Dua tempat Berbeda

328 73 14
                                    

👼 GHOST IN LOVE part 4 👼

Al coba menenangkan putrinya meskipun masih terdengar suara isakan. Lelaki itu coba bersikap lebih hati-hati karena dia tau sekarang alam mereka berbeda. Fara sedari tadi hanya menutup wajah dengan kedua tangannya sebab penasaran juga syok. Al kembali mendekati Fara.

"Kamu sayang Papa, kan, Nak? Jangan khawatir kalaupun tidak bisa memeluk atau menyentuh Papa lagi. Papa akan selalu ada di samping Fara," rujuknya pelan dengan menatap binar sang putri.

Fara pun akhirnya mengangguk meski dia cukup heran."Papa kenapa bisa seperti ini?"Fara coba bertanya menghilangkan rasa penasarannya.

"Papa cerita nanti. Sekarang Fara lebih baik tidur, jangan buat Mama panik. Papa temani kamu tidur."

Reyna menuruti perintah ayahnya tersebut dengan berbaring dan menarik selimut hingga ke ujung dadanya. Pipi gembul yang sempat basah itu disekanya berulang-ulang membuat Aldebaran mengulum senyum indahnya. Berat pasti, jika Fara mengetahui kenyataan dirinya sudah berbeda. Apalagi, Andin belum memberitahu tentang bagaimana dirinya meninggal. Berharap Fara tidak syok dan bisa mengendalikan diri meski di usianya belum sepenuhnya paham masalah orang dewasa. Fara coba memejamkan mata lalu sejurus kemudian dirinya terlelap dalam tidurnya. Al pun beranjak dari samping putrinya itu lalu berjalan perlahan ke arah jendela. Ia melihat istrinya ada di bawah dekat kolam renang tengah berdiam diri tanpa siapa pun dan memandang ke air kolam yang terlihat tenang dengan bayangan rembulan yang memantulkan cahayanya.

'Kau juga pasti merasa berkabung dan kesepian sayang, maafkan aku harus meninggalkan mu seperti ini.'

Istrinya itu tengah memangku kedua tangan sambil memandangi kolam membuat tetesan embun seketika mengalir tanpa permisi di kedua pipinya. Menyeka dengan telapak tangan dilakukan untuk menghilangkan jejaknya. Andin mencoba tegar meski dia merasa semuanya seolah mimpi karena begitu mendadak. Yang tak habis pikir, dirinya juga sang suami sempat bersama sebelum kabar duka itu menerpa.

'Apa itu tanda jika kau juga masih ingin bersamaku, Mas?'

Batinnya coba menelusuri dan mengartikan  setiap kemungkinan yang di hadapi kemarin bersama Aldebaran.

'Kau belum pergi, masih di sini bersamaku. Apa yang dibicarakan ku ini?'

Andin menggeleng cepat karena mulai merasa konyol dengan pikirannya. Dia berbalik arah untuk masuk ke dalam rumah, tapi seketika Aldebaran berdiri tepat di hadapannya dengan menatap sendu. Entah apa yang mendorong Andin sehingga dia pun langsung menghentikan langkah meski tidak melihat sosok yang menatapnya itu. Tatapan keduanya seolah bertemu meski dalam diam, Al pun coba bicara padanya.

"Aku mencintaimu Andini, sampai kapanpun, meski dunia kita sudah berbeda sekarang," kata Al penuh binar yang akan mengalir di pipinya.

Andin masih terpaku. Perempuan itu seperti mendengar sebuah bisikan meski tidak melihat sosoknya. Dia melangkah perlahan mendekati Al sampai keduanya dekat. Al bisa merasakan deru napas istrinya, sedangkan Andin tidak sama sekali Dia hanya tersenyum seolah menjawab pertanyaan tadi.

"Kau tahu, Al. Aku seperti berada di sampingmu saat ini. Kepergianmu mendadak hingga membuatku syok. Tidak ada yang tahu takdir kita nanti. Apa yang harus aku katakan pada Fara? Putri kita begitu menyayangimu. Dia pasti akan sangat sedih mendengar kenyataan ini," lirihnya di hadapan sosok tak kasat mata itu.

Al semakin menitikkan butiran kristal yang akhirnya berontak keluar dari serpihan matanya. Pria itu tak lagi bicara, hanya diam terpaku. Andin kemudian melewatinya dan menuju ke dalam kamar karena lelah dan ingin istirahat.

'Aku pasti menyelidiki semua ini. Kepergianku tidak seperti yang dibayangkan semua orang. Ada yang merencanakannya. Aku akan mencari tahu.'

