Pria yang kini bersurai ungu itu menengadahkan kepalanya ke langit. Menatap gumpalan awan abu dalam diam. Bahkan langit bak mengerti suasana hatinya. Setetes air mata mengalir dari ujung matanya, turun membasahi pipinya yang mulus.
Hembusan semilir angin yang menyapa wajahnya pelan membawanya untuk menyudahi acara tatap - tatapannya dengan langit. Mengalihkan pandangannya ke arah para namja, saudara - saudarannya, yang berdiri di sekitarnya. Rupanya kondisi mereka juga tak jauh darinya. Ada yang menangis sampai membasahi jas hitam yang dikenakan, sibuk mengelap air mata dan ingus yang keluar, tetapi ada juga yang masih mencoba menahan."Selamat tinggal" ujar namja tertua di antara mereka.
"Hyung, jangan menangis" kalau yang ini, diucapkan oleh namja yang paling muda.
Wajahnya kini berpaling pada objek yang ada di hadapan mereka. Selamat tinggal. Pantulan warna oranye dapat terlihat di mata sang pemuda. Berkobar menyala.
"Inilah akhirnya..." lirih namja yang paling pendek.
"Aku tak menyangkanya" bisik namja yang sama pendeknya dengan namja sebelumnya tapi lebih tua.
"Aku bingung harus tersenyum atau tidak..." senyum lebar yang biasanya terpatri di wajah kini tak terlihat sama sekali.
/Tes/
Setitik air jatuh di pipinya. Namun kali ini, bukan miliknya. Dengan ibu jarinya ia kemudian mengusap tetesan air tersebu. Setelahnua, ia mendongak untuk mencari sumber ait tersebut.
Langit, ikut menangis rupanya.
Pria bernama Kim Namjoon itu hanya berdecak pelan. Seharusnya mereka segera pergi, mencari tempat berlindung. Sayangnya, enggan rasanya untuk bergerak. Ingin menyaksikan dan menunggu sampai habis.
"Aku yakin, ini yang terkahir" ujar sang leader.
Tiga detik berlalu, tak ada suara apapun lagi. Hanya tetesan air dan hembusan angin yang semakin kuat.
"Hyungdeul, Jungkook ah, ayo kita masuk lagi.... Ini sudah mulai hujan"
Suara ketujuh. Betul, ada tujuh suara karena nyatanya ada tujuh namja yang kini sedang berada di atas atap gedung agensi yang menaungi grup BTS. Itu bukan suara hantu, dapat dipastikan — tenang saja.
"Ssstttt.. Taehyung ah, aku lagi meresapi" ujar sahabatnya, Jimin.
"Yaelah, bakar obat doang" ujar Taehyung, berdecak.
"Ayo masuk, dinginnn" ujar Taehyung lagi penuh penekanan, mengeratkan jas hitam yang tersampir di tubuh rampingnya.
Namjoon menutup matanya, menarik satu napas dalam, sebelum membuka kelopaknya lagi, "Ayo" ujar Namjoon
Jadi yang saat ini sedang terjadi adalah ketujuh member bts sedang berkumpul di atas atap gedung agensi empat minggu setelah operasi Taehyung.
Pertanyaannya, untuk apa?
Sederhana, mereka sedang memusnahkan, lebih tepatnya membakar, seluruh obat Taehyung yang sudah tidak berguna lagi.
Bisa disimpulkan bagaimana hasil akhir dari operasi Taehyung, bukan?
Operasi penggatian katup yang dijalankan Taehyung empat minggu lalu dinyatakan sukses, meskipun dengan sedikit rintangan tambahan.
Flashback
Setelah menunggu selama lima jam penuh di depan ruang operasi — lima jam penuh doa, isak tangis, rasa cemas — akhirnya lampu merah berubah hijau.
Tak lama kemudian, dokter keluar membawa kabar bahagia yang mereka tunggu - tunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Say Goodbye || BTS
Fanfiction"Taehyung ah kenapa kau merahasiakannya?" "Kenapa baru sekarang?" "Kumohon, aku hanya ingin mengucapkan selamat tinggal" "Tidak!" "Kau tidak akan pergi kemana mana!" "Relakan aku, kumohon..."