"Hening... Hyungdeul sepertinya sudah tidur semua" ujar salah satu pria yang baru saja memasuki apartemen tersebut. Satu tas belanjaan bertengger di tangan kirinya, "Tumben"
"Sepertinya kelelahan karena latihan tadi, masukkan makanannya di kulkas dulu saja Jungkook ah" kata pria yang satunya lagi
"Ne Jimin hyung" kata Jungkook, "Padahal aku ingin memakan ini dengan hyundeul yang lain"
"Besok saja saat sarapan atau makan malam" kata Jimin
Jungkook mengangguk pasrah, lagipula tidak ada lagi yang bisa ia lakukan. Tidak mungkin ia membangunkan semua hyungnya hanya untuk hal seperti ini.
Waktu menunjukkan pukul sebelas malam dan kedua insan itu baru saja pulang dari 'jalan - jalan' mereka. Seperti dugaan Suga, keduanya berakhir pergi ke lebih dari sekedar kafe kucing saja. Setidaknya mereka bawa oleh - oleh.
"Kalau sudah, langsung tidur Jungkook ah... Jangan main game, besok kau akan kelelahan saat melakukan jadwal kita" nasihat Jimin
"Kau sendiri juga sama hyung" kata Jungkook
"Iya iya, hyung juga akan langsung tidur setelah beres - beres" kata Jimin
Jungkook berjalan menuju dapur, meninggalkan hyungnya sendiri di ruang tamu. Melihat itu, Jiminpun beranjak dari tempatnya, menuju kamar Taehyung dan dirinya.
Sesampainya di pintu, matanya langsung tertuju pada bukan hanya satu tapi dua sosok yang terbaring di atas kasur Taehyung, di bawah balutan selimut yang di tarik sedada.
'Jin hyung?' mengangkat alisnya heran.
Jarang melihat Jin ikut tidur di kamar ini. Jin tidak pernah menolak jika diminta untuk tidur bersama tapi lelaki itu jarang menginisiasinya. Terlalu risih dan berharga diri tinggi katanya. Padahal dulu waktu trainee biasa saja.
Biasanya Taehyung yang akan menghampiri member tertua itu ke kamarnya, bukan sebaliknya. Apalagi ini, Jin terlihat memeluk Taehyung dengan erat. Namun Jimin tidak terlalu memikirkan kejanggalan itu. Mungkin Jin sedang bersuasana hati baik.
Melihat kedua member itu tertidur dengan pulas, Jimin dengan otomatis memelankan pergerakannya. Meletakkan barang - barangnya di meja dan berjalan menuju lemari sesenyap mungkin.
Setelah menutup lemari bajunya, Jimin kembali menoleh ke kasur Taehyung. Ia merasa tenang ketika mendapati keduanya masih tertidur pulas. Jimin kemudian kembali berjalan menuju meja, berniat untuk mengecas ponselnya.
'Hmm, Suga hyung belum mengembalikkan chargerku' batin Jimin.
Dengan satu set baju tidur bersih di tangannya, Jimin pun berjalan keluar dari kamar tidur menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
.
.
Taehyung terbangun tepat pukul 2 pagi, jantungnya tiba - tiba berulah di dini hari ini yang menyebabkan ia tertarik secara paksa dari mimpinya. Ia terbangun sendirian di atas kasurnya.
Taehyung meregangkan tangannya. Hangat, Jin barusan masih di sini. Taehyung sedikit heran, menebak apakah Jin kembali ke kamarnya. Meskipun ia meragukan itu, pasalnya member tertua bts itu tadi memaksa untuk tidur bersamanya saat pulang dari rumah sakit.
"Jin hyung ke kamar mandi barusan saja"
Mendengar resoon tiba - tiba hampir membuat Taehyung jantungan karena terkejut, konitasi bukan denotasi. Untuk sejenak, Taehyunh hampir lupa bahwa ia punya teman sekamar. Mungkin karena tadi saat tidur, Jimin belum ada di ruangan.
"Maaf, apa aku mengejutkanmu?" tanya Jimin melihat rekasi Taehyung. Sahabatnya itu langsung bangkit menjadi duduk dan menatap ke arahnya dengan mata yang terbuka lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Say Goodbye || BTS
Fanfic"Taehyung ah kenapa kau merahasiakannya?" "Kenapa baru sekarang?" "Kumohon, aku hanya ingin mengucapkan selamat tinggal" "Tidak!" "Kau tidak akan pergi kemana mana!" "Relakan aku, kumohon..."