Suara decitan antara sepatu dengan lantai memenuhi ruangan yang dipenuhi dengan kaca tersebut. Ketujuh lelaki yang tidak terlihat akan berhenti dalam waktu dekat itu terus menggerakan tubuhnya sesuai dengan iringan musik yang mengalun.
Kelelahan tidak luput dari wajah mereka, begitu pula tubuh yang dipenuhi keringat tapi semangat mereka tetap terpancar mendominasi segala perasaan yang bukan semangat. Menghiraukan rontaan tubuh yang meminta untuk diistirahatkan. Lagipula, mereka sudah terbiasa melakukan ini selama bertahun - tahun.
Meski sebenarnya, satu dari mereka berharap bahwa latihan kali ini cepat selesai. Bukan apa apa, hanya saja ia tidak yakin dirinya bisa bertahan lebih lama lagi.
Percayalah, itu bukan karena rasa malas ataupun manja.
Wajahnya terlihat lebih pucat dari yang lain, tapi berhasil ia sembunyikan dengan masker, napasnya yang tersengal sengal tertutupi oleh suara musik. Yang lain juga sepertinya terlalu lelah untuk menyadari akting yang ia lakukan.
Sungguh skenario yang bagus memang tetapi satu yang tidak bisa ia tutupi,
Gerakan tubuhnya yang mulai terlihat lebih lambat dan acak acakan dibandingkan yang lain. Irama yang masuk ke telinganya mulai terdengar seperti bunyi bunyi tanpa arti. Telinganya berdengung sesekali membuatnya kehilangan fokus.
Semakin sulit baginya untuk mencerna apapun di sekitarnya, berusaha menyinkronkan apa yang diperintahkan otaknya dengan apa yang tubuhnya lakukan, tak lagi merasakan apa - apa selain dunia yang mulai berputar di sekitarnya.
Ia sangat tidak ingin jika sampai harus jatuh pingsan di depan para member, tidak ingin mereka sampai menyadari ada yang salah denganya. Rahasia yang ia tutup dengan baik akan terbongkar.
Namun sepertinya, takdir berkata lain.
Hoseok atau yang kerap dipanggil J-hope itu menghentikan alunan musik dan menaruh seluruh perhatiannya pada namja tersebut.
"Taehyung ah, ada apa denganmu hari ini? Apa kau sakit? Hyung perhatikan gerakanmu tidak seperti biasanya" kata Hoseok yang tentunya mengundang perhatian para member yang lain.
Oh ayolah, Hoseok hanya khawatir pada dongsaeng nya yang satu itu. Taehyung tidak pernah berharap sang dance leader tidak peka lebih dari saat ini. Di saat ia sedang dalam ambang menghancurkan topengnya sendiri.
"Kau sakit, Tae?" tanya Jin, mengernyitkan alisnya.
"Ti... tidak hyung... Maafkan aku" jawab Taehyung padahal sebenarnya ia sedang bertahan sekuat tenaga untuk tidak tumbang.
"Kau yakin?" tanya Hoseok, memastikan. Siapa yang akan percaya dengan jawaban pria itu jika suaranya saja terdengar parau.
"Iya hyung, maaf.. Aku hanya sedang tidak fokus.." kata Taehyung
"Aku berjanji aku baik - baik saja" jata Taehyung lagi — sebuah kebohongan tentunya.
"Baiklah kalau begitu, kita ulangi sekali lagi setelah itu kita akhiri saja untuk hari ini....Bagaimana Joon ah?" tanya Hoseok kepada sang leader.
"Aku setuju, kita lakukan seperti itu" kata Namjoon, "Lagipula sudah tiga jam kita berlatih tanpa henti"
Semuanya pun mulai pindah ke posisi mereka sementara Hoseok kembali menyetel lagu.
Hanya satu putaran lagi, ia harus bisa bertahan.
Namun ketika Taehyung baru saja melangkah satu kali, kepalanya tiba - tiba terasa jauh lebih pusing dari sebelumnya, seperti mau dihantam berkali - kali sampai mau pecah. Dunia terasa berputar dengan cepat baginya, semuanya berbayang - bayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Say Goodbye || BTS
Fiksi Penggemar"Taehyung ah kenapa kau merahasiakannya?" "Kenapa baru sekarang?" "Kumohon, aku hanya ingin mengucapkan selamat tinggal" "Tidak!" "Kau tidak akan pergi kemana mana!" "Relakan aku, kumohon..."