Chapter 4

926 81 1
                                    

"Woah, ada apa ini?" tanya Suga tak mengerti. Jin bukanlah member yang suka membentak yang lain kecuali dalam candaan. Namun itu terlihat jauh dari sekedar candaan.

Sementara itu, Namjoon menutup pintu kamar Taehyung dan menguncinya sehingga di ruangan itu hanya ada empat member tersebut.

"Hyung, ada apa? Kenapa membentak?" tanya Namjoon

"Taehyung ah, kau kenapa?" tanya Suga yang melihat adikknya itu sama sekali tidak mengangkat wajahnya. Suga cukup kenal Taehyung untuk mengetahui gelagat pria itu bahwa ia sedang gugup.

Taehyung semakin merasa malu dan takut, kini tidak hanya satu tapi tiga member akan mengetahui rahasianya hanya karena kecerobohannya. Tidak ada jalan keluar, alasan, atau kebohongan yang bisa ia gunakan untuk menutupi kebenarannya.

"Maafkan aku..." kata Taehyung pelan, air matanya mulai menetes satu demi satu. Bahunya bergetar dan ia masih setia menatapi pahanya.

Suga mengernyitkan alisnya, "Kenapa menangis? Ada apa sebenarnya ini, Jin hyung?" tanya Suga, mendekati Taehyung untuk mengelus pundak namja itu.

"Tanya Taehyung!" kata Jin, pria itu masih mencoba mengontrol emosinya.

"Taehyung ah?" tanya Namjoon

"Aku.... Aku...." Taehyung tidak tahu harus mulai dari mana, ia takut jika para member tahu maka mereka akan membencinya. Ia tahu mereka pasti akan merasa dibohongi tapi Taehyung belum siap.

"Jin hyung saja yang menjelaskan, jangan paksa Taehyung hyung" kata Namjoon

"Kau yakin, Tae? Mereka akan mendengarnya dari hyung? Bukan dari mulutmu sendiri?" tanya Jin

Namun, Taehyung hanya menangis lebih keras sembari menggelengkan kepalanya. Pria itu menggigit bibirnya dengan keras untuk menyembunyikan isakannya.

"Jin hyung, tidak apa.. Dari hyung saja, memangnya ada apa ini? Kenapa Taehyung menangis? Kenapa kau marah? Apakah Taehyung berbuat salah?" tanya Namjoon

Melihat adiknya yang menangis kencang di pelukan Suga, Jin jadi tidak tega melihatnya. Ia marah tapi itu karena ia menyayangi adiknya.

"Baiklah, baca ini" kata Jin, menyerahkan kertas di tangannya ke sang leader.

Namjoon awalnya heran ketika ia melihat kertas itu tapi ia menuruti perkataan hyungnya.

"Saudara pasien, Kim Taehyung, dinyatakan mengidap.... penyakit Stenosis Aorta...." baca Namjoon

Bahkan ketika ia yang membacanya, ia merasa bahwa ia masih harus mencerna kalimat itu, kata per kata. Semua ini tidak masuk akal di kepalanya.

Air mata Jin mengalir turun mendengar kalimat yang keluar dari mulut Namjoon. Tedengar pahit dan menyakitkan.

"I...ini hasil lab dari setahun yang lalu..." kata Namjoon. Di kertas itu masih ada lagi isinya tapi Namjoon tidak perduli. Hanya kalimat barusan yang terekam di kepalanya.

"Stenosis Aorta? Apa maksudnya?" tanya Suga

Namjoom tahu apa itu, salahkan ia yang pernah membantu sepupunya dalam menghapal ujian kedokterannya.

"Singkatnya.. katup aorta di jantung Taehyung bermasalah....dan ini bisa berakhir kematian...." kata Namjoon, ia bahka tidak mempercayai apa yang mulutnya baru katakan.

"Hah? Kau yakin, Namjoon ah? Itu benar milikmu, Tae?" tanya Suga bolak - balik.

"Inilah yang ingin aku tanyakan pada Taehyung.... Taehyung ah, jawab hyung dengan jujur!" titah Jin, berjalan mendekat.

Suga merasakan tubuh adiknya itu bergetar hebat di pelukannya. Secara refleks, Taehyung meyembunyikan kepalanya di ceruk leher produse BTS itu.

"Ma... Maafkan aku... Hikss.. Kumohon jangan benci aku... hikss... hikss.." mohon Taehyung, ia memejamkan matanya kuat, tak berani menatap para hyungnya.

Don't Say Goodbye || BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang