Percakapan antara Taehyung dengan dokter tersebut berakhir dengan sang dokter yang setuju untuk tidak memberitahukan perihal penyakitnya kepada orang lain. Pada akhirnya, hal itu tetap menjadi keputusan seorang pasien dan ia tidak bisa menentangnya.
Meskipun dokter tersebut tetap percaya ia harus memberitahukan perihal ini kepada orang terdekatnya — entah itu orang tuanya, temannya, atau dalam kasus ini, para membernya. Karena terkadang, kekuatan support tidak bida diremehkan.
Masuk ke rumah sakit membuat Taehyung mengingat kembali pada masa itu, saat ia pertama kali mengetahui nama penyakitnya.
Stenosis Aorta, itulah tulisan yang ia baca dari hasil lab miliknya satu tahun yang lalu.
Dalam periode waktu itu sampai sekarang, kondisinya baik baik saja tapi karena belakangan ini jadwal mereka semakin padat yang mengakibatkan waktu istirahat mereka benar benar jauh dari cukup, tentu saja ini membuat kondisinya memburuk. Apalagi menurut manager, jadwal mereka hanya akan semakin padat kedepannya.
Ia bahkan seringkali lupa untuk meminum obatnya padahal itu bisa saja berakibat fatal. Namun ia tidak bisa berbuat apa apa mengenai hal tersebut. Tidak ada yang bisa mengingatkannya ketika ia ketiduran atau kelupaan saat waktu minum obat.
Mengeluh adalah sesuatu yang ia tidak sukai, para member juga kelelahan lalu mengapa ia harus beristirahat? Menurutnya, sakit bukan alasan untuk mengeluh. Toh, sakitnya bukan yang hanya sekali lalu sembuh jadi percuma saja beristirahat. Lebih baik keluarkan segalanya selagi masih bisa. Itulah yang ia pikirkan selama ini.
Ia ingat saat kakeknya meninggal akibat penyakit ini. Jujur saja, masih jelas terekam di ingatannya betapa sedih kedua orangtuanya, ia tidak ingin keluarganya, yang mencakupi para member juga, menjalani hal yang sama.
Kim Taehyung juga ingin hidup bahagia selamanya sebagai member BTS, or at least as long as he could.
Namun, ia tidak tahu apa yang akan terjadi pada dirinya.
Dokter tadi menyarankannya untuk segera mulai melakukan pengobatan yang lebih intensif tapi ia tahu bahwa ia tidak bisa. Tidak selama hal ini masih menjadi 'rahasia' yang ingin ia pendam sendiri.
Untuk alasannya sendiri, Taehyung tidak tahu. Setiap kali ia mencoba membenarkan tindakannya dengan menyimpan penyakitnya sebagai rahasia, banyak alasan kerap muncul di kepalanya tapi tidak ada yang benar - benar terasa pas.
Semua pikiran dan kekhawatiran itu membuatnya menjadi lebih stres dan jantungnya terasa lebih sakit.
Tidak ingin semakin memburuk, iapun mencoba untuk tidur dan tak butuh waktu lama baginya untuk tenggelam di dunia mimpi.
.
.
.
"Ingat Taehyung ah, kau harus banyak beristirahat!" nasihat Namjoon
"Ne hyung" sahut Taehyung sambil mendudukkan dirinya di atas sofa dorm mereka.
"Hyung, kita mau makan malam apa?" tanya Jungkook
"Tidak tahu, tapi apapun itu lebih baik memesan karena hyung tidak sempat masak" kata Jin
"Hmm... Bagaimana dengan bulgogi?" tanya Hoseok
"Aku ingin ayam" kata Jimin
"Sushi saja, sashimi juga boleh" kata Namjoon
"Aku ingin tteokbokki.." cicit Jungkook
"Ini sudah malam Jungkook ah, tidak baik makan seperti itu malam malam" kata Jin
"Tapi.." protes Jungkook yang terpotong desisan Suga
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Say Goodbye || BTS
Fanfic"Taehyung ah kenapa kau merahasiakannya?" "Kenapa baru sekarang?" "Kumohon, aku hanya ingin mengucapkan selamat tinggal" "Tidak!" "Kau tidak akan pergi kemana mana!" "Relakan aku, kumohon..."