksi PenggemarAlea iacta est: the die has been cast - titik dimana kita tak bisa kembali. Epsilon Zephyrus adalah sebuah planet dimana setiap bangsa hidup makmur. Hingga pada suatu waktu, terjadi pembunuhan yang korbannya mati kehabisan darah. Bangsa Sangre sebag...