•••

Di tempat lain. Rumah besar berwarna putih dengan beberapa pelayan tengah menyiapkan hidangan untuk makan malam semua penghuni rumah. Dari mulai tukang masak hingga pelayan paling bawah segera mengantarkan menu ke ruang makan. Mereka bergegas karena sang majikan tengah marah besar. Asisten majikan bernama Rendy terus mendesak semua untuk cekatan dalam pekerjaannya. Sampai semua tersaji di atas meja yang berukuran panjang. Si tuan dan nyonya rumah tersebut duduk berhadapan dengan jarak yang cukup jauh. Pemandangan itu selalu terlihat setiap acara makan malam. Tuan Elnino San Fares dan nyonya Elsa San Fares, keduanya sepasang suami istri yang tengah dalam konflik rumah tangga. Meski sudah empat tahun usia pernikahan mereka, belum dikaruniai keturunan hingga saat ini. Keduanya menyantap hidangan dengan saling diam tanpa banyak bicara.

Rendy sang asisten hanya mengawasi keduanya dari sudut lain. Sesekali tuan dan nyonya saling melirik satu sama lain hingga Elnino San Fares mulai bicara.

"Lupakan kontrak itu, kau tidak bisa meneruskannya."

"Alasannya?"

"Lelaki itu sudah meninggal, tidak ada harapan untuk kalian saling mengenal lebih jauh."

"Keterlaluan, apa jangan-jangan kau yang sudah merencanakan semuanya?,"selidik Elsa pada suaminya. "Benarkan, Rendy?"Tanyanya pada sang asisten.

Namun lelaki bertubuh kekar itu menunduk tak berani menjawab. Elsa menyeringai penuh tatapan sinis. Elnino tau ulah istrinya tersebut,"Dia tidak akan menjawab. Jangan coba-coba mendesaknya nanti."

Elnino seolah menekan istrinya agar tidak berbuat sesuka hati terhadap asistennya.
Rendy yang mendengar itu seketika menelan ludah karena ancaman yang diberikan pada nyonya nya. Selesai makan malam keduanya pun menuju kamar. Untuk beberapa saat, Elsa terlelap. Namun, ia langsung menoleh ke arah suaminya. Memeriksa tidur lelaki itu yang sudah terlelap. Pukul dua dini hari. Perempuan tersebut perlahan keluar dari kamar lalu melangkah cepat menuju tempat rahasia di lantai atas. Dini hari waktu yang tepat untuknya menuju kamar rahasia, para pelayan pun sudah tidur nyenyak, bahkan hanya beberapa penjaga saja yang terjaga. Dia membuka kamar rahasia dengan cepat lalu menutupnya kembali. Rupanya lelaki yang merupakan asisten Elnino sudah menunggunya. Elsa berlari ke arahnya lalu memeluknya erat.

"Aku sudah muak dengan lelaki itu. Untung kau selalu ada untukku, Rendy." Elsa mendongak sembari menatap netra lelaki itu. Rendy tersenyum lalu mengecup kening istri atasannya tersebut.

"Tidak akan ada yang tau rahasia kita, sayang. Bahkan kecurigaanmu padanya adalah sandiwara yang sempurna," ucap Rendy lagi.

"Aku mencintaimu, Rendy."

"Aku juga mencintaimu."

Hening

Keduanya mulai terbuai oleh suasana malam yang dingin menusuk ke seluruh tubuh. Tanpa menunggu, Rendy mengangkat tubuh perempuan itu dan membawanya ke atas ranjang. Elsa menatap penuh hasrat juga kerinduan yang mendalam. Manik keduanya seolah ingin melepaskan hasrat dan kerinduan itu saat ini juga. Tak lama, lelaki itu seolah berada di atas Elsa dan keduanya langsung menautkan alat bicaranya masing-masing dengan menggebu-gebu.

Cukup lama, hingga saling melepaskan tautan karena tak bisa bernapas dengan beraturan. Hanya deru napas yang semakin melenguh juga tatapan untuk melanjutkan.

"Aku milikmu, Ren."

"Kau memang hanya milikku, Elsa."

Kini, Rendy mendekatkan bibirnya dan mencumbui perempuan itu dengan perlahan. Dari leher hingga ke bagian lainnya sehingga meninggalkan banyak jejak di sana. Elsa terus memejamkan mata menikmati setiap sentuhan yang diberikan.

"Aught .... "desahnya tak henti.




Bersambung ....
👼👼👼

Apa hubungannya Elsa dan Rendy juga Elnino San Fares dengan Aladin ya haluwers? Hem, pastinya ada yang disembunyikan. Tunggu aja kelanjutannya, maaf ya kalo telat up nya, tapi di coba untuk terus mengupdate cerhalnya meski belum bisa tayang setiap hari 🥰🙏

GHOST IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang